Google Indonesia bersiap mendukung pemilihan kepala daerah atau Pilkada serentak yang akan diselenggarakan pada Desember 2020.
"Kami di Google berkomitmen untuk mendukung proses demokrasi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia," ujar Head of Corporate Communications Google Indonesia, Jason Tedjasukmana, dalam diskusi virtual, Senin.
Dukungan tersebut, menurut Jason, dilakukan Google dengan lebih menampilkan informasi penting di Search, mendukung jurnalis lewat pelatihan verifikasi dan cek fakta, serta dengan membantu menularkan keterampilan itu lewat partner Google kepada guru, murid dan anggota keluarga.
"Tujuan kami adalah menyediakan informasi yang aktual dan resmi di Google Search untuk membantu para pemilih mengerti, mengikuti dan berpartisipasi dalam proses demokrasi," Jason melanjutkan.
Lebih lanjut, Jason menyebutkan tiga langkah yang dilakukan Google untuk memberi pengguna akses ke informasi yang diperlukan untuk memenuhi hak dan kewajiban masyarakat sebagai warga negara.
Pertama, Google bekerja sama dengan sumber resmi, lokal, untuk menampilkan informasi tentang tata cara pengambilan suara,
"Selama pemilu informasi ini di tata dalam format yang lebih mudah dipahami, yang muncul di atas halaman Search," kata Jason.
Selanjutnya, Google menampilkan panel info di laman hasil Search, yaitu sebuah kotak dengan ringkasan informasi penting dan link ke referensi.
Panel ini akan muncul saat mencari seseorang atau informasi di Google, termasuk kandidat dan partai dalam pemilu. Hal ini dilakukan untuk membantu masyarakat lebih mendalami informasi dari hasil pencarian.
Terakhir, Google menata ulang informasi pada pencarian umum untuk halaman web yang mungkin berisi informasi yang relevan.
"Agar hasil Search bisa berguna, kami harus menata informasi itu dan sebisa mungkin menyampaikan hasil yang paling relevan dari sumber resmi," ujar Jason.
Google juga bekerja sama dengan komunitas jurnalis untuk memberikan pelatihan verifikasi dan cek fakta bagi jurnalis dan pengecek fakta.
Pada 2017, Google telah memulai pelatihan hasil kerjasama dengan Internews dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), yang bertujuan meningkatkan kualitas berita dan informasi yang disampaikan kepada warga Indonesia.
Program ini memanfaatkan solusi Google yang sudah ada dan rekam jejak Internews dalam penyelenggaraan, program dan kemitraan di Indonesia, untuk melatih keterampilan jurnalis, blogger dan pelajar dalam memerangi disinformasi dan misinformasi.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Google juga mendukung peluncuran Cek Fakta, sebuah proyek verfikasi dan cek fakta bekerjasama dengan Google News Initiative dan Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), AJI dan Internews.
"Warga Indonesia harus diberi kemampuan dan alat yang tepat untuk mengenali berita bohong. Ini penting, agar mereka tidak percaya pada berita itu dan menyebarkannya lagi," ujar Jason.
"Kami harap kemampuan ini bahkan bisa membantu mereka membongkar hoaks yang mungkin mereka terima pada aplikasi chat atau media sosial mereka," dia menambahkan.
Baca juga: Google Lens mungkinkan pengguna belajar hingga belanja dengan visual
Baca juga: Facebook bisa terjemahkan 100 bahasa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kami di Google berkomitmen untuk mendukung proses demokrasi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia," ujar Head of Corporate Communications Google Indonesia, Jason Tedjasukmana, dalam diskusi virtual, Senin.
Dukungan tersebut, menurut Jason, dilakukan Google dengan lebih menampilkan informasi penting di Search, mendukung jurnalis lewat pelatihan verifikasi dan cek fakta, serta dengan membantu menularkan keterampilan itu lewat partner Google kepada guru, murid dan anggota keluarga.
"Tujuan kami adalah menyediakan informasi yang aktual dan resmi di Google Search untuk membantu para pemilih mengerti, mengikuti dan berpartisipasi dalam proses demokrasi," Jason melanjutkan.
Lebih lanjut, Jason menyebutkan tiga langkah yang dilakukan Google untuk memberi pengguna akses ke informasi yang diperlukan untuk memenuhi hak dan kewajiban masyarakat sebagai warga negara.
Pertama, Google bekerja sama dengan sumber resmi, lokal, untuk menampilkan informasi tentang tata cara pengambilan suara,
"Selama pemilu informasi ini di tata dalam format yang lebih mudah dipahami, yang muncul di atas halaman Search," kata Jason.
Selanjutnya, Google menampilkan panel info di laman hasil Search, yaitu sebuah kotak dengan ringkasan informasi penting dan link ke referensi.
Panel ini akan muncul saat mencari seseorang atau informasi di Google, termasuk kandidat dan partai dalam pemilu. Hal ini dilakukan untuk membantu masyarakat lebih mendalami informasi dari hasil pencarian.
Terakhir, Google menata ulang informasi pada pencarian umum untuk halaman web yang mungkin berisi informasi yang relevan.
"Agar hasil Search bisa berguna, kami harus menata informasi itu dan sebisa mungkin menyampaikan hasil yang paling relevan dari sumber resmi," ujar Jason.
Google juga bekerja sama dengan komunitas jurnalis untuk memberikan pelatihan verifikasi dan cek fakta bagi jurnalis dan pengecek fakta.
Pada 2017, Google telah memulai pelatihan hasil kerjasama dengan Internews dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), yang bertujuan meningkatkan kualitas berita dan informasi yang disampaikan kepada warga Indonesia.
Program ini memanfaatkan solusi Google yang sudah ada dan rekam jejak Internews dalam penyelenggaraan, program dan kemitraan di Indonesia, untuk melatih keterampilan jurnalis, blogger dan pelajar dalam memerangi disinformasi dan misinformasi.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Google juga mendukung peluncuran Cek Fakta, sebuah proyek verfikasi dan cek fakta bekerjasama dengan Google News Initiative dan Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), AJI dan Internews.
"Warga Indonesia harus diberi kemampuan dan alat yang tepat untuk mengenali berita bohong. Ini penting, agar mereka tidak percaya pada berita itu dan menyebarkannya lagi," ujar Jason.
"Kami harap kemampuan ini bahkan bisa membantu mereka membongkar hoaks yang mungkin mereka terima pada aplikasi chat atau media sosial mereka," dia menambahkan.
Baca juga: Google Lens mungkinkan pengguna belajar hingga belanja dengan visual
Baca juga: Facebook bisa terjemahkan 100 bahasa
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020