Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan PAUD di wilayah Jabar dituntut untuk berakselerasi di tengah pandemi COVID-19 seperti memanfaatkan akses internet dan media sosial saat hendak hadir di tengah masyarakat.
"Tahun 2020, tahun sulit karena adanya pandemi COVID-19, kegiatan tupoksi PAUD tak bisa dilakukan seperti dengan tatap muka. Makanya penting terus berakselerasi, seperti menggunakan internet dan media sosial," kata Atalia Praratya Kamil saat rapat koordinasi ketiga Pokja Bunda PAUD Provinsi Jawa Barat, secara daring, Selasa.
Dalam rakor tersebut juga hadir Widyaprada ahli Madya Direktorat PAUD Ditjen PAUD Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Maryana.
Atalia menuturkann kesadaran masyarakat untuk memberikan pendidikan terhadap anak sejak usia dini semakin besar dan kondisi ini tidak terlepas dari peran dan dukungan Bunda PAUD selaku figur bagi masyarakat.
Atalia mengatakan, sebagai simbol sekaligus mitra utama dalam gerakan PAUD, keberadaan Bunda PAUD dapat memotivasi masyarakat agar lebih maksimal dalam menjaga dan mengawasi tumbuh kembang anak seperti dengan memberikan sumbangan pemikiran, sosialisasi, dan penggerakan PAUD.
Oleh karena itu, Atalia memastikan Pokja Bunda PAUD harus mampu meningkatkan harkat, mutu, dan akses layanan pendidikan anak usia dini secara holistik dan terintegratif.
Atalia menjelaskan, Pokja Bunda PAUD mengemban empat tugas utama, yakni membantu menyusun program kerja Bunda PAUD dalam mewujudkan pelayanan berkualitas, melakukan kerjasama secara berkala dan berkesinambungan dengan berbagai organisasi dan lembaga.
"Lalu memonitoring dan mengevaluasi pencapaian pelaksanaan program, serta melakukan analisis, pengendalian, dan pelaporan program Bunda PAUD," katanya.
Atalia menjelaskan, rapat koordinasi yang dilakukan Pokja Bunda PAUD Jawa Barat ini untuk meningkatkan kapasitas seluruh peserta dan hal ini juga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan pengembangan PAUD secara holistik dan terintegrasi.
"Kami ingin merumuskan dan menyamakan persepsi terkait pelayanan PAUD di Jawa Barat," katanya.
Dia menyebutkan saat ini sudah terbit Peraturan Gubernur Jabar atau Pergub tentang PAUD holistik integratif.
"Dengan adanya payung hukum ini, semua tenang. Contohnya meski saat ini dilanda pandemi sehingga terbatas ruang gerak untuk berinteraksi, dia meminta anggotanya tersebut untuk terus berupaya," kata dia.
Atalia berharap Bunda PAUD bisa hadir di seluruh wilayah Jawa Barat.
"Harapan saya semuanya bisa, bisa hadir di semua kecamatan. Mohon dukungan dari semuanya," katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Pokja Bunda PAUD Jawa Barat Wahyu Mijaya mengatakan, pihaknya akan segera menyusun program kerja untuk 2021.
Meski kewenangannya berada di kabupaten/kota, namun pihaknya akan mengutamakan fungsi koordinasi serta monitoring evaluasi untuk mendukung baiknya tumbuh kembang anak Jawa Barat.
"Ini tanggung jawab bersama, baik kabupaten/kota maupun provinsi. Semuanya harus terus bekerjasama," kata dia.
Sementara itu, peran keluarga sangat penting untuk menentukan kualitas anak di masa depan. Pemberian pendidikan yang baik harus dilakukan sejak usia dini dan tidak hanya mengandalkan pembelajaran di sekolah.
Maryana menjelaskan, peran keluarga dalam memberikan pendidikan anak usia dini dapat dilakukan setidaknya dalam lima aspek yakni pendidikan, kesehatan dan gizi, pengasuhan, deteksi dini tumbuh kembang anak, dan perlindungan.
Pada aspek pendidikan, menurut dia keluarga khususnya orangtua bisa memberikan kesempatan kepada anak dalam mengembangkan semua lingkup perkembangan anak seperti nilai agama dan moral, sosial-emosional, serta motorik kasar dan motorik halus.
"Juga kognitif dan bahas. Melalui pemberian stimulasi yang tepat di rumah sesuai tahapan usianya," kata dia.
Sedangkan terkait kesehatan dan gizi, menurutnya orangtua dapat memeriksakan kesehatan anak sedini mungkin seperti pemeriksaan kesehatan badan, rambut, telinga, hidung kuku, dan gigi. "Juga bisa dengan memberikan vitamin dan vaksinasi," katanya.
Adapun dari sisi pengasuhan, menurut Maryana orangtua harus memberikan pengasuhan dan komunikasi positif serta menerapkan disiplin positif yang tepat kepada anak.
"Ini dapat memberikan pengaruh yang baik bagi kesehatan jiwa dan perkembangan emosional anak," ujarnya.
Baca juga: Kemendikbud imbau orang tua tetap masukkan anaknya ke PAUD meski pandemi
Baca juga: Pemkab Ciamis terapkan pembelajaran PAUD di rumah
Baca juga: 98,4 persen PAUD selenggarakan pembelajaran di rumah selama pandemi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Tahun 2020, tahun sulit karena adanya pandemi COVID-19, kegiatan tupoksi PAUD tak bisa dilakukan seperti dengan tatap muka. Makanya penting terus berakselerasi, seperti menggunakan internet dan media sosial," kata Atalia Praratya Kamil saat rapat koordinasi ketiga Pokja Bunda PAUD Provinsi Jawa Barat, secara daring, Selasa.
Dalam rakor tersebut juga hadir Widyaprada ahli Madya Direktorat PAUD Ditjen PAUD Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Maryana.
Atalia menuturkann kesadaran masyarakat untuk memberikan pendidikan terhadap anak sejak usia dini semakin besar dan kondisi ini tidak terlepas dari peran dan dukungan Bunda PAUD selaku figur bagi masyarakat.
Atalia mengatakan, sebagai simbol sekaligus mitra utama dalam gerakan PAUD, keberadaan Bunda PAUD dapat memotivasi masyarakat agar lebih maksimal dalam menjaga dan mengawasi tumbuh kembang anak seperti dengan memberikan sumbangan pemikiran, sosialisasi, dan penggerakan PAUD.
Oleh karena itu, Atalia memastikan Pokja Bunda PAUD harus mampu meningkatkan harkat, mutu, dan akses layanan pendidikan anak usia dini secara holistik dan terintegratif.
Atalia menjelaskan, Pokja Bunda PAUD mengemban empat tugas utama, yakni membantu menyusun program kerja Bunda PAUD dalam mewujudkan pelayanan berkualitas, melakukan kerjasama secara berkala dan berkesinambungan dengan berbagai organisasi dan lembaga.
"Lalu memonitoring dan mengevaluasi pencapaian pelaksanaan program, serta melakukan analisis, pengendalian, dan pelaporan program Bunda PAUD," katanya.
Atalia menjelaskan, rapat koordinasi yang dilakukan Pokja Bunda PAUD Jawa Barat ini untuk meningkatkan kapasitas seluruh peserta dan hal ini juga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan pengembangan PAUD secara holistik dan terintegrasi.
"Kami ingin merumuskan dan menyamakan persepsi terkait pelayanan PAUD di Jawa Barat," katanya.
Dia menyebutkan saat ini sudah terbit Peraturan Gubernur Jabar atau Pergub tentang PAUD holistik integratif.
"Dengan adanya payung hukum ini, semua tenang. Contohnya meski saat ini dilanda pandemi sehingga terbatas ruang gerak untuk berinteraksi, dia meminta anggotanya tersebut untuk terus berupaya," kata dia.
Atalia berharap Bunda PAUD bisa hadir di seluruh wilayah Jawa Barat.
"Harapan saya semuanya bisa, bisa hadir di semua kecamatan. Mohon dukungan dari semuanya," katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Pokja Bunda PAUD Jawa Barat Wahyu Mijaya mengatakan, pihaknya akan segera menyusun program kerja untuk 2021.
Meski kewenangannya berada di kabupaten/kota, namun pihaknya akan mengutamakan fungsi koordinasi serta monitoring evaluasi untuk mendukung baiknya tumbuh kembang anak Jawa Barat.
"Ini tanggung jawab bersama, baik kabupaten/kota maupun provinsi. Semuanya harus terus bekerjasama," kata dia.
Sementara itu, peran keluarga sangat penting untuk menentukan kualitas anak di masa depan. Pemberian pendidikan yang baik harus dilakukan sejak usia dini dan tidak hanya mengandalkan pembelajaran di sekolah.
Maryana menjelaskan, peran keluarga dalam memberikan pendidikan anak usia dini dapat dilakukan setidaknya dalam lima aspek yakni pendidikan, kesehatan dan gizi, pengasuhan, deteksi dini tumbuh kembang anak, dan perlindungan.
Pada aspek pendidikan, menurut dia keluarga khususnya orangtua bisa memberikan kesempatan kepada anak dalam mengembangkan semua lingkup perkembangan anak seperti nilai agama dan moral, sosial-emosional, serta motorik kasar dan motorik halus.
"Juga kognitif dan bahas. Melalui pemberian stimulasi yang tepat di rumah sesuai tahapan usianya," kata dia.
Sedangkan terkait kesehatan dan gizi, menurutnya orangtua dapat memeriksakan kesehatan anak sedini mungkin seperti pemeriksaan kesehatan badan, rambut, telinga, hidung kuku, dan gigi. "Juga bisa dengan memberikan vitamin dan vaksinasi," katanya.
Adapun dari sisi pengasuhan, menurut Maryana orangtua harus memberikan pengasuhan dan komunikasi positif serta menerapkan disiplin positif yang tepat kepada anak.
"Ini dapat memberikan pengaruh yang baik bagi kesehatan jiwa dan perkembangan emosional anak," ujarnya.
Baca juga: Kemendikbud imbau orang tua tetap masukkan anaknya ke PAUD meski pandemi
Baca juga: Pemkab Ciamis terapkan pembelajaran PAUD di rumah
Baca juga: 98,4 persen PAUD selenggarakan pembelajaran di rumah selama pandemi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020