Pegolf Tiger Woods mengatakan bahwa ia selalu menghormati penegak hukum di Amerika Serikat, tetapi penggunaan kekuatan terhadap George Floyd, pria Afrika-Amerika berusia 46 tahun yang meninggal saat berada dalam penahanan polisi, jelas melewati batas.

Derek Chauvin, seorang polisi kulit putih Minneapolis berusia 44 tahun, ditangkap atas tuduhan pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan tingkat dua, setelah rekaman video telepon seluler menunjukkan dia menekan leher Floyd dengan lututnya.

"Saya selalu sangat menghormati penegak hukum kami. Mereka berlatih dengan rajin untuk memahami bagaimana, kapan dan di mana menggunakan kekuatan," kata juara turnamen golf utama 15 kali itu dalam sebuah posting di Twitter, Senin (Selasa WIB).

"Tragedi mengejutkan ini jelas melewati batas itu," katanya seperti dikutip Reuters.

Baca juga: Michael Jordan suarakan kemarahan terhadap rasisme yang membuat George Floyd terbunuh

Sejumlah atlet terkemuka, termasuk legenda NBA Michael Jordan, telah bersuara ketika pawai dan aksi unjuk rasa anti-polisi muncul di seluruh negeri.

"Saya ingat kerusuhan LA dan mengetahui bahwa pendidikan adalah jalan terbaik ke depan," kata Woods (44), merujuk pada enam hari gangguan sipil pada 1992 setelah empat petugas polisi kulit putih dibebaskan dari kasus pemukulan terhadap pria Afrika-Amerika Rodney King.

"Kita bisa menyampaikan aspirasi kita tanpa membakar lingkungan tempat tinggal kita.

"Saya berharap bahwa melalui percakapan yang konstruktif dan jujur kita dapat membangun masyarakat yang lebih aman dan bersatu," tambah Woods, yang pada usia 21 menjadi pegolf kulit hitam pertama yang memenangkan turnamen Masters pada tahun 1997.

Baca juga: Lewis Hamilton kritik F1, "dominan kulit putih" bungkam atas tewasnya Floyd

 

Pewarta: Teguh Handoko

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020