Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pada kuartal III perekonomian Indonesia mulai pulih karena pemerintah menggelontorkan belanja dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di antaranya untuk kesehatan, bantuan sosial dan dukungan UMKM.

“Sudah mulai pulih dan akan semakin kuat di kuartal IV,” kata Menkeu dalam Ekspo Profesi Keuangan secara virtual di Jakarta, Senin.

Menurut Menkeu, para kuartal III tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi masih berada pada rentang negatif, namun diperkirakan terjadi perbaikan setelah pada kuartal II mengalami kontraksi 5,32 persen.

Sebelumnya, pada konferensi pers APBN Selasa (22/9), Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2020 mengalami kontraksi kisaran 2,8 hingga 1 persen.  Sedangkan keseluruhan tahun ini, diperkirakan pertumbuhan ekonomi RI kontraksi 0,6 persen hingga 1,7 persen.

Proyeksi ini sejalan dengan lembaga keuangan internasional lainnya seperti Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan pada 2020, ekonomi Indonesia tumbuh negatif 0,3 persen. Kemudian, Bank Dunia memproyeksi kontraksi 2 hingga 1,6 persen dan Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan kontraksi 1 persen.

“Secara over all Indonesia akan berusaha, keseluruhan tahun ini kita tidak terlalu jauh dari kondisi negatif yang terjadi di hampir semua negara. Negara sekitar kita negatif lebih dalam, mungkin kecuali Vietnam,” imbuh Sri Mulyani.

Sedangkan negara tetangga lain di Asia Tenggara, lanjut dia, seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina mengalami kontraksi lebih dalam dibandingkan Indonesia.

“Maka kita tetap akan mengusahakan dengan seluruh tools kita termasuk fiskal untuk bisa meningkatkan daya tahan kita dan bahkan pulih secara cepat,” katanya.

Pemerintah menganggarkan pagu sebesar Rp695,2 triliun untuk penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) yang mendorong defisit APBN 2020 sebesar 6,34 persen.

Sebelumnya, Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional menyebutkan dari pagu anggaran PC-PEN itu, sudah disalurkan Rp318,5 triliun atau 45,8 persen hingga akhir September 2020.

Ada enam kelompok anggaran belanja yang dianggarkan yakni untuk program kesehatan yang sudah disalurkan Rp21,9 triliun atau 25 persen dari pagu anggaran Rp87,55 triliun.

Kemudian, untuk perlindungan sosial sudah Rp157,03 triliun atau 77,01 persen dari pagu Rp203,9 triliun, program sektoral Kementerian/Lembaga dan Pemda terealisasi Rp26,61 triliun atau 25,08 persen dari pagu Rp106,11 triliun.

Selanjutnya, insentif usaha Rp28,07 triliun atau 23,27 persen dari pagu Rp120,61 triliun, dukungan untuk UMKM sebesar Rp84,85 triliun atau 68,72 persen dari pagu Rp123,46 triliun dan program pembiayaan korporasi yang belum terealisasi atau nol persen dari pagu Rp53,6 triliun.

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani: Kita harus jaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020