Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berharap dapat memutuskan perihal izin penggunaan darurat vaksin COVID-19 buatan Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca dalam beberapa pekan mendatang, menurut kepala ilmuwan pada Jumat (11/12).
Soumya Swaminathan mengatakan badan kesehatan global itu akan memutuskan nasib calon vaksin Pfizer dalam "beberapa pekan" ke depan. Selanjutnya, mereka juga akan meninjau calon vaksin produksi Moderna dan AstraZeneca.
Restu WHO akan memungkinkan pendistribusian sebuah vaksin di sejumlah negara, yang badan pengawas obat nasionalnya belum dapat melakukan evaluasi.
Menurut Swaminathan, sedikitnya 10 perusahaan telah menyatakan minat atau mengajukan permintaan izin penggunaan darurat untuk calon vaksin.
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan hampir satu miliar dosis vaksin telah diamankan untuk program COVAX, guna dibagikan kepada-negara negara miskin dan menengah. Ada 189 negara yang berpartisipasi dalam program tersebut.
Namun, sejumlah pejabat WHO mencatat bahwa masih dibutuhkan waktu untuk memproduksi dosis vaksin yang mencukupi permintaan.
Menurut Swaminathan, pasokan vaksin COVID-19 sepertinya akan terbatas untuk paruh pertama 2021.
Sumber: Reuters
Baca juga: WHO minta masyarakat dunia tak terbuai meski terjadi kemajuan vaksin
Baca juga: WHO tinjau vaksin Pfizer-BioNTech untuk kemungkinan daftar penggunaan darurat
Baca juga: WHO: Tidak ada waktu berpuas diri hadapi COVID meski ada kabar vaksin
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Soumya Swaminathan mengatakan badan kesehatan global itu akan memutuskan nasib calon vaksin Pfizer dalam "beberapa pekan" ke depan. Selanjutnya, mereka juga akan meninjau calon vaksin produksi Moderna dan AstraZeneca.
Restu WHO akan memungkinkan pendistribusian sebuah vaksin di sejumlah negara, yang badan pengawas obat nasionalnya belum dapat melakukan evaluasi.
Menurut Swaminathan, sedikitnya 10 perusahaan telah menyatakan minat atau mengajukan permintaan izin penggunaan darurat untuk calon vaksin.
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan hampir satu miliar dosis vaksin telah diamankan untuk program COVAX, guna dibagikan kepada-negara negara miskin dan menengah. Ada 189 negara yang berpartisipasi dalam program tersebut.
Namun, sejumlah pejabat WHO mencatat bahwa masih dibutuhkan waktu untuk memproduksi dosis vaksin yang mencukupi permintaan.
Menurut Swaminathan, pasokan vaksin COVID-19 sepertinya akan terbatas untuk paruh pertama 2021.
Sumber: Reuters
Baca juga: WHO minta masyarakat dunia tak terbuai meski terjadi kemajuan vaksin
Baca juga: WHO tinjau vaksin Pfizer-BioNTech untuk kemungkinan daftar penggunaan darurat
Baca juga: WHO: Tidak ada waktu berpuas diri hadapi COVID meski ada kabar vaksin
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020