Harga emas melonjak lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), rebound dari penurunan sehari sebelumnya.
Kenaikan tersebut didukung oleh ekspektasi lebih banyak bantuan virus corona di Amerika Serikat ketika meningkatnya kasus COVID-19 memperbarui kekhawatiran atas korban ekonomi akibat pandemi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, naik tajam 23,2 dolar AS atau 1,27 persen menjadi ditutup pada 1.855,30 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (14/12/2020), emas berjangka jatuh 11,5 dolar AS atau 0,62 persen menjadi 1.832,10 dolar AS.
Emas berjangka menguat 6,20 dolar AS atau 0,34 persen menjadi 1.843,60 dolar AS pada Jumat (11/12/2020), setelah turun tipis 1,1 dolar AS atau 0,06 persen menjadi 1.837,40 dolar AS pada Kamis (10/12/2020), dan anjlok 36,4 dolar AS atau 1,94 persen menjadi 1.838,50 dolar AS pada Rabu (9/12/2020).
"Ada kemungkinan stimulus lolos dan itulah yang ditunggu-tunggu oleh pasar emas," kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.
"Kebanyakan orang telah menerima kenyataan bahwa vaksin akan menghentikan gelombang berikutnya, tetapi tidak ada hubungannya dengan gelombang saat ini."
Meningkatnya jumlah korban tewas COVID-19 di AS memberi tekanan pada anggota parlemen untuk memberikan bantuan, meningkatkan optimisme seputar usulan rancangan undang-undang 1,4 triliun dolar AS.
Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap kemungkinan inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah meningkat lebih dari 22 persen sepanjang tahun ini di tengah stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilepaskan secara global.
Meningkatnya infeksi COVID-19 juga menyebabkan pembatasan yang lebih ketat diberlakukan di Belanda, Jerman, dan London.
Investor pindah ke logam mulia untuk melindungi diri mereka dari inflasi ketika negosiasi dilanjutkan atas RUU stimulus COVID-19 antara Partai Demokrat dan Republik di legislatif. Pemerintah AS juga kehabisan uang pada Jumat (18/12/2020), kecuali jika perpanjangan atau anggaran tambahan disahkan, membuat investor sedikit gugup dan meningkatkan prospek emas dalam jangka pendek
Dolar yang lemah semakin meningkatkan daya tarik emas dalam denominasi greenback.
Investor juga fokus pada hasil pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve yang dimulai pada Selasa (15/12/2020), dengan bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 59,7 sen atau 2,48 persen menjadi ditutup pada 24,644 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 23,7 dolar AS atau 2,33 persen menjadi menetap pada 1.039,3 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas jatuh 11,5 dolar, saat vaksinasi AS merangsang prospek ekonomi
Baca juga: Harga emas menguat terangkat 6,20 dolar ditopang harapan stimulus AS
Baca juga: Harga emas melemah 1,1 dolar saat vaksin COVID-19 siap diditribusikan di AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Kenaikan tersebut didukung oleh ekspektasi lebih banyak bantuan virus corona di Amerika Serikat ketika meningkatnya kasus COVID-19 memperbarui kekhawatiran atas korban ekonomi akibat pandemi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, naik tajam 23,2 dolar AS atau 1,27 persen menjadi ditutup pada 1.855,30 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (14/12/2020), emas berjangka jatuh 11,5 dolar AS atau 0,62 persen menjadi 1.832,10 dolar AS.
Emas berjangka menguat 6,20 dolar AS atau 0,34 persen menjadi 1.843,60 dolar AS pada Jumat (11/12/2020), setelah turun tipis 1,1 dolar AS atau 0,06 persen menjadi 1.837,40 dolar AS pada Kamis (10/12/2020), dan anjlok 36,4 dolar AS atau 1,94 persen menjadi 1.838,50 dolar AS pada Rabu (9/12/2020).
"Ada kemungkinan stimulus lolos dan itulah yang ditunggu-tunggu oleh pasar emas," kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.
"Kebanyakan orang telah menerima kenyataan bahwa vaksin akan menghentikan gelombang berikutnya, tetapi tidak ada hubungannya dengan gelombang saat ini."
Meningkatnya jumlah korban tewas COVID-19 di AS memberi tekanan pada anggota parlemen untuk memberikan bantuan, meningkatkan optimisme seputar usulan rancangan undang-undang 1,4 triliun dolar AS.
Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap kemungkinan inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah meningkat lebih dari 22 persen sepanjang tahun ini di tengah stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilepaskan secara global.
Meningkatnya infeksi COVID-19 juga menyebabkan pembatasan yang lebih ketat diberlakukan di Belanda, Jerman, dan London.
Investor pindah ke logam mulia untuk melindungi diri mereka dari inflasi ketika negosiasi dilanjutkan atas RUU stimulus COVID-19 antara Partai Demokrat dan Republik di legislatif. Pemerintah AS juga kehabisan uang pada Jumat (18/12/2020), kecuali jika perpanjangan atau anggaran tambahan disahkan, membuat investor sedikit gugup dan meningkatkan prospek emas dalam jangka pendek
Dolar yang lemah semakin meningkatkan daya tarik emas dalam denominasi greenback.
Investor juga fokus pada hasil pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve yang dimulai pada Selasa (15/12/2020), dengan bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 59,7 sen atau 2,48 persen menjadi ditutup pada 24,644 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 23,7 dolar AS atau 2,33 persen menjadi menetap pada 1.039,3 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas jatuh 11,5 dolar, saat vaksinasi AS merangsang prospek ekonomi
Baca juga: Harga emas menguat terangkat 6,20 dolar ditopang harapan stimulus AS
Baca juga: Harga emas melemah 1,1 dolar saat vaksin COVID-19 siap diditribusikan di AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020