Sumber, 11/11 (ANTARA) - Dua kelompok massa mendemo Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, Selasa, atas kebijakannya yang dianggap telah mengkomersialisasikan pendidikan.

Unjuk rasa pertama pada pukul 10.15 WIB, Kantor Disdik yang berada di Jl. Sunan Drajat No. 10, Sumber, Komplek Pemda Kabupaten Cirebon, diikuti Masyarakat Peduli (Gamapesa), Barisan Aksi Mahasiswa (BASMI), Hipunan Aksi Mahasiswa STAIN (HAMS) dan Forum Mahasiswa Reformasi (FMR).

Mereka memrotes sejumlah dugaan komersialisasi pendidikan di sejumlah sekolah mengenai pencairan Dana Alokasi Kependidikan (DAK).

"Jangan jadikan DAK sebagai lahan untuk segelintir oknum tenaga pendidik untuk mencari keuntungan. Hentikan segala bentuk komersialisasi pendidikan," kata Endin Saefuddin, Korlap FMR dalam orasinya.

Para mahasiswa mengharapkan adanya transparansi dari pemerintah, khususnya Disdik, dalam penyaluran serta pengelolaan bantuan DAK tersebut serta dilakukan audit.

"Kami ingin pelaksanaan sistem pendidikan berdasarkan prinsip keadilan yang merata," tegas Endin.

Belum lagi aksi tersebut ditanggapi oleh pihak Disdik, aksi unjuk rasa terhenti ketika sejumlah mahasiswa mencoba membakar ban bekas di depan kantor Disdik dan mendapat halangan dari petugas Dalmas Polres Kabupaten Cirebon.

Sempat terjadi tarik-menarik antara petugas dan mahasiswa hingga akhirnya salah seorang mahasiswa Jeni terjatuh dan pingsan. Akibatnya Jeni pun langsung dilarikan ke Puskesmas terdekat untuk diobati dan aksi unjuk rasa yang baru berjalan lima menit tersebut pun akhirnya bubar.

Berselang setengah jam dari aksi FMR tersebut, datang lagi serombongan mahasiswa yang menamakan diri Forum Mahasiswa Kajian Strategis dan Aksi (FAKTA) bersama sejumlah pelajar SD Negeri 2 Gebang Mekar yang selama ini menjalani kegiatan belajar-mengajar dengan serba kekurangan dan terpaksa lesehan di lantai akibat ketidaktersediaan bangku dan meja belajar.

Dalam aksi tersebut, para mahasiswa mengajak murid SD Gebang Mekar melakukan aksi tidur di tengah jalan di depan kantor Disdik, dan lagi-lagi dihalangi oleh petugas Dalmas Polres Cirebon.

Petugas melarang aksi tersebut dengan alasan dapat membahayakan anak-anak dan tidak manusiawi. Belum sempat para mahasiswa tersebut menyampaikan orasinya, aksi unjuk rasa kali ini pun akhirnya bubar.

Namun Korlap Fakta, Rusdianto sempat menyampaikan sikapnya kepada wartawan bahwa selama ini sumber daya pendidikan yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang terdiri dari tenaga pendidik, dana, sarana dan prasarana pendidikan cenderung tidak transparan. Selain itu juga telah terjadi diskriminasi pendidikan sehingga penyelenggaraan pendidikan masih belum merata.

"Ini terbukti masih ada sekolah yang muridnya melakukan kegiatan belajar sambil lesehan di lantai yaitu di SD Negeri 2 Gebang Mekar. Dan ini sudah terjadi dua tahun," kata Rusdianto. ***3***

Mohamad Taufik
(T.PSO-059/C/J003/J003) 10-11-2009 18:53:35

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2009