Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu ditutup negatif, setelah menguat cukup signifikan dalam sepekan terakhir.
Rupiah ditutup melemah 27 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp14.085 per dolar AS dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.058 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu, mengatakan, rupiah melemah tipis kemungkinan karena pasar melakukan konsolidasi pasca-penguatan tajam seminggu ke belakang.
"Untuk isu-isu belum ada perubahan, masih isu yang sama. Mungkin pasar sedang mencari what's next, mengenai Trump yang masih belum sepakat dengan kemenangan Biden, dan mengenai kelanjutan produksi vaksin," ujar Ariston.
Pelemahan rupiah terjadi seiring memudarnya sentimen pengumuman dari Pfizer pada Senin lalu tentang hasil awal yang positif untuk vaksin COVID-19. Sebelumnya vaksin COVID-19 dari Pfizer Inc dan BioNTech dikabarkan efektif 90 persen mencegah COVID-19.
Investor menyadari bahwa masih ada cara untuk melakukan aksi ambil untung sebelum vaksin tersebut memenuhi semua persyaratan untuk dirilis ke publik. Selain itu, ada masalah logistik dalam mendistribusikan ratusan juta dosis yang sangat sensitif terhadap suhu.
Sementara itu ketika pandemi COVID-19 meningkat di Amerika Serikat, harapan adanya paket stimulus substansial semakin meningkat. Gubernur Federal Reserve (Fed) Jerome Powell mengatakan bahwa bantuan pemerintah diperlukan untuk menggerakkan ekonomi melalui periode ini.
Sejumlah negara bagian AS, termasuk California, memberlakukan tindakan yang lebih kuat sebagai tanggapan terhadap jumlah kasus positif COVID-19 yang berkembang pesat. Amerika Serikat saat ini memiliki total 10,2 juta kasus, seperlima dari total global, dengan lebih dari 110.000 kasus baru per hari, menurut data Universitas Johns Hopkins.
Di sisi lain Presiden AS Donald Trump menolak menerima hasil pemilihan presiden, dengan klaim penipuan dan kecurangan pemilu yang tidak berdasar. Hal itu membuat ekspektasi kelancaran transisi kekuasaan menjadi keraguan dan menciptakan ketidakpastian di pasar global.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.055 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.055 per dolar AS hingga Rp14.103 per dolar AS.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.076 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya di posisi Rp14.015 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah menguat seiring harapan perkembangan vaksin COVID-19
Baca juga: Kurs rupiah Rabu pagi menguat ke Rp14.035
Baca juga: Kurs rupiah ditutup menguat seiring ekspektasi tersedianya vaksin COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Rupiah ditutup melemah 27 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp14.085 per dolar AS dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.058 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu, mengatakan, rupiah melemah tipis kemungkinan karena pasar melakukan konsolidasi pasca-penguatan tajam seminggu ke belakang.
"Untuk isu-isu belum ada perubahan, masih isu yang sama. Mungkin pasar sedang mencari what's next, mengenai Trump yang masih belum sepakat dengan kemenangan Biden, dan mengenai kelanjutan produksi vaksin," ujar Ariston.
Pelemahan rupiah terjadi seiring memudarnya sentimen pengumuman dari Pfizer pada Senin lalu tentang hasil awal yang positif untuk vaksin COVID-19. Sebelumnya vaksin COVID-19 dari Pfizer Inc dan BioNTech dikabarkan efektif 90 persen mencegah COVID-19.
Investor menyadari bahwa masih ada cara untuk melakukan aksi ambil untung sebelum vaksin tersebut memenuhi semua persyaratan untuk dirilis ke publik. Selain itu, ada masalah logistik dalam mendistribusikan ratusan juta dosis yang sangat sensitif terhadap suhu.
Sementara itu ketika pandemi COVID-19 meningkat di Amerika Serikat, harapan adanya paket stimulus substansial semakin meningkat. Gubernur Federal Reserve (Fed) Jerome Powell mengatakan bahwa bantuan pemerintah diperlukan untuk menggerakkan ekonomi melalui periode ini.
Sejumlah negara bagian AS, termasuk California, memberlakukan tindakan yang lebih kuat sebagai tanggapan terhadap jumlah kasus positif COVID-19 yang berkembang pesat. Amerika Serikat saat ini memiliki total 10,2 juta kasus, seperlima dari total global, dengan lebih dari 110.000 kasus baru per hari, menurut data Universitas Johns Hopkins.
Di sisi lain Presiden AS Donald Trump menolak menerima hasil pemilihan presiden, dengan klaim penipuan dan kecurangan pemilu yang tidak berdasar. Hal itu membuat ekspektasi kelancaran transisi kekuasaan menjadi keraguan dan menciptakan ketidakpastian di pasar global.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.055 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.055 per dolar AS hingga Rp14.103 per dolar AS.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.076 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya di posisi Rp14.015 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah menguat seiring harapan perkembangan vaksin COVID-19
Baca juga: Kurs rupiah Rabu pagi menguat ke Rp14.035
Baca juga: Kurs rupiah ditutup menguat seiring ekspektasi tersedianya vaksin COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020