Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) tengah melakukan penyelidikan atas kasus pembakaran kotak suara di Boston, yang disebut oleh pejabat komisi pemilu negara bagian Massachusetts sebagai "serangan yang disengaja".
"Telah menjadi prioritas utama kami untuk membantu mempertahankan integritas proses pemilihan umum di Massachusetts dengan secara agresif menegakkan hukum pemilihan umum federal," tulis FBI dalam pengumuman mengenai penyelidikan.
Pembakaran itu terjadi pada Minggu (25/10) dini hari di luar Perpustakaan Umum Boston yang terletak di tengah kota, menurut keterangan Kantor Sekretaris Negara Bagian Massachusetts, William Galvin.
Ketika dikosongkan pada pagi hari yang sama, kotak tersebut berisi 122 surat suara dan 35 di antaranya rusak, kata Kantor Sekretaris.
Galvin dan Wali Kota Boston, Marty Walsh, menyebut peristiwa pembakaran tersebut sebagai "suatu aib bagi demokrasi, suatu penghinaan terhadap para pemilih yang telah menyelesaikan tanggung jawab sipil mereka, juga suatu kejahatan."
Kepolisian setempat menyebut penyelidikan pembakaran yang disengaja telah dilakukan dan pihaknya telah merilis foto-foto seseorang yang berada dekat kotak suara pada waktu sekitar kejadian. Polisi meminta masyarakat untuk mengidentifikasi orang tersebut.
Langkah penanganan awal yang dilakukan ketika kebakaran terjadi adalah menyiram kotak suara dengan air untuk memadamkan api, kata Departemen Kepolisian Boston melalui sebuah pernyataan.
Para pemilih yang surat suaranya terdampak oleh pembakaran dapat mengulang pemberian hak suara secara langsung ataupun melalui surat suara pengganti yang akan dikirimkan lewat surat elektronik.
Massachusetts memulai pemungutan suara awal pada Sabtu (24/10), dan telah ada lebih dari dua juta warga yang memberikan hak suara mereka secara langsung atau via surat elektronik.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kampanye Pilpres Joe Biden kumpulkan dana jauh lebih banyak dari Trump
Baca juga: Donald Trump diperkirakan menangi mayoritas suara elektoral Pilpres AS
Baca juga: Biden negatif corona, minta debat ditunda jika Trump masih positif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Telah menjadi prioritas utama kami untuk membantu mempertahankan integritas proses pemilihan umum di Massachusetts dengan secara agresif menegakkan hukum pemilihan umum federal," tulis FBI dalam pengumuman mengenai penyelidikan.
Pembakaran itu terjadi pada Minggu (25/10) dini hari di luar Perpustakaan Umum Boston yang terletak di tengah kota, menurut keterangan Kantor Sekretaris Negara Bagian Massachusetts, William Galvin.
Ketika dikosongkan pada pagi hari yang sama, kotak tersebut berisi 122 surat suara dan 35 di antaranya rusak, kata Kantor Sekretaris.
Galvin dan Wali Kota Boston, Marty Walsh, menyebut peristiwa pembakaran tersebut sebagai "suatu aib bagi demokrasi, suatu penghinaan terhadap para pemilih yang telah menyelesaikan tanggung jawab sipil mereka, juga suatu kejahatan."
Kepolisian setempat menyebut penyelidikan pembakaran yang disengaja telah dilakukan dan pihaknya telah merilis foto-foto seseorang yang berada dekat kotak suara pada waktu sekitar kejadian. Polisi meminta masyarakat untuk mengidentifikasi orang tersebut.
Langkah penanganan awal yang dilakukan ketika kebakaran terjadi adalah menyiram kotak suara dengan air untuk memadamkan api, kata Departemen Kepolisian Boston melalui sebuah pernyataan.
Para pemilih yang surat suaranya terdampak oleh pembakaran dapat mengulang pemberian hak suara secara langsung ataupun melalui surat suara pengganti yang akan dikirimkan lewat surat elektronik.
Massachusetts memulai pemungutan suara awal pada Sabtu (24/10), dan telah ada lebih dari dua juta warga yang memberikan hak suara mereka secara langsung atau via surat elektronik.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kampanye Pilpres Joe Biden kumpulkan dana jauh lebih banyak dari Trump
Baca juga: Donald Trump diperkirakan menangi mayoritas suara elektoral Pilpres AS
Baca juga: Biden negatif corona, minta debat ditunda jika Trump masih positif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020