Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan bergerak menguat pasca ditandatanganinya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP).
Pada pukul 10.01 WIB, rupiah bergerak melemah 52 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp14.118 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.170 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin, mengatakan sentimen positif kelihatannya membayangi pergerakan aset berisiko di Asia termasuk nilai tukar.
"Setimen positif datang dari ditandatanganinya perjanjian dagang multilateral antara 15 negara Asia Pasifik termasuk Indonesia yang disebut RCEP atau Regional Comprehensive Economic Partnership. Salah satu benefitnya adalah penurunan hingga peniadaan tarif perdagangan antar negara," ujar Ariston.
Selain itu, lanjut Ariston, sentimen positif juga datang dari pengakuan kemenangan Biden secara tersirat oleh Donald Trump yang paling tidak memberikan harapan politik AS akan lebih stabil pasca pemilu dan AS segera fokus kembali ke soal ekonomi.
Menurut Ariston, rupiah juga berpotensi menguat dengan sentimen tersebut.
"Hari ini juga ada data neraca perdagangan Indonesia yang akan dirilis yang mungkin akan memberikan sentimen positif ke rupiah karena kemungkinan hasil yang surplus," kata Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp14.050 per dolar AS hingga Rp14.200 per dolar AS.
Pada Jumat (13/11) lalu, rupiah ditutup stagnan di posisi Rp14.170 per dolar AS, sama dengan posisi penutupan pada Kamis (12/11) lalu.
Baca juga: Kurs rupiah Senin pagi menguat 45 poin
Baca juga: Kurs rupiah ditutup stagnan masih dibayangi kenaikan kasus COVID-19
Baca juga: Kurs rupiah melemah seiring kenaikan kasus COVID di AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Pada pukul 10.01 WIB, rupiah bergerak melemah 52 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp14.118 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.170 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin, mengatakan sentimen positif kelihatannya membayangi pergerakan aset berisiko di Asia termasuk nilai tukar.
"Setimen positif datang dari ditandatanganinya perjanjian dagang multilateral antara 15 negara Asia Pasifik termasuk Indonesia yang disebut RCEP atau Regional Comprehensive Economic Partnership. Salah satu benefitnya adalah penurunan hingga peniadaan tarif perdagangan antar negara," ujar Ariston.
Selain itu, lanjut Ariston, sentimen positif juga datang dari pengakuan kemenangan Biden secara tersirat oleh Donald Trump yang paling tidak memberikan harapan politik AS akan lebih stabil pasca pemilu dan AS segera fokus kembali ke soal ekonomi.
Menurut Ariston, rupiah juga berpotensi menguat dengan sentimen tersebut.
"Hari ini juga ada data neraca perdagangan Indonesia yang akan dirilis yang mungkin akan memberikan sentimen positif ke rupiah karena kemungkinan hasil yang surplus," kata Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp14.050 per dolar AS hingga Rp14.200 per dolar AS.
Pada Jumat (13/11) lalu, rupiah ditutup stagnan di posisi Rp14.170 per dolar AS, sama dengan posisi penutupan pada Kamis (12/11) lalu.
Baca juga: Kurs rupiah Senin pagi menguat 45 poin
Baca juga: Kurs rupiah ditutup stagnan masih dibayangi kenaikan kasus COVID-19
Baca juga: Kurs rupiah melemah seiring kenaikan kasus COVID di AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020