Ratusan pedagang Pasar Baru Trade Center masih tetap membuka lapak di sepanjang bahu Jalan Otista, Kota Bandung, pada H-1 Idul Fitri atau Lebaran tahun 2020, Sabtu.

Salah seorang pedagang pakaian, Dian (39) mengatakan dirinya kembali berdagang bukan bermaksud untuk menantang wabah COVID-19. Akan tetapi karena ekonomi yang terdesak, dirinya harus mencari pemasukan.

"Jadi bukan berkurang (pemasukan), tapi memang tidak ada, karena sudah 2,5 bulan lalu Pasar Baru ditutup, sebelum PSBB yang pertama, kita itu udah gak berjualan," kata Dian saat ditemui di Jalan Otista.

Menurut dia, saat ini ia tidak memikirkan untung sama sekali. Yang terpenting, kata dia, adalah adanya barang yang keluar atau terjual meski pemasukan yang sedikit.

"Ini juga diluar modal, nggak mikirin untung, harganya Rp200 ribu, kita jual Rp75 ribu. Yang penting barang ada yang keluar," katanya.

Saat lebaran tahun lalu, menurutnya pemasukan yang ia dapat itu mencapai 300 persen dibandingkan hari-hari biasanya. Namun tahun ini, hal yang ia alami menurutnya dirasakan oleh semua pedagang.

"Bisa 300 persen kalau lebaran, tapi tahun ini nggak ada pemasukan banget. Terus bantuan nggak semuanya dapet, semua pedagang juga sama, saat ini nggak ada pemasukan banget," katanya.

Selain itu, Aji (37), salah seorang pedagang lainnya mengatakan ia juga sebelumnya telah memanfaatkan penjualan secara daring meskipun tokonya ditutup.

Meski begitu, menurutnya tahun ini terasa berbeda karena banyak pembeli yang biasa langganan setiap lebaran, kini tidak membeli dagangan pakaiannya.

"Tiga bulan sebelum puasa juga langganan sudah pada datang. Mudah-mudahan COVID-19 berlalu, pasar bisa dibuka, biar normal lagi peekonomian, karena kalau gini terus ya kasian juga yang lainnya," kata dia.

Sementara itu, banyak pembeli yang juga memburu pakaian baru menjelang lebaran, salah satunya Arga (27), warga Kiaracondong, Bandung.

Baca juga: Pemkot Bandung pasrah, kerumunan pasar masih terjadi

Meski ia mengetahui saat ini pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masih berlaku, ia mengaku tetap membeli pakaian baru untuk anaknya yang berusia 4 tahun.

Ia pun menyadari bahwa sebuah bahwa kerumunan dapat berisiko menularkan COVID-19. Namun yang terpenting, kata dia, dia menggunakan masker dan sarung tangan serta menjaga jarak saat membeli.

"Ya sudah jadi budaya kan baju baru lebaran, yang penting harus sosial distancing aja sama pakai APD. Kalau tanpa pembeli, mereka (pedagang) kan tidak ada yang terjual," kata Arga.

Baca juga: Ratusan warga padati Kantor Pos Bandung saat pembagian bansos



 

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020