Situasi pandemi COVID-19 seperti saat ini tak menghalangi Xiaomi menghadirkan perangkat premium Mi 10 di pasar Indonesia.
Menurut Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse, peluncuran perangkat flagship tersebut memperlihatkan optimisme Xiaomi terhadap industri smartphone, yang memang dia akui menghadapi masa sulit di tengah pandemi.
"Sesuai pesan dari CEO kami, tidak boleh situasi mengambil alih hidup kita, kita harus berjalan bersama. Kedua, Mi 10 mempunyai target sangat spesifik, yakni pengguna hardcore Xiaomi, ini jawaban buat mereka yang sudah menunggu. Ini juga sekaligus perayaan 10 tahun Xiaomi," ujar Alvin dalam konferensi pers virtual, Jumat.
Di tengah pandemi seperti saat ini, Alvin juga melihat prioritas pembeli bergeser pada perangkat yang esensial untuk mencari barang dengan value yang tinggi, yang menurut dia sesuai dengan yang telah ditawarkan pada produk Xiaomi.
Alvin mengungkapkan tim pemasaran akan melakukan upaya terbaik, ditambah dengan promosi, untuk memperkenalkan teknologi Mi 10. Teknologi yang dibenamkan tampaknya membuat Alvin sangat percaya diri.
"Dengan teknologi chipset Snapdragon 865 dan LPDDR5 RAM tercepat, serta USF 3.0 storage tercepat, merupakan kombinasi yang baik saat ini. Kami sangat percaya diri," ujar dia.
Dibanderol dengan harga Rp9,999 juta, Alvin yakin Mi 10 menjadi "product killer" untuk segmen pasar tersebut. Kehadiran Mi 10 tanpa membawa varian "Pro," juga menjadi strategi agar produk yang ditawarkan tidak bertabrakan dan "saling memakan."
Selain berbekal inovasi teknologi dan memadatkan portofolio perangkat, Xiaomi juga memanfaatkan kekuatan "mulut ke mulut" untuk mempromosikan Mi 10, sebab Alvin mengatakan Xiaomi tidak memiliki budget yang banyak untuk pemasaran, namun lebih difokuskan pada pengembangan produk.
Oleh karena itu, Alvin mengatakan Xiaomi mengandalkan pemasaran online. Dia juga mengatakan bahwa "Xiaomi sangat kuat di online ecommerce."
"Menurut informasi internal yang kami punya, Xiaomi menjadi brand smartphone nomor 1 untuk pilihan online. Selama pandemi penjualan online terus bertumbuh," Alvin melanjutkan.
Selain itu, mengikuti kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Xiaomi telah membuka layanan Mi Store from Home yang memungkinkan pengguna untuk membeli produk Xiaomi melalui layanan WhatsApp.
"Saat ini 30 persen dari pemesanan Mi Store datang dari Mi Store from Home selama PSBB," Alvin menambahkan.
Baca juga: Xiaomi bantah curi data pengguna dari peramban
Baca juga: Xiaomi Mi 10 dan 10 Pro akan meluncur secara global bulan ini
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Menurut Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse, peluncuran perangkat flagship tersebut memperlihatkan optimisme Xiaomi terhadap industri smartphone, yang memang dia akui menghadapi masa sulit di tengah pandemi.
"Sesuai pesan dari CEO kami, tidak boleh situasi mengambil alih hidup kita, kita harus berjalan bersama. Kedua, Mi 10 mempunyai target sangat spesifik, yakni pengguna hardcore Xiaomi, ini jawaban buat mereka yang sudah menunggu. Ini juga sekaligus perayaan 10 tahun Xiaomi," ujar Alvin dalam konferensi pers virtual, Jumat.
Di tengah pandemi seperti saat ini, Alvin juga melihat prioritas pembeli bergeser pada perangkat yang esensial untuk mencari barang dengan value yang tinggi, yang menurut dia sesuai dengan yang telah ditawarkan pada produk Xiaomi.
Alvin mengungkapkan tim pemasaran akan melakukan upaya terbaik, ditambah dengan promosi, untuk memperkenalkan teknologi Mi 10. Teknologi yang dibenamkan tampaknya membuat Alvin sangat percaya diri.
"Dengan teknologi chipset Snapdragon 865 dan LPDDR5 RAM tercepat, serta USF 3.0 storage tercepat, merupakan kombinasi yang baik saat ini. Kami sangat percaya diri," ujar dia.
Dibanderol dengan harga Rp9,999 juta, Alvin yakin Mi 10 menjadi "product killer" untuk segmen pasar tersebut. Kehadiran Mi 10 tanpa membawa varian "Pro," juga menjadi strategi agar produk yang ditawarkan tidak bertabrakan dan "saling memakan."
Selain berbekal inovasi teknologi dan memadatkan portofolio perangkat, Xiaomi juga memanfaatkan kekuatan "mulut ke mulut" untuk mempromosikan Mi 10, sebab Alvin mengatakan Xiaomi tidak memiliki budget yang banyak untuk pemasaran, namun lebih difokuskan pada pengembangan produk.
Oleh karena itu, Alvin mengatakan Xiaomi mengandalkan pemasaran online. Dia juga mengatakan bahwa "Xiaomi sangat kuat di online ecommerce."
"Menurut informasi internal yang kami punya, Xiaomi menjadi brand smartphone nomor 1 untuk pilihan online. Selama pandemi penjualan online terus bertumbuh," Alvin melanjutkan.
Selain itu, mengikuti kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Xiaomi telah membuka layanan Mi Store from Home yang memungkinkan pengguna untuk membeli produk Xiaomi melalui layanan WhatsApp.
"Saat ini 30 persen dari pemesanan Mi Store datang dari Mi Store from Home selama PSBB," Alvin menambahkan.
Baca juga: Xiaomi bantah curi data pengguna dari peramban
Baca juga: Xiaomi Mi 10 dan 10 Pro akan meluncur secara global bulan ini
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020