Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menyatakan akan menunggu hingga akhir Mei soal kelanjutan kompetisi Liga 1 Indonesia dan tak ingin mengambil keputusan dengan terburu-buru mengenai langkah selanjutnya.
"Sehingga menurut saya pilihan menunggu status darurat bencana ini sampai akhir Mei adalah pilihan yang paling realistis saat ini," ujar Iriawan saat dikonfirmasi, Sabtu.
Sebelumnya, sejumlah pihak mengusulkan agar PSSI dan PT LIB melanjutkan kompetisi dengan syarat tanpa dihadiri penonton pada Juli nanti, salah satunya Persib Bandung. Beberapa pertimbangan itu bermaksud agar ada aktivitas klub serta pertanggungjawaban kepada sponsor.
Opsi melanjutkan kompetisi tanpa penonton menjadi pertimbangan di beberapa negara di Eropa, seperti Inggris, Italia, Spanyol, dan Prancis. Sementara di kawasan Asia, Korea Selatan dikabarkan akan jadi negara pertama yang akan melakukannya.
Namun soal kemungkinan diterapkan di Indonesia, Iriawan menyebut hal itu sangat sulit. Ia memandang fanatisme suporter dalam mendukung tim kebanggaannya terlampau tinggi. Mereka akan nekat datang meski berada di luar stadion.
"Saya pikir Indonesia belum akan mencontoh negara-negara lain yang melakukan itu tertutup. Contoh pertandingan yang diputuskan digelar tanpa penonton dan sudah disosialisasikan jauh-jauh hari saja, masih didatangi oleh ribuan fans," katanya.
"Mereka rela mendukung tim kesayangannya dengan hanya bernyanyi di luar stadion tanpa bisa melihat pertandingan itu sendiri," dia menambahkan.
Di satu sisi, sejumlah daerah juga telah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Jika tetap dilanjutkan meski tanpa penonton, ia khawatir hal itu jadi bumerang.
"Ada kekhawatiran kalau PSSI tetap memutar liga dengan tanpa penonton, para fan tetap akan datang berkerumun, dan itu menyalahi sosial distancing yang sedang dijalankan pemerintah," kata dia.
Baca juga: PSSI dapat bantuan Rp7,7 miliar dari FIFA untuk operasional
Baca juga: PSSI harapkan Piala Dunia U-20 sesuai jadwal tahun 2021
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Sehingga menurut saya pilihan menunggu status darurat bencana ini sampai akhir Mei adalah pilihan yang paling realistis saat ini," ujar Iriawan saat dikonfirmasi, Sabtu.
Sebelumnya, sejumlah pihak mengusulkan agar PSSI dan PT LIB melanjutkan kompetisi dengan syarat tanpa dihadiri penonton pada Juli nanti, salah satunya Persib Bandung. Beberapa pertimbangan itu bermaksud agar ada aktivitas klub serta pertanggungjawaban kepada sponsor.
Opsi melanjutkan kompetisi tanpa penonton menjadi pertimbangan di beberapa negara di Eropa, seperti Inggris, Italia, Spanyol, dan Prancis. Sementara di kawasan Asia, Korea Selatan dikabarkan akan jadi negara pertama yang akan melakukannya.
Namun soal kemungkinan diterapkan di Indonesia, Iriawan menyebut hal itu sangat sulit. Ia memandang fanatisme suporter dalam mendukung tim kebanggaannya terlampau tinggi. Mereka akan nekat datang meski berada di luar stadion.
"Saya pikir Indonesia belum akan mencontoh negara-negara lain yang melakukan itu tertutup. Contoh pertandingan yang diputuskan digelar tanpa penonton dan sudah disosialisasikan jauh-jauh hari saja, masih didatangi oleh ribuan fans," katanya.
"Mereka rela mendukung tim kesayangannya dengan hanya bernyanyi di luar stadion tanpa bisa melihat pertandingan itu sendiri," dia menambahkan.
Di satu sisi, sejumlah daerah juga telah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Jika tetap dilanjutkan meski tanpa penonton, ia khawatir hal itu jadi bumerang.
"Ada kekhawatiran kalau PSSI tetap memutar liga dengan tanpa penonton, para fan tetap akan datang berkerumun, dan itu menyalahi sosial distancing yang sedang dijalankan pemerintah," kata dia.
Baca juga: PSSI dapat bantuan Rp7,7 miliar dari FIFA untuk operasional
Baca juga: PSSI harapkan Piala Dunia U-20 sesuai jadwal tahun 2021
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020