Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan Kota Bogor yang menghadapi pandemi COVID-19 sejak awal Maret 2020, visi dan misinya tetap sama, tapi target dan indikator anggarannya harus dipelajari lagi, dianalisis secara detail, dan disesuaikan.

"Target dan indikatornya akan disesuaikan lagi untuk semua kegiatan yang terkoreksi karena adanya realokasi dan refocusing anggaran untuk kegiatan COVID-19," kata Bima Arya saat memimpin rapat Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Musrenbang RKPD) Kota Bogor tahun 2021 melalui "video conference" dari kediaman pribadinya, di Kota Bogor, seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima, Rabu.

Bima Arya meminta kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) untuk segera melakukan analisis dan kajian mengenai anggaran program tahun 2020 yang digeser ke COVID-19 ini, berikut dampaknya bagi target yang sudah ditetapkan berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).

Baca juga: Pemkot Bogor kaji pergeseran anggaran terkait COVID-19

Menurut Bima Arya, pada menyusun perencanaan anggaran tahun 2021, ada beberapa poin yang harus menjadi pertimbangan. Pertama, harus dilihat lebih dulu mana target prioritas yang terdampak karena adanya realokasi anggaran untuk COVID-19.

Kedua, harus dilihat seberapa ruang yang dimiliki untuk menutup kebutuhan bagi anggaran tahun 2021. Ketiga, merumuskan atau melakukan formulasi untuk kegiatan-kegiatan tahun 2021 yang masih terkait dengan penanganan dari dampak COVID-19. Keempat, merumuskan ruang yang tersisa untuk digunakan dalam konteks perencanaan normal dari RPJMD.

Bima menjelaskan, pada tahun 2021 juga akan dialokasikan anggaran untuk pemulihan dari dampak COVID-19. "Kita berharap COVID-19 ini akan berakhir tahun ini. Asumsinya, tahun depan adalah momentum untuk pemulihan,” katanya.

Ia memprediksi ada dua konteks anggaran untuk tahun 2021 yang akan dialokasikan sesuai dengan konteks kelanjutan pemulihan COVID-19.

Pertama, adalah mengangkat kembali segmen yang terpuruk atau segmen yang terdampak, artinya normalisasi dari nol. "Kita berbicara berbagai macam dimensi, terutama dimensi ekonomi dan kesehatan," katanya.

Kedua, adalah ruang untuk inovasi berbagai kegiatan agar terjadi akselerasi dalam pemulihan.

Menurut dia, pada tahun 2020, mengalami pukulan telak terkait dengan PR di Kota Bogor.

"Saya meminta kepada semuanya terutama Bapenda dan Bappeda untuk berpikir kreatif dan inovatif mencari ruang-ruang inovasi guna menggenjot dan menambah PAD, tahun ini dan tahun depan," katanya.

Baca juga: Dinkes Kota Bogor gelar lagi tes cepat untuk 250 ODP dan ODR

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020