Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Jawa Barat, meningkatkan pengawasan terhadap peredaran daging babi sebagai langkah antisipasi penyebaran virus flu babi G4 EA H1N1.
"Meskipun di Kota Sukabumi tidak ada peternakan babi, tetapi kami tetap meningkatkan pengawasan apalagi informasinya flu babi ini sudah merebak di China," kata Kepala DKP3 Kota Sukabumi Andri Setiawan di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, walaupun kemungkinan kecil flu babi masuk ke Sukabumi, selain tidak ada peternakannya, peredarannya dan angka konsumsinya pun sangat terbatas dan hanya di kalangan tertentu tapi pihaknya tidak ingin kecolongan.
Setiap hari petugas dari DKP3 Kota Sukabumi melakukan pengawasan dan pemantauan di seluruh pasar khususnya lapak penjualan daging, antisipasi adanya oknum yang mencari keuntungan dengan cara curang seperti mengoplos daging babi dengan sapi.
Namun, dalam upaya mengantisipasi masuknya flu babi tersebut pihaknya tentu bekerjasama dengan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan serta pemerintah daerah lainnya yang wilayahnya terdapat peternakan babi.
"Kami berupaya agar tidak ada virus lainnya menyebar di Kota Sukabumi, apalagi saat ini sedang dalam masa pandemi COVID-19, apalagi adanya pemberitaan yang menyebutkan flu babi tengah merebak di China. Tentunya dalam melakukan antisipasi ini, semua elemen harus bergotong royong melakukan pencegahan," tambahnya.
Andri mengatakan pihaknya juga sudah menginstruksikan kepada petugas kesehatan hewan untuk selalu memantau dan memeriksa kesehatan hewan di peternakan, sebagai tindak lanjut untuk mengantisipasi adanya hewan ternak yang terjangkit penyakit berbahaya dan bisa menular kepada manusia.
Di sisi lain, pihaknya juga menjamin bahwa virus flu babi tersebut tidak akan masuk ke Kota Sukabumi, tapi tetap harus melakukan pencegahan jangan sampai ditemukan kasus warga yang terinfeksi penyakit itu.
Baca juga: Waspadai flu babi G4 jadi pandemi
Baca juga: Waspadai kemungkinan serangan flu babi pada manusia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Meskipun di Kota Sukabumi tidak ada peternakan babi, tetapi kami tetap meningkatkan pengawasan apalagi informasinya flu babi ini sudah merebak di China," kata Kepala DKP3 Kota Sukabumi Andri Setiawan di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, walaupun kemungkinan kecil flu babi masuk ke Sukabumi, selain tidak ada peternakannya, peredarannya dan angka konsumsinya pun sangat terbatas dan hanya di kalangan tertentu tapi pihaknya tidak ingin kecolongan.
Setiap hari petugas dari DKP3 Kota Sukabumi melakukan pengawasan dan pemantauan di seluruh pasar khususnya lapak penjualan daging, antisipasi adanya oknum yang mencari keuntungan dengan cara curang seperti mengoplos daging babi dengan sapi.
Namun, dalam upaya mengantisipasi masuknya flu babi tersebut pihaknya tentu bekerjasama dengan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan serta pemerintah daerah lainnya yang wilayahnya terdapat peternakan babi.
"Kami berupaya agar tidak ada virus lainnya menyebar di Kota Sukabumi, apalagi saat ini sedang dalam masa pandemi COVID-19, apalagi adanya pemberitaan yang menyebutkan flu babi tengah merebak di China. Tentunya dalam melakukan antisipasi ini, semua elemen harus bergotong royong melakukan pencegahan," tambahnya.
Andri mengatakan pihaknya juga sudah menginstruksikan kepada petugas kesehatan hewan untuk selalu memantau dan memeriksa kesehatan hewan di peternakan, sebagai tindak lanjut untuk mengantisipasi adanya hewan ternak yang terjangkit penyakit berbahaya dan bisa menular kepada manusia.
Di sisi lain, pihaknya juga menjamin bahwa virus flu babi tersebut tidak akan masuk ke Kota Sukabumi, tapi tetap harus melakukan pencegahan jangan sampai ditemukan kasus warga yang terinfeksi penyakit itu.
Baca juga: Waspadai flu babi G4 jadi pandemi
Baca juga: Waspadai kemungkinan serangan flu babi pada manusia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020