Petugas gabungan memutar arah sejumlah kendaraan yang hendak mudik ke Kabupaten Garut, Jawa Barat, saat terjaring di pos pemeriksaan.
"Sejak pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Garut sampai sekarang sudah ratusan kendaraan putar balik karena mereka mau mudik," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Garut AKP Asep Nugraha di Pos Pemeriksaan Kadungora, Garut, Jumat.
Ia menuturkan bahwa petugas gabungan akan terus bersiaga memeriksa setiap kendaraan dari luar kota yang hendak menuju Garut dengan memeriksa identitas diri dan tujuan perjalanan.
Jika disinyalir hendak mudik, kata dia, kendaraan tersebut diminta putar arah dan kembali ke daerah awal pemberangkatan.
"Kami tetap bersiaga dan memeriksa semua kendaraan. Jika diketahui mudik, kami minta pengendara yang bersangkutan untuk memutar arah," katanya.
Selama pemeriksaan di Kadungora, petugas satu per satu memeriksa suhu tubuh setiap pengendara maupun penumpang kendaraan pribadi, umum, dan sepeda motor sebelum kembali melanjutkan perjalanan.
Selain itu, petugas juga memeriksa surat-surat dan memintai keterangan terhadap pengendara. Jika dicurigai akan mudik, akan diperiksa lebih lanjut, kemudian diminta balik.
Selain kendaraan dari luar kota, petugas juga memeriksa kendaraan angkutan barang. Bahkan, kendaraan lokal juga diperiksa untuk memastikan setiap pengemudi maupun penumpang memakai masker.
Pemeriksaan kendaraan pada hari ketiga pelaksanaan PSBB tingkat provinsi itu disaksikan oleh Bupati Garut Rudy Gunawan, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, jajaran kepolisian, kejaksaan, dan TNI.
Bupati Garut menilai penerapan PSBB di daerahnya terlihat mulai maksimal, terpantau dari berkurangnya kerumunan orang di sejumlah tempat maupun jalan raya.
Ia berharap seluruh elemen masyarakat dapat mematuhi peraturan PSBB sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran wabah COVID-19 di Garut.
"Terima kasih pada masyarakat yang sudah mematuhi PSBB karena ini kepentingan kita bersama, bukan untuk aparat atau pemerintah saja," katanya.
Baca juga: Garut siap rapid test COVID-19 bagi 200 pedagang
Baca juga: Nelayan Garut kesulitan jual ikan ke pasar tradisional
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Sejak pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Garut sampai sekarang sudah ratusan kendaraan putar balik karena mereka mau mudik," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Garut AKP Asep Nugraha di Pos Pemeriksaan Kadungora, Garut, Jumat.
Ia menuturkan bahwa petugas gabungan akan terus bersiaga memeriksa setiap kendaraan dari luar kota yang hendak menuju Garut dengan memeriksa identitas diri dan tujuan perjalanan.
Jika disinyalir hendak mudik, kata dia, kendaraan tersebut diminta putar arah dan kembali ke daerah awal pemberangkatan.
"Kami tetap bersiaga dan memeriksa semua kendaraan. Jika diketahui mudik, kami minta pengendara yang bersangkutan untuk memutar arah," katanya.
Selama pemeriksaan di Kadungora, petugas satu per satu memeriksa suhu tubuh setiap pengendara maupun penumpang kendaraan pribadi, umum, dan sepeda motor sebelum kembali melanjutkan perjalanan.
Selain itu, petugas juga memeriksa surat-surat dan memintai keterangan terhadap pengendara. Jika dicurigai akan mudik, akan diperiksa lebih lanjut, kemudian diminta balik.
Selain kendaraan dari luar kota, petugas juga memeriksa kendaraan angkutan barang. Bahkan, kendaraan lokal juga diperiksa untuk memastikan setiap pengemudi maupun penumpang memakai masker.
Pemeriksaan kendaraan pada hari ketiga pelaksanaan PSBB tingkat provinsi itu disaksikan oleh Bupati Garut Rudy Gunawan, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, jajaran kepolisian, kejaksaan, dan TNI.
Bupati Garut menilai penerapan PSBB di daerahnya terlihat mulai maksimal, terpantau dari berkurangnya kerumunan orang di sejumlah tempat maupun jalan raya.
Ia berharap seluruh elemen masyarakat dapat mematuhi peraturan PSBB sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran wabah COVID-19 di Garut.
"Terima kasih pada masyarakat yang sudah mematuhi PSBB karena ini kepentingan kita bersama, bukan untuk aparat atau pemerintah saja," katanya.
Baca juga: Garut siap rapid test COVID-19 bagi 200 pedagang
Baca juga: Nelayan Garut kesulitan jual ikan ke pasar tradisional
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020