Bupati Garut Rudy Gunawan meminta seluruh petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, Jawa Barat, untuk memantau setiap pergerakan orang yang datang dari zona merah wabah COVID-19 untuk mengantisipasi dan mendeteksi secara dini penyebaran virus tersebut.
"Ini (pemantauan) diikuti oleh testing-testing beberapa tempat, bagaimana pergerakan orang-orang luar dari zona merah masuk ke wilayah kita," kata Bupati Garut Rudy Gunawan kepada jajaran Dinkes dan para kepala puskesmas saat Workshop Penguatan PIS-PK Menuju Inovasi Puskesmas di Garut, Jumat.
Ia menuturkan, seluruh jajaran petugas kesehatan termasuk para dokter untuk melakukan langkah konkret menerapkan program penanganan kesehatan masyarakat termasuk masalah wabah COVID-19.
Gerakan yang harus dilakukan petugas kesehatan, kata dia, di antaranya menjaga kekompakan agar bisa bergerak cepat menangani dan mengedukasi masyarakat ketika ada informasi warga diduga terjangkit COVID-19.
"Saya ingin jiwa korsa ditingkatkan dari mulai kepala dinas, sekretaris, kepala bidang, kepala seksie sampai dengan kepala puskesmas dan ke bawahnya," katanya.
Menurut dia, program gerakan PIS-PK menjadi salah satu cara untuk mengantisipasi maupun mendeteksi secara dini terkait penyebaran wabah COVID-19 di Garut.
"PIS-PK ini adalah program unggulan dan nanti kita di tahun 2022 akan ada satu program untuk memperkuat program PIS-PK," katanya.
Sementara itu, Humas Gugus Tugas COVID-19 Garut, Yeni Yunita menambahkan, wabah COVID-19 masih terjadi di Kabupaten Garut, bahkan terjadi penambahan jumlah kasus positif COVID-19.
Ia menyebutkan, pada Kamis (6/8) terdapat penambahan dua kasus terkonfirmasi positif COVID-19 yakni seorang perempuan berusia 37 tahun dan seorang laki-laki berusia 11 tahun warga Kecamatan Cisurupan.
Ia menyebutkan, hingga saat ini tercatat kasus positif COVID-19 di Garut sudah mencapai 42 kasus, 29 orang di antaranya dinyatakan sembuh, tiga orang meninggal dunia dan sisanya masih menjalani perawatan medis.
"Yang positif saat ini ada 42 kasus, satu orang menjalani isolasi mandiri, sembilan diisolasi atau perawatan, 29 kasus sembuh, dan tiga kasus meninggal," katanya.
Baca juga: Depok masuk Zona merah, Pemkot tingkatkan sinergi antardaerah
Baca juga: Jubir satgas: 13 kabupaten/kota jadi zona merah
Baca juga: Jubir: Delapan kabupaten/kota masih zona merah dalam sebulan terakhir
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Ini (pemantauan) diikuti oleh testing-testing beberapa tempat, bagaimana pergerakan orang-orang luar dari zona merah masuk ke wilayah kita," kata Bupati Garut Rudy Gunawan kepada jajaran Dinkes dan para kepala puskesmas saat Workshop Penguatan PIS-PK Menuju Inovasi Puskesmas di Garut, Jumat.
Ia menuturkan, seluruh jajaran petugas kesehatan termasuk para dokter untuk melakukan langkah konkret menerapkan program penanganan kesehatan masyarakat termasuk masalah wabah COVID-19.
Gerakan yang harus dilakukan petugas kesehatan, kata dia, di antaranya menjaga kekompakan agar bisa bergerak cepat menangani dan mengedukasi masyarakat ketika ada informasi warga diduga terjangkit COVID-19.
"Saya ingin jiwa korsa ditingkatkan dari mulai kepala dinas, sekretaris, kepala bidang, kepala seksie sampai dengan kepala puskesmas dan ke bawahnya," katanya.
Menurut dia, program gerakan PIS-PK menjadi salah satu cara untuk mengantisipasi maupun mendeteksi secara dini terkait penyebaran wabah COVID-19 di Garut.
"PIS-PK ini adalah program unggulan dan nanti kita di tahun 2022 akan ada satu program untuk memperkuat program PIS-PK," katanya.
Sementara itu, Humas Gugus Tugas COVID-19 Garut, Yeni Yunita menambahkan, wabah COVID-19 masih terjadi di Kabupaten Garut, bahkan terjadi penambahan jumlah kasus positif COVID-19.
Ia menyebutkan, pada Kamis (6/8) terdapat penambahan dua kasus terkonfirmasi positif COVID-19 yakni seorang perempuan berusia 37 tahun dan seorang laki-laki berusia 11 tahun warga Kecamatan Cisurupan.
Ia menyebutkan, hingga saat ini tercatat kasus positif COVID-19 di Garut sudah mencapai 42 kasus, 29 orang di antaranya dinyatakan sembuh, tiga orang meninggal dunia dan sisanya masih menjalani perawatan medis.
"Yang positif saat ini ada 42 kasus, satu orang menjalani isolasi mandiri, sembilan diisolasi atau perawatan, 29 kasus sembuh, dan tiga kasus meninggal," katanya.
Baca juga: Depok masuk Zona merah, Pemkot tingkatkan sinergi antardaerah
Baca juga: Jubir satgas: 13 kabupaten/kota jadi zona merah
Baca juga: Jubir: Delapan kabupaten/kota masih zona merah dalam sebulan terakhir
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020