Harga minyak naik lebih dari dua persen pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), berbalik menguat dari penurunan dua hari beruntun, didorong oleh penurunan persediaan minyak mentah, bensin dan sulingan di AS yang mengangkat harapan investor untuk mendapatkan kembali permintaan bahan bakar.

Minyak mentah berjangka Brent untuk penyerahan Februari bertambah 1,12 dolar AS atau 2,2 persen menjadi menetap di 51,20 dolar AS per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari naik 1,1 dolar AS atau 2,3 persen, menjadi ditutup pada 48,12 dolar AS per barel.

Persediaan minyak mentah AS turun 562.000 barel dalam sepekan hingga 18 Desember menjadi 499,5 juta barel, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Rabu (23/12/2020).



Stok bensin juga turun secara mengejutkan 1,1 juta barel dalam seminggu menjadi 237,8 juta barel, kata EIA, sementara persediaan minyak sulingan turun 2,3 juta barel dalam pekan ini menjadi 148,9 juta barel, lebih besar dari yang diperkirakan.

"Kami melihat pemulihan moderat dalam permintaan distilasi dan permintaan bensin yang mengindikasikan musim liburan," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston. "Angka-angka permintaan yang dikombinasikan dengan penarikan persediaan bensin dan distilat telah membantu mendukung pasar hari ini."

Perusahaan-perusahaan energi AS minggu ini menambahkan rig minyak dan gas untuk minggu kelima berturut-turut. Jumlah rig minyak dan gas, indikator awal produksi di masa depan, naik dua rig menjadi 348 rig dalam seminggu hingga 23 Desember, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengatakan Rabu (23/12/2020).

Dolar AS yang jatuh juga mendukung harga. Greenback yang lemah membuat komoditas dalam denominasi dolar seperti minyak mentah lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Investor juga mengawasi Nigeria, di mana gangguan pasokan membantu menaikkan harga. Exxon Mobil Corp mengeluarkan force majeure di terminal ekspor minyak mentah Qua Iboe pekan lalu setelah kebakaran melanda fasilitas dan melukai dua pekerja.



Sebuah sumber mengatakan kepada Reuters, produksi diperkirakan akan dilanjutkan pada awal Januari. Aliran tersebut diharapkan memuat sekitar 180.000 barel per hari (bph) pada Desember dan 150.000 bph pada Januari.

Namun, pasar minyak tetap gelisah tentang pemulihan permintaan minyak di waktu mendatang ketika varian baru virus corona yang sangat menular telah melanda Inggris, mendorong banyak negara untuk menutup perbatasan mereka dengan negara itu.

Jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim pertama kali untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun minggu lalu, meskipun tetap meningkat karena lebih banyak bisnis menghadapi pembatasan dan konsumen menahan diri di tengah meningkatnya kasus COVID-19.

Baca juga: Harga minyak turun, varian baru virus corona angkat kekhawatiran permintaan

Baca juga: Minyak anjlok akibat virus baru, picu kekhawatiran permintaan

Baca juga: Harga minyak berakhir menguat, menandai kenaikan mingguan ketujuh beruntun

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020