Kepala Divisi Hubungan Internasional Mabes Polri Brigadir Jenderal (Brigjen) Pol Johni Asadoma mengatakan menjadi Kadiv Hubinter adalah jabatan yang spesial karena memang berhubungan dengan dunia internasional.
"Menjadi Kadiv Hubinter adalah jabatan yang spesial. Ditunjuknya saja tentu pimpinan mempunyai pertimbangan-pertimbangan karena memang saya lama bertugas di Hubinter," katanya kepada wartawan usai mengikuti acara serah terima jabatan di Markas Polda NTT, Senin.
Hal ini dikatakan mantan Wakapolda NTT ini saat ditunjuk menjadi Kadiv Hubinter Mabes Polri yang sudah dilantik oleh Kapolri Jendral Pol Idham Azis pekan lalu di Jakarta.
Johni mengatakan bahwa dirinya pernah bertugas di Divisi Hubungan Internasional Mabes Polri selama kurang lebih enam tahun dan mempunyai pengalaman di bidang tersebut.
"Mungkin latar belakang inilah yang membuat saya kembali ditarik ke Hubinter dan diangkat menjadi Kadiv Hubinter di Mabes Polri," ujarnya.
Mantan Wakapolda NTT itu mengatakan tentunya tugas-tugas di Jakarta akan lebih berat karena memang berhubungan dengan kejahatan-kejahatan di dunia internasional, baik itu dalam penanggulangan kejahatan transnasional maupun di dalam tugas-tugas yang berhubungan misi internasional, seperti misi pemeliharaan dunia internasional.
Johni sendiri pada 2011 pertama kali masuk pada Divisi Hubinter Polri dengan jabatan sebagai Kabag Liasion Officer dan Perbatasan NCB-Interpol-Indonesia Div Hubinter Polri, kemudian menjadi Kabag Kerja Sama Pengembangan Kapasitas Divhubinter Polri.
Selanjutnya, pada 2016 mendapat promosi Brigjen sebagai Kepala Biro Misi Internasional Divhubinter Polri. Dan kini kembali ditunjuk menjadi Kadiv hubinter Mabes Polri.
Beberapa tugas yang akan dijalankan, katanya, dalam waktu dekat adalah, tugas-tugas yang berkaitan dengan interpol, tugas-tugas yang lain adalah berkaitan dengan misi perdamaian PBB.
"Saat ini kita sedang menyiapkan pasukan untuk rotasi di Sudan Afrika Utara dan juga di Afrika Tengah. Memang cukup berat tetapi memang harus dijalankan," katanya.
Baca juga: Penangkapan Djoko Tjandra bentuk komitmen Polri tangkap buronan kelas kakap
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Menjadi Kadiv Hubinter adalah jabatan yang spesial. Ditunjuknya saja tentu pimpinan mempunyai pertimbangan-pertimbangan karena memang saya lama bertugas di Hubinter," katanya kepada wartawan usai mengikuti acara serah terima jabatan di Markas Polda NTT, Senin.
Hal ini dikatakan mantan Wakapolda NTT ini saat ditunjuk menjadi Kadiv Hubinter Mabes Polri yang sudah dilantik oleh Kapolri Jendral Pol Idham Azis pekan lalu di Jakarta.
Johni mengatakan bahwa dirinya pernah bertugas di Divisi Hubungan Internasional Mabes Polri selama kurang lebih enam tahun dan mempunyai pengalaman di bidang tersebut.
"Mungkin latar belakang inilah yang membuat saya kembali ditarik ke Hubinter dan diangkat menjadi Kadiv Hubinter di Mabes Polri," ujarnya.
Mantan Wakapolda NTT itu mengatakan tentunya tugas-tugas di Jakarta akan lebih berat karena memang berhubungan dengan kejahatan-kejahatan di dunia internasional, baik itu dalam penanggulangan kejahatan transnasional maupun di dalam tugas-tugas yang berhubungan misi internasional, seperti misi pemeliharaan dunia internasional.
Johni sendiri pada 2011 pertama kali masuk pada Divisi Hubinter Polri dengan jabatan sebagai Kabag Liasion Officer dan Perbatasan NCB-Interpol-Indonesia Div Hubinter Polri, kemudian menjadi Kabag Kerja Sama Pengembangan Kapasitas Divhubinter Polri.
Selanjutnya, pada 2016 mendapat promosi Brigjen sebagai Kepala Biro Misi Internasional Divhubinter Polri. Dan kini kembali ditunjuk menjadi Kadiv hubinter Mabes Polri.
Beberapa tugas yang akan dijalankan, katanya, dalam waktu dekat adalah, tugas-tugas yang berkaitan dengan interpol, tugas-tugas yang lain adalah berkaitan dengan misi perdamaian PBB.
"Saat ini kita sedang menyiapkan pasukan untuk rotasi di Sudan Afrika Utara dan juga di Afrika Tengah. Memang cukup berat tetapi memang harus dijalankan," katanya.
Baca juga: Penangkapan Djoko Tjandra bentuk komitmen Polri tangkap buronan kelas kakap
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020