Garut, 11/4 (ANTARA) - Harga tomat di Kabupaten Garut, Jawa Barat, sejak tiga pekan terakhir ini masih melambung tinggi, antara Rp8.000,00 per kilogram dan Rp11.250,00/kg, bahkan harga ecerannya Rp1.000,00/buah.

"Masih tingginya harga komoditas itu disebabkan, antara lain belum tuntasnya musim hujan hingga menjelang pertengahan April ini," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Garut, H.R. Ruchiat,M.Si. ketika dihubungi ANTARA, Minggu.

Namun, lanjut dia, bisa menguntungkan para petani produsen meski banyak di antara mereka yang hanya berstatus sebagai buruh. Hal ini dikarenakan petani murni yang menanam tomat pada musim hujan ini jumlahnya relatif sedikit.

Kenaikan harga sayur-mayur juga terjadi pada kol, yakni dari Rp3.500,00/kg menjadi Rp5.000,00/kg, bahkan di toserba harganya menjadi Rp8.500,00/kg.

Begitu pula, kacang kedelai dijual Rp12.500,00/kg, bawang merah Rp12.500,00/kg, dan kelapa parut menjadi Rp7.000,00/kg dari Rp6.000,00/kg.

Sementara itu, mata dagangan minyak akar wangi, minyak daun cengkih, dan minyak daun nilam masih mengalami stagnasi masing-masing bertengger pada harga Rp850 ribu/kg, Rp52 ribu/kg, dan Rp300 ribu/kg.

Selama ini, ketiga jenis mata dagangan itu merupakan komoditas ekspor kendati masih dilakukan melalui pedagang pengumpul dengan standar kualitas yang langsung ditentukan oleh pengekspor.

Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda Garut, H. Budiman, M.Si. berharap tersedianya perangkat ukur penentu kualitas berdasarkan "grade" importir.

"Hal itu untuk menghindari kemungkinan terkecohnya pihak produsen," katanya. ****
(U.KR-HT/C/D007/D007) 11-04-2010 10:35:21

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010