Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan proses pembuatan purwarupa (prototipe) vaksin COVID-19 saat ini masih tahap awal, yakni mengembangkan protein rekombinan dari virus SARS-CoV-2 penyebab virus corona jenis baru itu.
"Saat ini sedang dalam tahap mengembangkan protein rekombinan," kata Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang dalam video yang disiarkan di Youtube di Jakarta, Rabu.
Dari perkiraan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, prototipe vaksin bisa dihasilkan dalam waktu setahun sejak Maret 2020, sehingga diperkirakan sekitar Maret atau April 2021 prototipe vaksin COID-19 sudah ada.
Prototipe vaksin itu kemudian diujikan ke manusia pada tahap uji klinis. Setelah lolos tahap uji klinis, vaksin akan diproduksi secara massal oleh industri yang dalam hal ini PT Biofarma.
Baca juga: Menristek nyatakan virus corona di Indonesia ada yang sama dengan di Eropa
Pengadaan vaksin COVID-19 akan ditangani Kementerian Kesehatan sehingga vaksin bisa digunakan masyarakat Indonesia.
Pengembangan vaksin COVID-19 salah satu target Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 yang dibentuk Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek).
Riset dan pengembangan vaksin dipimpin Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang beranggotakan beberapa perguruan tinggi, lembaga penelitian, seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta industri yakni PT Biofarma.
Protein rekombinan yang dikembangkan di Indonesia adalah protein yang bisa mewakili protein S atau spike dan protein N atau nukleokapsid dari virus SARS-CoV-2 yang bersirkulasi di Indonesia.
Untuk bisa mendapatkan protein rekombinan yang sesuai, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mulai memperbanyak pengurutan genom (whole genom sequencing) dari virus SARS-CoV-2 yang beredar di Indonesia. Selain Lembaga Eijkman, Universitas Airlangga turut melakukan whole genom sequencing.
Baca juga: LIPI nyatakan vaksin COVID-19 belum akan ditemukan dalam waktu dekat
Sejauh ini, Lembaga Eijkman telah mengumpulkan tujuh hasil pengurutan genom virus SARS-CoV-2 yang beredar di Indonesia, sedangkan Universitas Airlangga mengumpulkan dua hasil whole genom sequencing ke GISAID.
GISAID mengelola bank data untuk hasil whole genom sequencing virus SARS-CoV-2 dari seluruh dunia.
Baca juga: Presiden tekankan Indonesia harus mampu hasilkan sendiri vaksin COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Saat ini sedang dalam tahap mengembangkan protein rekombinan," kata Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang dalam video yang disiarkan di Youtube di Jakarta, Rabu.
Dari perkiraan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, prototipe vaksin bisa dihasilkan dalam waktu setahun sejak Maret 2020, sehingga diperkirakan sekitar Maret atau April 2021 prototipe vaksin COID-19 sudah ada.
Prototipe vaksin itu kemudian diujikan ke manusia pada tahap uji klinis. Setelah lolos tahap uji klinis, vaksin akan diproduksi secara massal oleh industri yang dalam hal ini PT Biofarma.
Baca juga: Menristek nyatakan virus corona di Indonesia ada yang sama dengan di Eropa
Pengadaan vaksin COVID-19 akan ditangani Kementerian Kesehatan sehingga vaksin bisa digunakan masyarakat Indonesia.
Pengembangan vaksin COVID-19 salah satu target Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 yang dibentuk Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek).
Riset dan pengembangan vaksin dipimpin Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang beranggotakan beberapa perguruan tinggi, lembaga penelitian, seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta industri yakni PT Biofarma.
Protein rekombinan yang dikembangkan di Indonesia adalah protein yang bisa mewakili protein S atau spike dan protein N atau nukleokapsid dari virus SARS-CoV-2 yang bersirkulasi di Indonesia.
Untuk bisa mendapatkan protein rekombinan yang sesuai, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mulai memperbanyak pengurutan genom (whole genom sequencing) dari virus SARS-CoV-2 yang beredar di Indonesia. Selain Lembaga Eijkman, Universitas Airlangga turut melakukan whole genom sequencing.
Baca juga: LIPI nyatakan vaksin COVID-19 belum akan ditemukan dalam waktu dekat
Sejauh ini, Lembaga Eijkman telah mengumpulkan tujuh hasil pengurutan genom virus SARS-CoV-2 yang beredar di Indonesia, sedangkan Universitas Airlangga mengumpulkan dua hasil whole genom sequencing ke GISAID.
GISAID mengelola bank data untuk hasil whole genom sequencing virus SARS-CoV-2 dari seluruh dunia.
Baca juga: Presiden tekankan Indonesia harus mampu hasilkan sendiri vaksin COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020