Ribuan warga Australia berkumpul dalam unjuk rasa pada Sabtu mendukung perkara pemrotes Amerika Serikat yang marah karena kematian pria berkulit hitam di tahanan polisi.
Mereka menolak larangan dan peringatan polisi bahwa denda akan diberikan kepada para pelanggar aturan jaga jarak sosial.
Lebih dari 5.000 orang mengenakan masker dan memegang plakat-plakat "Black Lives Matter" berunjuk rasa secara damai di Brisbane, dengan pengawalan polisi bersenjata lengkap, menurut ABC News.
Diilhami oleh kematian George Floyd--yang tewas di Minneapolis setelah lehernya digencet lutut polisi kulit putih--barisan panjang unjuk rasa massa juga berlangsung di Sydney, Melbourne, Adelaide dan Hobart.
Di Amerika Serikat pada Jumat, politisi terkemuka Demokrat mengadopsi slogan-slogan yang digunakan pemrotes di seluruh negeri dan mengumumkan perubahan, saat ketegangan tetap tinggi di kota-kota besar setelah beberapa hari unjuk rasa yang umumnya damai yang mengalami kekerasan sporadis.
Warga Australia juga memanfaatkan protes mereka untuk menyerukan diakhirinya perlakukan buruk terhadap penduduk asli Australia oleh polisi. Banyak pengunjuk rasa di Brisbane membungkus diri dalam bendera-bendera pribumi.
Organisator protes di Sydney melancarkan seruan yang mendesak pada Sabtu untuk mengizinkan unjuk rasa setelah Mahkamah Agung negara bagian itu, New South Wales, melarangnya pada Jumat karena pembatasan corona.
Pengunjuk rasa bersumpah untuk turun ke jalan-jalan bahkan tanpa satu izin, yang menurut laporan media Australia, ada sekitar 5.000 orang diperkirakan mengikuti protes Sydney.
Baca juga: Facebook dan Snapchat kutuk ketidaksetaraan ras yang merebak di AS
Kepala Kepolisian NSW David Elliott mengatakan polisi dipersiapkan untuk menangani siapa saja yang mengabaikan hukum.
"Kebebasan bicara tidak sebebas yang kita sukai saat ini," kata Elliott. "Aturan-aturan saat ini sudah jelas."
Di Victoria di sebelah tenggara Australia, yang masih bergulat melawan wabah corona dan aturan jaga jarak sosial membolehkan orang berkumpul tak lebih dari 20 orang, otoritas kesehatan mendesak warga untuk tak menghadiri demo.
"Saat ini bukan waktunya kumpul-kumpul dalam jumlah besar," Kepala Aparat Kesehatan Victoria Brett Sutton mengatakan dalam satu pengarahan.
Polisi Victoria mengancam denda bagi pengorganisasi protes dan orang-orang yang melanggar aturan jaga jarak sosial.
Baca juga: Bos Mercedes dukung Hamilton kecam ketidakadilan ras terhadap Floyd
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Mereka menolak larangan dan peringatan polisi bahwa denda akan diberikan kepada para pelanggar aturan jaga jarak sosial.
Lebih dari 5.000 orang mengenakan masker dan memegang plakat-plakat "Black Lives Matter" berunjuk rasa secara damai di Brisbane, dengan pengawalan polisi bersenjata lengkap, menurut ABC News.
Diilhami oleh kematian George Floyd--yang tewas di Minneapolis setelah lehernya digencet lutut polisi kulit putih--barisan panjang unjuk rasa massa juga berlangsung di Sydney, Melbourne, Adelaide dan Hobart.
Di Amerika Serikat pada Jumat, politisi terkemuka Demokrat mengadopsi slogan-slogan yang digunakan pemrotes di seluruh negeri dan mengumumkan perubahan, saat ketegangan tetap tinggi di kota-kota besar setelah beberapa hari unjuk rasa yang umumnya damai yang mengalami kekerasan sporadis.
Warga Australia juga memanfaatkan protes mereka untuk menyerukan diakhirinya perlakukan buruk terhadap penduduk asli Australia oleh polisi. Banyak pengunjuk rasa di Brisbane membungkus diri dalam bendera-bendera pribumi.
Organisator protes di Sydney melancarkan seruan yang mendesak pada Sabtu untuk mengizinkan unjuk rasa setelah Mahkamah Agung negara bagian itu, New South Wales, melarangnya pada Jumat karena pembatasan corona.
Pengunjuk rasa bersumpah untuk turun ke jalan-jalan bahkan tanpa satu izin, yang menurut laporan media Australia, ada sekitar 5.000 orang diperkirakan mengikuti protes Sydney.
Baca juga: Facebook dan Snapchat kutuk ketidaksetaraan ras yang merebak di AS
Kepala Kepolisian NSW David Elliott mengatakan polisi dipersiapkan untuk menangani siapa saja yang mengabaikan hukum.
"Kebebasan bicara tidak sebebas yang kita sukai saat ini," kata Elliott. "Aturan-aturan saat ini sudah jelas."
Di Victoria di sebelah tenggara Australia, yang masih bergulat melawan wabah corona dan aturan jaga jarak sosial membolehkan orang berkumpul tak lebih dari 20 orang, otoritas kesehatan mendesak warga untuk tak menghadiri demo.
"Saat ini bukan waktunya kumpul-kumpul dalam jumlah besar," Kepala Aparat Kesehatan Victoria Brett Sutton mengatakan dalam satu pengarahan.
Polisi Victoria mengancam denda bagi pengorganisasi protes dan orang-orang yang melanggar aturan jaga jarak sosial.
Baca juga: Bos Mercedes dukung Hamilton kecam ketidakadilan ras terhadap Floyd
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020