Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (DKUM) Kota Depok, Jawa Barat, mencatat sebanyak 3.815 produk UMKM dengan total 683 paket berhasil terjual pada acara Depok Virtual Expo 2020 yang digelar selama sepuluh hari dari 27 Oktober-6 November 2020.
"Alhamdulillah, meskipun dilakukan secara virtual, antusias UMKM maupun warga pada kegiatan tersebut sangat besar. Hal ini terlihat dari jumlah produk yang terjual," kata Kepala Dinas DKUM Kota Depok, Mohammad Fitriawan di Depok, Kamis.
Fitriawan mengatakan terdapat berbagai produk UMKM yang dipasarkan dalam kegiatan tersebut. Mulai dari kuliner, fashion, hingga kerajinan (craft).
"Dari berbagai jenis produk ini, yang paling diminati adalah produk kuliner sebesar 75 persen," ujarnya.
Fitriawan menuturkan, banyak pelajaran yang dapat diambil oleh pelaku UMKM lewat acara ini. Terlebih, untuk produk yang bisa dipesan di muka (pre order) karena memerlukan penanganan extra.
Lanjutnya, produk pre order sebagian besar adalah makanan cepat saji, sehingga perlu diperhatikan kecepatan dan ketepatan dalam pembuatannya. Jika tidak dikerjakan dengan baik, maka kualitas produk akan menurun ataupun berkurang saat diterima oleh konsumen.
"Selain itu, Depok Virtual Expo juga memberikan pembelajaran yang sangat berharga kepada aplikasi Swadep sebagai marketplace-nya UMKM Kota Depok, agar lebih mudah digunakan oleh konsumen maupun para pelaku UMKM dari berbagai kalangan," ujarnya.
Baca juga: 87.574 UMKM di Karawang terdaftar terima bantuan presiden
Baca juga: Grab resmikan Tech Center di Indonesia sebagai Pusat Inovasi Asia Tenggara untuk UMKM
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Alhamdulillah, meskipun dilakukan secara virtual, antusias UMKM maupun warga pada kegiatan tersebut sangat besar. Hal ini terlihat dari jumlah produk yang terjual," kata Kepala Dinas DKUM Kota Depok, Mohammad Fitriawan di Depok, Kamis.
Fitriawan mengatakan terdapat berbagai produk UMKM yang dipasarkan dalam kegiatan tersebut. Mulai dari kuliner, fashion, hingga kerajinan (craft).
"Dari berbagai jenis produk ini, yang paling diminati adalah produk kuliner sebesar 75 persen," ujarnya.
Fitriawan menuturkan, banyak pelajaran yang dapat diambil oleh pelaku UMKM lewat acara ini. Terlebih, untuk produk yang bisa dipesan di muka (pre order) karena memerlukan penanganan extra.
Lanjutnya, produk pre order sebagian besar adalah makanan cepat saji, sehingga perlu diperhatikan kecepatan dan ketepatan dalam pembuatannya. Jika tidak dikerjakan dengan baik, maka kualitas produk akan menurun ataupun berkurang saat diterima oleh konsumen.
"Selain itu, Depok Virtual Expo juga memberikan pembelajaran yang sangat berharga kepada aplikasi Swadep sebagai marketplace-nya UMKM Kota Depok, agar lebih mudah digunakan oleh konsumen maupun para pelaku UMKM dari berbagai kalangan," ujarnya.
Baca juga: 87.574 UMKM di Karawang terdaftar terima bantuan presiden
Baca juga: Grab resmikan Tech Center di Indonesia sebagai Pusat Inovasi Asia Tenggara untuk UMKM
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020