Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum membuka seminar pengusulan Alm KH Muhyiddin dan pengusulan ulang Alm Prof KH Anwar Musaddad sebagai pahlawan nasional, via konferensi video di Gedung Sate Kota Bandung, Rabu.

"Saya mendukung dan mengapresiasi tokoh- tokoh besar apalagi dari komunitas pesantren dari kalangan kiai untuk diberi gelar pahlawan nasional," kata Kang Uu.

Menurut Kang Uu, pengusulan kedua tokoh tersebut sebagai pahlawan nasional merupakan bentuk pengakuan dan apresiasi Pemerintah Provinsi Jabar atas jasa dan karya mereka.

Dia juga mengatakan para ulama punya peran penting dalam pembangunan manusia.

Baca juga: KH Anwar Musaddad dan Lasminingrat diusulkan lagi jadi Pahlawan Nasional

"(Mereka) bisa membangkitkan semangat para pejuang di masa perjuangan dahulu. Wajar kalau para kiai, para ulama, diberikan penghargaan, yaitu pahlawan nasional," katanya.

Kang Uu berharap ada tokoh-tokoh asal Jabar yang mendapatkan penghargaan atas jasa dan perjuangannya.

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah kabupaten/kota berperan aktif mengusulkan tokoh daerah menjadi pahlawan nasional.

Sementara itu, Ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Daud Achmad mengatakan seminar dilaksanakan sebagai salah satu prasyarat agar seorang tokoh bisa diusulkan untuk mendapat gelar pahlawan nasional.

Baca juga: Anwar Musaddad Penggerak Massa Lewat Perjuangan Rohani

"Di tengah pandemi COVID-19 dengan mengikuti anjuran physical distancing, Seminar Nasional Pengusulan Pahlawan Nasional asal Jawa Barat, KH. Muhyiddin dari Kabupaten Subang dan KH. Anwar Musaddad dari Kabupaten Garut, dilaksanakan dengan video conference," kata Daud.

KH Anwar Musaddad adalah pejuang kemerdekaan asal Garut, pendiri sekaligus rektor pertama Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati Bandung. Anwar Musaddad juga pendiri Pondok Pesantren dan Yayasan Pendidikan Al Musaddadiyah Garut.

Sedangkan, KH Muhyiddin merupakan seorang ulama asal Jawa Barat yang pada era penjajahan Belanda terlibat dalam perjuangan merintis, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan. Dia juga telah mendirikan delapan pesantren yang tersebar di Subang, Purwakarta dan Sumedang.

"Maksud dan tujuan (seminar) adalah memenuhi salah satu persyaratan calon pahlawan nasional, maka harus diselenggarakan seminar nasional yang dihadiri unsur Kemensos. Inilah bentuk penghargaan Pemerintah Jabar atas jasa dan perjuangan KH Muhyiddin dan KH Anwar Musaddad dalam memperjuangkan kemerdekaan melibatkan unsur ulama dan pesantren," ucapnya.

Guru Besar Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Nina Herlina Lubis, yang ikut dalam seminar tersebut, mengatakan bahwa KH Muhyiddin ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan.

Baca juga: Ridwan Kamil dukung Ki Bagus Rangin jadi Pahlawan Nasional

"Tidak hanya bergabung dengan Hizbullah, KH Muhyiddin pun menjadikan pesantren Pagelaran I (Tanjung Siang) sebagai markas pelatihan dan penggemblengan mental bagi para pejuang Hizbullah," kata Nina.

Pada masa penjajahan Belanda, KH Muhyiddin juga dikenal memimpin para pejuang untuk menyerang garis pertahanan Sekutu di Bandung Utara.

"Dengan banyaknya catatan sejarah, seminar dan kajian para sejarawan bisa mengangkat KH Muhyiddin sebagai pahlawan nasional dari kalangan ulama," katanya.

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020