CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengirim pernyataan kepada seluruh pengguna platform tersebut, menjelaskan upaya mereka setelah jutaan data pengguna bocor dan diperjualbelikan di situs gelap.
"Pada tanggal 2 Mei 2020, kami menyadari adanya pencurian data oleh pihak ketiga yang tidak berwenang terkait informasi pengguna Tokopedia," kata William, dalam surat tersebut, dikutip Selasa.
Tak lama setelah mengetahui kejadian tersebut, Tokopedia memberi notifikasi pada semua pengguna mereka sambil memulai penyelidikan dan memastikan akun dan transaksi di platform tersebut tetap aman.
"Kami terus pastikan bahwa kata sandi telah dienkripsi dengan enkripsi satu arah," kata William.
Mereka juga bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Badan Siber dan Sandi Negara untuk menginvestigasi kasus ini.
Secara investigasi internal, Tokopedia juga menunjuk lembaga keamanan siber independen, tidak disebutkan nama institusi tersebut, untuk membantu penyelidikan dan indentifikasi langkah yang perlu diambil untuk meningkatkan perlindungan data pengguna.
Platform belanja daring ini pada awal Mei mengalami kasus kebocoran data, seorang peretas mengaku memiliki data berupa nama, alamat email dan hashes password dari 15 juta pengguna Tokopedia.
Jumlah pengguna yang terdampak diperkirakan lebih besar, mencapai 91 juta pengguna.
Baca juga: Menkominfo dan Tokopedia digugat terkait kebocoran data pelanggan
Baca juga: Kominfo desak Tokopedia investigasi dugaan kebocoran data pengguna
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Pada tanggal 2 Mei 2020, kami menyadari adanya pencurian data oleh pihak ketiga yang tidak berwenang terkait informasi pengguna Tokopedia," kata William, dalam surat tersebut, dikutip Selasa.
Tak lama setelah mengetahui kejadian tersebut, Tokopedia memberi notifikasi pada semua pengguna mereka sambil memulai penyelidikan dan memastikan akun dan transaksi di platform tersebut tetap aman.
"Kami terus pastikan bahwa kata sandi telah dienkripsi dengan enkripsi satu arah," kata William.
Mereka juga bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Badan Siber dan Sandi Negara untuk menginvestigasi kasus ini.
Secara investigasi internal, Tokopedia juga menunjuk lembaga keamanan siber independen, tidak disebutkan nama institusi tersebut, untuk membantu penyelidikan dan indentifikasi langkah yang perlu diambil untuk meningkatkan perlindungan data pengguna.
Platform belanja daring ini pada awal Mei mengalami kasus kebocoran data, seorang peretas mengaku memiliki data berupa nama, alamat email dan hashes password dari 15 juta pengguna Tokopedia.
Jumlah pengguna yang terdampak diperkirakan lebih besar, mencapai 91 juta pengguna.
Baca juga: Menkominfo dan Tokopedia digugat terkait kebocoran data pelanggan
Baca juga: Kominfo desak Tokopedia investigasi dugaan kebocoran data pengguna
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020