Sumber, 8/12 (ANTARA)- Nilai ekspor sejumlah komoditas kabupaten Cirebon tahun 2009 diperkirakan turun tajam dibandingkatan tahun 2008 karena turunnya volume barang.
"Total nilai ekspor tahun 2008 tercatat 130,7 juta dolar AS lebih, sedangkan tahun 2009 hingga posisi Nopember baru mencapai 88,6 juta dolar lebih," kata Kasi Perdagangan Dinas Inddag Kabupaten Cirebon Maman Suparman kepada wartawan di Sumber, Selasa.
Dikatakannya, pada tahun 2008 eskpor rata-rata per bulan mencapai 1.306 kontainer dengan nilai rata-rata 12,5 juta dolar Amerika lebih, dan tahun 2009 hingga bulan Nopember hanya 818 kontainer dengan nilai 8,05 juta dolar Amerika lebih.
Eskpor tersebut masih didominasi rotan furniture dengan tujuan berbagai negara di Eropa, Australia, Jepang.
Selain itu, terdapat tekstil yang diekspor ke Jepang, Dominika, Philipina, Maroko, China dan Korea, sedangkan kerajian kerang ke Sepanyol, Ausralia, Kolombia, Mexico.
Menurunya, volume mapun nilai ekpor tersebut karena lesunya permintaan akan rotan funiture antara lain karena ada izin penjualan bahan baku rotan.
"Perajin tampaknya kehilangan pangsa pasar, karena pasar utama di luar negeri telah beralih ke negara lain yang bahan baku disuplai dari Indonesia," katanya.
Sebelumnya, kabupaten Cirebon terkenal dengan perajin rotan dengan sekitar 80 ribu tenaga kerja yang terlibat di dalamnya.
"Tetapi kini hanya tinggal sekitar 40 ribu tenaga kerja, itupun tampak kesulitan mempertahankan kegiatannya," katanya.
Menurut penuturan para pengrajin rotan, kini mereka yang ingin pinjam dana ke bank guna mendanai aktivitasnya tampak kesulitan, tambahnya. ***2***
Yasad Ali
(T.Y003/B/I006/I006) 08-12-2009 08:30:47
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2009
"Total nilai ekspor tahun 2008 tercatat 130,7 juta dolar AS lebih, sedangkan tahun 2009 hingga posisi Nopember baru mencapai 88,6 juta dolar lebih," kata Kasi Perdagangan Dinas Inddag Kabupaten Cirebon Maman Suparman kepada wartawan di Sumber, Selasa.
Dikatakannya, pada tahun 2008 eskpor rata-rata per bulan mencapai 1.306 kontainer dengan nilai rata-rata 12,5 juta dolar Amerika lebih, dan tahun 2009 hingga bulan Nopember hanya 818 kontainer dengan nilai 8,05 juta dolar Amerika lebih.
Eskpor tersebut masih didominasi rotan furniture dengan tujuan berbagai negara di Eropa, Australia, Jepang.
Selain itu, terdapat tekstil yang diekspor ke Jepang, Dominika, Philipina, Maroko, China dan Korea, sedangkan kerajian kerang ke Sepanyol, Ausralia, Kolombia, Mexico.
Menurunya, volume mapun nilai ekpor tersebut karena lesunya permintaan akan rotan funiture antara lain karena ada izin penjualan bahan baku rotan.
"Perajin tampaknya kehilangan pangsa pasar, karena pasar utama di luar negeri telah beralih ke negara lain yang bahan baku disuplai dari Indonesia," katanya.
Sebelumnya, kabupaten Cirebon terkenal dengan perajin rotan dengan sekitar 80 ribu tenaga kerja yang terlibat di dalamnya.
"Tetapi kini hanya tinggal sekitar 40 ribu tenaga kerja, itupun tampak kesulitan mempertahankan kegiatannya," katanya.
Menurut penuturan para pengrajin rotan, kini mereka yang ingin pinjam dana ke bank guna mendanai aktivitasnya tampak kesulitan, tambahnya. ***2***
Yasad Ali
(T.Y003/B/I006/I006) 08-12-2009 08:30:47
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2009