Harga minyak naik pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), di tengah harapan Amerika Serikat akan meningkatkan pembayaran bantuan pandemi, sebuah langkah yang dapat memacu permintaan bahan bakar dan merangsang pertumbuhan ekonomi.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari, ditutup 38 sen atau 0,8 persen lebih tinggi pada 48,00 dolar AS per barel, sementara minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari naik 23 sen atau 0,5 persen, menjadi menetap di 51,09 dolar AS per barel.

"Kami melihat kekuatan di pasar minyak di belakang kemajuan dengan paket stimulus AS," kata Gary Cunningham, direktur riset pasar di Tradition Energy.

Dewan Perwakilan Rakyat AS yang dipimpin Demokrat memilih memenuhi permintaan Presiden Donald Trump untuk meningkatkan pembayaran bantuan langsung COVID-19 kepada warga Amerika yang menderita pandemi menjadi 2.000 dolar AS dari 600 dolar.

DPR dapat mengesahkan pembayaran langsung tunai 2.000 dolar AS dalam prosedur jalur cepat yang membutuhkan dukungan dua pertiga. Tetapi masih harus dilihat apakah Senat yang dikendalikan Republik akan setuju dengannya.

Masih belum jelas apakah Senat Republik AS juga akan mendukung langkah tersebut. Pemimpin Mayoritas Mitch McConnell pada Selasa (29/12) menolak seruan dari Demokrat agar Senat menyetujui peningkatan bantuan stimulus dengan persetujuan bulat, meskipun dia mengatakan Senat akan membahas masalah tersebut minggu ini.

Kekhawatiran atas penguncian virus corona membatasi keuntungan pasar minyak dalam jangka pendek.

Varian baru virus di Inggris telah menyebabkan penerapan kembali pembatasan pergerakan, memukul permintaan jangka pendek dan membebani harga, sementara rawat inap dan infeksi melonjak di beberapa bagian Eropa dan Afrika.

Harga minyak bisa menguat karena program vaksinasi di seluruh dunia meningkat tahun depan, kata Tony Headrick, analis pasar energi di CHS Hedging LLC.

“Optimisme seputar vaksinasi memiliki kemampuan untuk meredam kekhawatiran seputar virus corona yang kita lihat,” tambahnya.

Pedagang menantikan laporan persediaan minyak AS terbaru, diperkirakan menunjukkan stok minyak mentah turun 2,6 juta barel pekan lalu, sementara stok produk olahan naik. Laporan American Petroleum Institute (API) akan dirilis pada pukul 16.30 waktu setempat (2130 GMT).

Pertemuan 4 Januari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, juga membayangi pasar.

OPEC+ mengurangi rekor pemotongan produksi minyak yang dibuat tahun ini untuk mendukung pasar. Grup tersebut akan meningkatkan produksi sebesar 500.000 barel per hari (bph) pada Januari, dan Rusia mendukung peningkatan lain dengan jumlah yang sama pada Februari.

Baca juga: Harga minyak turun, kekhawatiran permintaan berlanjut melebihi stimulus AS

Baca juga: Minyak berbalik menguat dipicu penurunan persediaan AS

Baca juga: Harga minyak turun, varian baru virus corona angkat kekhawatiran permintaan

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020