Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil mendorong anggota TNI menjadi relawan petugas penyuntik guna mempercepat proses vaksinasi COVID-19 pada waktunya nanti.
Untuk itu penting bagi anggota TNI yang ditugaskan di sektor kesehatan mempelajari tata cara penyuntikan vaksin.
“Saya mohon Seskoad mengkaji potensi penyuntikan vaksin, di mana nantinya prosesnya akan membutuhkan dan melibatkan banyak SDM. Ini untuk menekan waktu agar lebih cepat dalam pemberian vaksin kepada masyarakat,” kata Kang Emil saat menjadi narasumber seminar Studi Wilayah Pertahanan Perwira Siswa Pendidikan Reguler LIX Seskoad TA 2020, Selasa, di Jalan Gatot Subroto, Seskoad, Kota Bandung.
Untuk itu, Kang Emil menaruh harapan Seskoad berkenan menjadi relawan untuk menyuntikkan vaksin kepada masyarakat Indonesia, khususnya Jabar.
“Apabila hal itu terjadi, akan menjadi sebuah sikap yang luar biasa untuk kemaslahatan masyarakat dalam menyambut kehidupan yang lebih baik pascapandemi COVID-19,” ujarnya.
Saat menjadi narasumber, Kang Emil menceritakan tentang kepemimpinannya dalam menangani COVID-19. Dimulai dari menghadapi dinamika di lapangan, hingga beberapa keputusan yang diambilnya mengalami tanggapan pro dan kontra masyarakat.
“Saya ceritakan bahwa dinamika penanganan COVID-19 di lapangan itu sangat beragam, dan tantangannya pun tidak mudah, banyak keputusan yang didapat dengan eksperimen dan masih sering terjadi trial and error,” ujarnya.
Selain itu, dirinya pun menyebutkan empat tipe kepemimpinan dalam penanganan COVID-19, yang pertama adalah kepemimpinan sensitif yang selalu menghadirkan solusi-solusi untuk keluar dari tekanan.
“Kedua, kepemimpinan responsif, di mana pemimpin langsung cepat tanggap untuk datang ke setiap lokasi kejadian penularan COVID-19 dan bisa memberikan rasa tenang masyarakat,” katanya.
Menurutnya, jadi pemimpin jangan sampai menerapkan pola kepemimpinan defensif dan represif yang pada kenyataannya tidak akan memberikan ketenangan, serta solusi untuk kebutuhan masyarakat.
“Jadi pemimpin itu, harus memberikan sense of hope untuk masyarakat,” tutur Kang Emil.
Kang Emil yakin anggota TNI dan perwira ini sangat diharapkan sebagai inspirasi sebagai benteng kedisiplinan penanganan COVID-19. Karena mereka (TNI dan Perwira) selalu menjadi garda terdepan dalam mematuhi protokol kesehatan.
“TNI dan perwira ini merupakan sosok dan contoh untuk masyarakat, agar tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak),” kata Kang Emil.
Gubernur pun mengajak para siswa perwira yang hadir pada acara seminar ini untuk menjadi contoh dengan tetap disiplin dalam menaati protokol kesehatan.
“Mari kita bersama-sama di garda terdepan untuk berperang melawan COVID-19, karena siswa perwira yang hadir pada acara seminar ini harus menjadi contoh untuk tetap disiplin sambil menunggu vaksin,” katanya.
Baca juga: DPRD minta pemerintah matangkan rencana vaksinasi COVID-19 di Jabar
Baca juga: Kabupaten Bekasi siap vaksinasi COVID-19 pada Desember
Baca juga: Puskesmas di Kota Bogor disiapkan untuk simulasi vaksinasi COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Untuk itu penting bagi anggota TNI yang ditugaskan di sektor kesehatan mempelajari tata cara penyuntikan vaksin.
“Saya mohon Seskoad mengkaji potensi penyuntikan vaksin, di mana nantinya prosesnya akan membutuhkan dan melibatkan banyak SDM. Ini untuk menekan waktu agar lebih cepat dalam pemberian vaksin kepada masyarakat,” kata Kang Emil saat menjadi narasumber seminar Studi Wilayah Pertahanan Perwira Siswa Pendidikan Reguler LIX Seskoad TA 2020, Selasa, di Jalan Gatot Subroto, Seskoad, Kota Bandung.
Untuk itu, Kang Emil menaruh harapan Seskoad berkenan menjadi relawan untuk menyuntikkan vaksin kepada masyarakat Indonesia, khususnya Jabar.
“Apabila hal itu terjadi, akan menjadi sebuah sikap yang luar biasa untuk kemaslahatan masyarakat dalam menyambut kehidupan yang lebih baik pascapandemi COVID-19,” ujarnya.
Saat menjadi narasumber, Kang Emil menceritakan tentang kepemimpinannya dalam menangani COVID-19. Dimulai dari menghadapi dinamika di lapangan, hingga beberapa keputusan yang diambilnya mengalami tanggapan pro dan kontra masyarakat.
“Saya ceritakan bahwa dinamika penanganan COVID-19 di lapangan itu sangat beragam, dan tantangannya pun tidak mudah, banyak keputusan yang didapat dengan eksperimen dan masih sering terjadi trial and error,” ujarnya.
Selain itu, dirinya pun menyebutkan empat tipe kepemimpinan dalam penanganan COVID-19, yang pertama adalah kepemimpinan sensitif yang selalu menghadirkan solusi-solusi untuk keluar dari tekanan.
“Kedua, kepemimpinan responsif, di mana pemimpin langsung cepat tanggap untuk datang ke setiap lokasi kejadian penularan COVID-19 dan bisa memberikan rasa tenang masyarakat,” katanya.
Menurutnya, jadi pemimpin jangan sampai menerapkan pola kepemimpinan defensif dan represif yang pada kenyataannya tidak akan memberikan ketenangan, serta solusi untuk kebutuhan masyarakat.
“Jadi pemimpin itu, harus memberikan sense of hope untuk masyarakat,” tutur Kang Emil.
Kang Emil yakin anggota TNI dan perwira ini sangat diharapkan sebagai inspirasi sebagai benteng kedisiplinan penanganan COVID-19. Karena mereka (TNI dan Perwira) selalu menjadi garda terdepan dalam mematuhi protokol kesehatan.
“TNI dan perwira ini merupakan sosok dan contoh untuk masyarakat, agar tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak),” kata Kang Emil.
Gubernur pun mengajak para siswa perwira yang hadir pada acara seminar ini untuk menjadi contoh dengan tetap disiplin dalam menaati protokol kesehatan.
“Mari kita bersama-sama di garda terdepan untuk berperang melawan COVID-19, karena siswa perwira yang hadir pada acara seminar ini harus menjadi contoh untuk tetap disiplin sambil menunggu vaksin,” katanya.
Baca juga: DPRD minta pemerintah matangkan rencana vaksinasi COVID-19 di Jabar
Baca juga: Kabupaten Bekasi siap vaksinasi COVID-19 pada Desember
Baca juga: Puskesmas di Kota Bogor disiapkan untuk simulasi vaksinasi COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020