Perpaduan antara kurikulum nasional dan internasional diyakini mampu mempermudah siswa dalam belajar pada saat pandemi COVID-19.
"Implementasi kultural Indonesia dengan kurikulum internasional merupakan salah satu inovasi yang diyakini mampu memberikan bekal pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan pengetahuan para siswa secara global, termasuk dalam menghadapi situasi pandemi saat ini," ujar Kepala Sekolah Universal Japan Course (UJC), Ariyani Mawardi, di Jakarta, Senin.
Dia menambahkan para siswa akan terdidik untuk lebih siap mental dan materi dalam proses pembelajaran. Hal itu disebabkan karena para penyedia kurikulum internasional berasal dari negara terdepan di dunia pendidikan seperti Inggris, Australia dan Amerika Serikat yang memiliki serangkaian program, alat belajar dan layanan yang siap dalam mengatasi proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan.
Baca juga: Ketua IKA UPI: Indonesia butuh kurikulum di masa pandemi
"Penerapan kurikulum itu sangat membantu siswa untuk dengan mudah mengembangkan potensi dan kesempatan studi di luar negeri melalui berbagai macam akses apakah hal tersebut akses sarana pribadi ataupun beasiswa," jelas dia.
UJC merupakan sekolah menengah yang menerapkan program sertifikasi internasional yang menggunakan program Edexcell dari Pierson bagi peserta didiknya.
Pierson merupakan perusahaan pembelajaran dunia berbasis di Inggris yang menyediakan konten, penilaian dan layanan digital pendidikan dan beroperasi di 70 negara.
"Kami menekankan pada keunggulan akademik dan individual sehingga para siswa mendapatkan atensi lebih besar secara personal dalam penguasaan materi mata pelajaran dan keahlian," tambah dia.
Untuk memastikan potensi siswa tereksplorasi dengan baik, pihaknya juga membimbing siswa mengembangkan kemampuan mereka. Kurikulum dirancang dengan cermat untuk mendukung kekuatan setiap siswa dan memberi mereka program pengembangan yang dapat mengubah potensi menjadi keunggulan kompetitif.
Baca juga: Kak Seto nyatakan kurikulum baru tetap di rumah saja
"Metode pembelajaran seperti itu menjadikan siswa-siswa UJC menjadi siswa yang handal menghadapi tantangan yang terjadi," kata dia lagi.
Program tersebut dirancang untuk mengeksplorasi minat siswa, membantu dan mempersiapkan mereka dalam memilih jurusan studi di universitas, dengan demikian
kondisi pandemi saat ini tidak menjadi kendala bagi siswa untuk maju.
Sistem pendidikan seperti itu bertujuan untuk mengembangkan siswa dengan tingkat pengetahuan luas. Siswa didorong untuk dapat mengaplikasikan proses pembelajaran mereka dalam dunia nyata dan apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Siswa akan berkembang baik secara kreativitas, intelektual dan pemecahan masalah.
Sebelumnya, tiga siswa UJC berhasil meraih nilai tertinggi dalam ujian Pierson, yakni Arlene Jubilee Sumandar (peringkat tertinggi untuk matematika A dan ekonomi, Gabriella Gracia Yehezkiel (peringkat tertinggi untuk matematika B), dan Kayla Isabel Maharani (peringkat tertinggi untuk Bahasa Inggris dan bisnis).
Baca juga: PGRI usulkan adanya kurikulum sekolah era pandemi yang aplikatif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Implementasi kultural Indonesia dengan kurikulum internasional merupakan salah satu inovasi yang diyakini mampu memberikan bekal pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan pengetahuan para siswa secara global, termasuk dalam menghadapi situasi pandemi saat ini," ujar Kepala Sekolah Universal Japan Course (UJC), Ariyani Mawardi, di Jakarta, Senin.
Dia menambahkan para siswa akan terdidik untuk lebih siap mental dan materi dalam proses pembelajaran. Hal itu disebabkan karena para penyedia kurikulum internasional berasal dari negara terdepan di dunia pendidikan seperti Inggris, Australia dan Amerika Serikat yang memiliki serangkaian program, alat belajar dan layanan yang siap dalam mengatasi proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan.
Baca juga: Ketua IKA UPI: Indonesia butuh kurikulum di masa pandemi
"Penerapan kurikulum itu sangat membantu siswa untuk dengan mudah mengembangkan potensi dan kesempatan studi di luar negeri melalui berbagai macam akses apakah hal tersebut akses sarana pribadi ataupun beasiswa," jelas dia.
UJC merupakan sekolah menengah yang menerapkan program sertifikasi internasional yang menggunakan program Edexcell dari Pierson bagi peserta didiknya.
Pierson merupakan perusahaan pembelajaran dunia berbasis di Inggris yang menyediakan konten, penilaian dan layanan digital pendidikan dan beroperasi di 70 negara.
"Kami menekankan pada keunggulan akademik dan individual sehingga para siswa mendapatkan atensi lebih besar secara personal dalam penguasaan materi mata pelajaran dan keahlian," tambah dia.
Untuk memastikan potensi siswa tereksplorasi dengan baik, pihaknya juga membimbing siswa mengembangkan kemampuan mereka. Kurikulum dirancang dengan cermat untuk mendukung kekuatan setiap siswa dan memberi mereka program pengembangan yang dapat mengubah potensi menjadi keunggulan kompetitif.
Baca juga: Kak Seto nyatakan kurikulum baru tetap di rumah saja
"Metode pembelajaran seperti itu menjadikan siswa-siswa UJC menjadi siswa yang handal menghadapi tantangan yang terjadi," kata dia lagi.
Program tersebut dirancang untuk mengeksplorasi minat siswa, membantu dan mempersiapkan mereka dalam memilih jurusan studi di universitas, dengan demikian
kondisi pandemi saat ini tidak menjadi kendala bagi siswa untuk maju.
Sistem pendidikan seperti itu bertujuan untuk mengembangkan siswa dengan tingkat pengetahuan luas. Siswa didorong untuk dapat mengaplikasikan proses pembelajaran mereka dalam dunia nyata dan apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Siswa akan berkembang baik secara kreativitas, intelektual dan pemecahan masalah.
Sebelumnya, tiga siswa UJC berhasil meraih nilai tertinggi dalam ujian Pierson, yakni Arlene Jubilee Sumandar (peringkat tertinggi untuk matematika A dan ekonomi, Gabriella Gracia Yehezkiel (peringkat tertinggi untuk matematika B), dan Kayla Isabel Maharani (peringkat tertinggi untuk Bahasa Inggris dan bisnis).
Baca juga: PGRI usulkan adanya kurikulum sekolah era pandemi yang aplikatif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020