Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan permintaan Indonesia untuk menambah 20 juta dosis vaksin COVID-19 kepada Uni Emirat Arab (UEA) telah dikabulkan, dan kini pemerintah ingin mendapat tambahan 10 juta dosis vaksin lagi.
Dalam jumpa pers penanganan COVID-19 di delapan provinsi secara virtual, Jumat petang, Luhut mengungkapkan permintaan tambahan 20 juta vaksin disampaikannya kepada Menteri Energi dan Industri UEA Suhail Mohamed Al Mazrouei beberapa hari lalu.
'Kalau yang 20 juta dosis itu sudah dapat ya, enggak ada masalah. Kita ingin tambah lagi, jadi kita ingin kalau boleh tambah 10 juta lagi," katanya.
Luhut menjelaskan komunikasi pemerintah Indonesia dan UEA sangat baik. Ia juga mengaku telah melaporkan hal tersebut kepada Presiden Jokowi.
Menurut mantan Kepala Staf Kepresidenan itu, bisa saja lobi untuk meminta tambahan vaksin dilakukan sendiri oleh Presiden Jokowi karena merupakan sahabat dekat Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan.
Namun, Luhut mengaku akan mencoba melakukan lobi terkait tambahan dosis vaksin tersebut.
"Mungkin nanti Presiden bisa saja bertelepon dengan Mohammed Bin Zayed, itu teman beliau. Tapi saya mau coba dulu kalau dengan level kami bisa tambah lagi 10 juta dosis, jadi total 30 juta, saya kira sudah cukup," katanya.
Luhut yang menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional menjelaskan, setelah vaksin didapatkan petugas kesehatan akan menjadi barisan terdepan yang akan menerimanya.
Qilayah Jawa Bali akan menjadi wilayah prioritas untuk mendapat penyaluran vaksin di tahap awal yang diperkirakan mulai Desember 2020.
"Jangan sampai ada lagi dokter kita atau perawat kita yang kena dan jadi korban COVID-19 ini. Itu prioritas kita, baru setelah itu lebih luas lagi. Lalu (daerah) yang paling pertama Jawa-Bali, kenapa Jawa-Bali? Memang sumber COVID-19 ini paling banyak di daerah ini sekarang," pungkasnya.
Luhut berharap Desember mendatang pemerintah melalui TNI dan Polri sudah bisa menyiapkan injeksi vaksin kepada para petugas kesehatan.
Ia mengatakan hingga Januari 2021 nanti ditargetkan sudah ada hampir 100 juta penduduk yang disuntikkan vaksin COVID-19.
"Kalau (masa kritis) terlampaui, sampai Januari nanti sudah hampir 100 juta yang diinjeksi saya kira mungkin akan mulai terkendali. Itu target kita, karena tahun depan kita akan dapat 270 juta lebih (dosis vaksin). Mungkin saya kira akan lebih dari itu," katanya.
Baca juga: Luhut mau minta tambahan 20 juta dosis vaksin dari pemerintah UEA
Baca juga: MUI sebut belum terima pengajuan uji kehalalan vaksin COVID-19
Baca juga: MPR kunjungi Bio Farma Bandung beri dukungan produksi Vaksin COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Dalam jumpa pers penanganan COVID-19 di delapan provinsi secara virtual, Jumat petang, Luhut mengungkapkan permintaan tambahan 20 juta vaksin disampaikannya kepada Menteri Energi dan Industri UEA Suhail Mohamed Al Mazrouei beberapa hari lalu.
'Kalau yang 20 juta dosis itu sudah dapat ya, enggak ada masalah. Kita ingin tambah lagi, jadi kita ingin kalau boleh tambah 10 juta lagi," katanya.
Luhut menjelaskan komunikasi pemerintah Indonesia dan UEA sangat baik. Ia juga mengaku telah melaporkan hal tersebut kepada Presiden Jokowi.
Menurut mantan Kepala Staf Kepresidenan itu, bisa saja lobi untuk meminta tambahan vaksin dilakukan sendiri oleh Presiden Jokowi karena merupakan sahabat dekat Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan.
Namun, Luhut mengaku akan mencoba melakukan lobi terkait tambahan dosis vaksin tersebut.
"Mungkin nanti Presiden bisa saja bertelepon dengan Mohammed Bin Zayed, itu teman beliau. Tapi saya mau coba dulu kalau dengan level kami bisa tambah lagi 10 juta dosis, jadi total 30 juta, saya kira sudah cukup," katanya.
Luhut yang menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional menjelaskan, setelah vaksin didapatkan petugas kesehatan akan menjadi barisan terdepan yang akan menerimanya.
Qilayah Jawa Bali akan menjadi wilayah prioritas untuk mendapat penyaluran vaksin di tahap awal yang diperkirakan mulai Desember 2020.
"Jangan sampai ada lagi dokter kita atau perawat kita yang kena dan jadi korban COVID-19 ini. Itu prioritas kita, baru setelah itu lebih luas lagi. Lalu (daerah) yang paling pertama Jawa-Bali, kenapa Jawa-Bali? Memang sumber COVID-19 ini paling banyak di daerah ini sekarang," pungkasnya.
Luhut berharap Desember mendatang pemerintah melalui TNI dan Polri sudah bisa menyiapkan injeksi vaksin kepada para petugas kesehatan.
Ia mengatakan hingga Januari 2021 nanti ditargetkan sudah ada hampir 100 juta penduduk yang disuntikkan vaksin COVID-19.
"Kalau (masa kritis) terlampaui, sampai Januari nanti sudah hampir 100 juta yang diinjeksi saya kira mungkin akan mulai terkendali. Itu target kita, karena tahun depan kita akan dapat 270 juta lebih (dosis vaksin). Mungkin saya kira akan lebih dari itu," katanya.
Baca juga: Luhut mau minta tambahan 20 juta dosis vaksin dari pemerintah UEA
Baca juga: MUI sebut belum terima pengajuan uji kehalalan vaksin COVID-19
Baca juga: MPR kunjungi Bio Farma Bandung beri dukungan produksi Vaksin COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020