Nelayan pantai selatan Cianjur, Jawa Barat, berharap bantuan dari Pemerintah Pusat maupun daerah, karena sejak KLB COVID-19, bahkan sebelumnya pun tidak pernah tersentuh bantuan, seperti Program Keluarga Harapan atau Bantuan Langsung Non-Tunai (BNPT) layaknya warga lain yang selalu didata dan mendapat bantuan.
"Sejak merebaknya virus Corona, berbagai batasan diterapkan pemerintah disertai dengan bantuan untuk warga. Tapi tidak untuk nelayan di pantai selatan Cianjur yang masih masuk Jawa Barat. Kami nelayan sebagian besar kuli pada pemilik kapal yang mempekerjakan kami, juga membutuhkan bantuan," kata Ketua Kelompok Nelayan Minacempaka, Kecamatan Cidaun Jojon Mulyana saat dihubungi, Senin.
Baca juga: Alasan nelayan pantai Selatan Cianjur berhenti melaut
Ia mengemukakan sejak merebaknya COVID-19, seribuan nelayan yang tidak jelas pendapatannya, tidak pernah tersentuh atau didata guna mendapat bantuan dari pemerintah, mulai dari pusat hingga daerah. Meskipun selama ini masih bisa mengandalkan hidup dari hasil tangkapan, namun saat ini selain paceklik ikan, kegiatan sehari-hari dibatasi, sehingga sangat terdampak.
Meskipun ada beberapa program bantuan khusus untuk nelayan dari pemerintah, seperti kartu asuransi, hingga saat ini belum dapat digunakan sepenuhnya, sehingga ia dan seribuan nelayan di pantai selatan Cianjur berharap ada bantuan dalam bentuk apapun, terutama sembako untuk penyambung hidup selama musim paceklik dan PSBB parsial yang berlaku di Kecamatan Cidaun dan Sindangbarang.
"Kalau memang ada bantuan tentunya akan sangat meringankan beban kami, untuk tidak beraktivitas sementara. Tapi, sejak dulu sampai sekarang kami tidak pernah mendapat bantuan seperti warga lainnya. Sehingga terpaksa larangan tidak keluar rumah banyak dilanggar nelayan," katanya.
Hal senada terucap dari anggota kelompok nelayan di Pantai Apra, Kecamatan Sindangbarang, Hadi (42). Ia mengatakan sejak diberlakukannya PSBB parsial, mereka tidak pernah tersentuh bantuan dari pemerintah daerah, pusat dan provinsi, meskipun mereka termasuk warga terdampak COVID-19, diperparah dengan paceklik ikan.
Baca juga: Nelayan Garut kesulitan jual ikan ke pasar tradisional
"Kalau tidak paceklik mungkin nelayan di pantai selatan Jawa Barat, tidak akan menjerit. Kami akan tetap melaut daripada menunggu bantuan yang tidak pernah sampai. Harapan kami ada perhatian pemerintah terhadap nelayan, tidak hanya warga biasa yang selalu didata mendapat bantuan, kami juga sama warga Cianjur," katanya.
Ia menambahkan nelayan di pantai selatan rata-rata kuli pada pemilik kapal yang dibayar sesuai hasil tangkapan yang didapat. Mereka kerap berbagi informasi dengan nelayan dari pantai selatan Jawa Tengah yang sudah mendapat bantuan dari pemerintah, meskipun mereka tetap melaut karena bantuan dirasa tidak memadai.
Baca juga: Rektor IPB sarankan stimulus khusus petani-nelayan selama wabah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Sejak merebaknya virus Corona, berbagai batasan diterapkan pemerintah disertai dengan bantuan untuk warga. Tapi tidak untuk nelayan di pantai selatan Cianjur yang masih masuk Jawa Barat. Kami nelayan sebagian besar kuli pada pemilik kapal yang mempekerjakan kami, juga membutuhkan bantuan," kata Ketua Kelompok Nelayan Minacempaka, Kecamatan Cidaun Jojon Mulyana saat dihubungi, Senin.
Baca juga: Alasan nelayan pantai Selatan Cianjur berhenti melaut
Ia mengemukakan sejak merebaknya COVID-19, seribuan nelayan yang tidak jelas pendapatannya, tidak pernah tersentuh atau didata guna mendapat bantuan dari pemerintah, mulai dari pusat hingga daerah. Meskipun selama ini masih bisa mengandalkan hidup dari hasil tangkapan, namun saat ini selain paceklik ikan, kegiatan sehari-hari dibatasi, sehingga sangat terdampak.
Meskipun ada beberapa program bantuan khusus untuk nelayan dari pemerintah, seperti kartu asuransi, hingga saat ini belum dapat digunakan sepenuhnya, sehingga ia dan seribuan nelayan di pantai selatan Cianjur berharap ada bantuan dalam bentuk apapun, terutama sembako untuk penyambung hidup selama musim paceklik dan PSBB parsial yang berlaku di Kecamatan Cidaun dan Sindangbarang.
"Kalau memang ada bantuan tentunya akan sangat meringankan beban kami, untuk tidak beraktivitas sementara. Tapi, sejak dulu sampai sekarang kami tidak pernah mendapat bantuan seperti warga lainnya. Sehingga terpaksa larangan tidak keluar rumah banyak dilanggar nelayan," katanya.
Hal senada terucap dari anggota kelompok nelayan di Pantai Apra, Kecamatan Sindangbarang, Hadi (42). Ia mengatakan sejak diberlakukannya PSBB parsial, mereka tidak pernah tersentuh bantuan dari pemerintah daerah, pusat dan provinsi, meskipun mereka termasuk warga terdampak COVID-19, diperparah dengan paceklik ikan.
Baca juga: Nelayan Garut kesulitan jual ikan ke pasar tradisional
"Kalau tidak paceklik mungkin nelayan di pantai selatan Jawa Barat, tidak akan menjerit. Kami akan tetap melaut daripada menunggu bantuan yang tidak pernah sampai. Harapan kami ada perhatian pemerintah terhadap nelayan, tidak hanya warga biasa yang selalu didata mendapat bantuan, kami juga sama warga Cianjur," katanya.
Ia menambahkan nelayan di pantai selatan rata-rata kuli pada pemilik kapal yang dibayar sesuai hasil tangkapan yang didapat. Mereka kerap berbagi informasi dengan nelayan dari pantai selatan Jawa Tengah yang sudah mendapat bantuan dari pemerintah, meskipun mereka tetap melaut karena bantuan dirasa tidak memadai.
Baca juga: Rektor IPB sarankan stimulus khusus petani-nelayan selama wabah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020