Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) masih menolak dibukanya ekspor kayu log dan bahan baku rotan karena sangat bertentangan dengan program hilirisasi yang telah dicanangkan pemerintah.
"Ekspor log dan bahan baku ini harus dicegah, jangan sampai dibuka," kata Ketua Umum HIMKI Supriyadi di Cirebon, Jawa Barat, Rabu.
Supriyadi mengaku prihatin masih adanya pihak yang menginginkan dibukanya ekspor kayu log dan bahan baku rotan.
Pihak-pihak yang menginginkan pembukaan kran ekspor kayu log dan bahan baku rotan, lanjut dia, mengutarakan beragam alasan agar bisa kembali melakukan ekspor log dan bahan baku rotan.
Mereka, kata dia, menganggap ekspor bahan baku lebih praktis dan menguntungkan dibanding barang jadi berupa mebel serta kerajinan.
"Kami secara tegas menolak dibukanya ekspor log maupun bahan baku rotan. Karena kalau dibuka, nanti pada akhirnya bahan baku akan diekspor habis-habisan seperti yang terjadi beberapa tahun lalu terhadap bahan baku rotan," tuturnya.
Supriyadi menambahkan HIMKI sangat optimis industri mebel dan kerajinan di Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan.
Jika potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki bisa dikelola dengan baik, lanjut dia, maka Indonesia bisa menjadi pemimpin industri mebel dan kerajinan di Kawasan ASEAN.
"Ketersediaan bahan baku hasil hutan yang melimpah, sumber daya manusia yang terampil dalam jumlah besar, mestinya Indonesia bisa menjadi industri yang tangguh," katanya.
Baca juga: HIMKI miliki ketua umum baru hasil Munas, siapa ya?
Baca juga: HIMKI bertekad jadikan furnitur rotan jadi raja dunia
Baca juga: HIMKI: penggunaan mebeler dalam negeri sejahterakan masyarakat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Ekspor log dan bahan baku ini harus dicegah, jangan sampai dibuka," kata Ketua Umum HIMKI Supriyadi di Cirebon, Jawa Barat, Rabu.
Supriyadi mengaku prihatin masih adanya pihak yang menginginkan dibukanya ekspor kayu log dan bahan baku rotan.
Pihak-pihak yang menginginkan pembukaan kran ekspor kayu log dan bahan baku rotan, lanjut dia, mengutarakan beragam alasan agar bisa kembali melakukan ekspor log dan bahan baku rotan.
Mereka, kata dia, menganggap ekspor bahan baku lebih praktis dan menguntungkan dibanding barang jadi berupa mebel serta kerajinan.
"Kami secara tegas menolak dibukanya ekspor log maupun bahan baku rotan. Karena kalau dibuka, nanti pada akhirnya bahan baku akan diekspor habis-habisan seperti yang terjadi beberapa tahun lalu terhadap bahan baku rotan," tuturnya.
Supriyadi menambahkan HIMKI sangat optimis industri mebel dan kerajinan di Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan.
Jika potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki bisa dikelola dengan baik, lanjut dia, maka Indonesia bisa menjadi pemimpin industri mebel dan kerajinan di Kawasan ASEAN.
"Ketersediaan bahan baku hasil hutan yang melimpah, sumber daya manusia yang terampil dalam jumlah besar, mestinya Indonesia bisa menjadi industri yang tangguh," katanya.
Baca juga: HIMKI miliki ketua umum baru hasil Munas, siapa ya?
Baca juga: HIMKI bertekad jadikan furnitur rotan jadi raja dunia
Baca juga: HIMKI: penggunaan mebeler dalam negeri sejahterakan masyarakat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020