Tokoh intelijen dan pengusaha Suhendra Hadikuntono siap menjaminkan diri agar impor alat tes cepat COVID-19 atau rapid test kit tanpa down payment (DP) atau uang muka.
"Saya menjaminkan nama baik saya untuk impor COVID-19 rapid test kit dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Iran tanpa uang muka dan agar dapat fasilitas khusus lainnya," kata Suhendra dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (18/4).
Suhendra mengaku akan memanfaatkan hubungan baiknya dengan pejabat-pejabat tinggi dan pengusaha-pengusaha besar di RRT dan Iran untuk melakukan ekstra lobi agar pihak-pihak di Indonesia bisa melakukan pembelian COVID-19 rapid test kit dari kedua negara itu dalam jumlah besar tanpa uang muka, serta mendapat fasilitas khusus lainnya.
"Jaminannya adalah good will dan nama baik saya di kalangan pejabat dan pengusaha China dan Iran," jelasnya.
Selain pengusaha, Suhendra juga dikenal memiliki jaringan luas di berbagai kalangan, baik dalam maupun luar negeri, salah satunya Thailand yang memintanya menjadi juru damai konflik di Thailand Selatan.
Ia juga pernah menjadi Ketua Tim Penyelesaian Pelanggaran HAM Indonesia-Vietnam yang membebaskan 150 warga Vietnam yang sempat ditahan di Pulau Anambas gara-gara diduga melanggar perairan Indonesia.
Dengan pembebasan itu, Indonesia terhindar dari pengadilan Mahkamah Internasional.
Oleh sebab itu, Suhendra membuka diri bagi pihak-pihak yang hendak melakukan impor COVID-19 rapid test kit, terutama pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan instansi-instansi lain, baik pemerintah maupun swasta.
"Silakah hubungi saya. Saya stand by 24 jam di kantor. Begitu ada permintaan masuk, saya akan langsung menghubungi mitra-mitra di Tiongkok dan Iran," katanya menegaskan.
Ia lantas menyebutkan nomor telepon selulernya yang bisa dihubungi 24 jam nonsetop, yakni 0821-2232-7350.
Dengan adanya impor COVID-19 rapid test kit dalam jumlah besar, kemudian membanjiri pasaran, dia berharap harga alat tes cepat corona tersebut di pasaran dalam negeri akan turun.
Baca juga: AS minta China revisi aturan ekspor APD COVID-19
Jadi, kata dia, harga rapid test kit menjadi terjangkau bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, atau tidak seperti saat ini yang harganya sekitar Rp500 ribu per buah.
"Saatnya kita berjuang bersama, bahu-membahu demi bangsa dan negara kita," katanya.
Dengan demikian, lanjut dia, pemerintah bisa menstimulan kesadaran masyarakat sehingga dapat melakukan tes mandiri untuk mengetahui apakah dirinya terpapar virus corona atau tidak.
"Dengan begitu, jatuhnya korban virus corona dapat diantisipasi sejak dini dan diminimalisasi," katanya menandaskan.
Sejauh ini, Indonesia mengimpor COVID-19 rapid test kit dari RRT. Namun, Iran kini dikabarkan juga sedang menggenjot produksi alat tersebut dengan kualitas yang sama baiknya.
Baca juga: Iran perkenalkan detektor pengidap COVID-19 jarak jauh
Baca juga: Sanksi AS memaksa Iran menjadi "mandiri"
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Saya menjaminkan nama baik saya untuk impor COVID-19 rapid test kit dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Iran tanpa uang muka dan agar dapat fasilitas khusus lainnya," kata Suhendra dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (18/4).
Suhendra mengaku akan memanfaatkan hubungan baiknya dengan pejabat-pejabat tinggi dan pengusaha-pengusaha besar di RRT dan Iran untuk melakukan ekstra lobi agar pihak-pihak di Indonesia bisa melakukan pembelian COVID-19 rapid test kit dari kedua negara itu dalam jumlah besar tanpa uang muka, serta mendapat fasilitas khusus lainnya.
"Jaminannya adalah good will dan nama baik saya di kalangan pejabat dan pengusaha China dan Iran," jelasnya.
Selain pengusaha, Suhendra juga dikenal memiliki jaringan luas di berbagai kalangan, baik dalam maupun luar negeri, salah satunya Thailand yang memintanya menjadi juru damai konflik di Thailand Selatan.
Ia juga pernah menjadi Ketua Tim Penyelesaian Pelanggaran HAM Indonesia-Vietnam yang membebaskan 150 warga Vietnam yang sempat ditahan di Pulau Anambas gara-gara diduga melanggar perairan Indonesia.
Dengan pembebasan itu, Indonesia terhindar dari pengadilan Mahkamah Internasional.
Oleh sebab itu, Suhendra membuka diri bagi pihak-pihak yang hendak melakukan impor COVID-19 rapid test kit, terutama pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan instansi-instansi lain, baik pemerintah maupun swasta.
"Silakah hubungi saya. Saya stand by 24 jam di kantor. Begitu ada permintaan masuk, saya akan langsung menghubungi mitra-mitra di Tiongkok dan Iran," katanya menegaskan.
Ia lantas menyebutkan nomor telepon selulernya yang bisa dihubungi 24 jam nonsetop, yakni 0821-2232-7350.
Dengan adanya impor COVID-19 rapid test kit dalam jumlah besar, kemudian membanjiri pasaran, dia berharap harga alat tes cepat corona tersebut di pasaran dalam negeri akan turun.
Baca juga: AS minta China revisi aturan ekspor APD COVID-19
Jadi, kata dia, harga rapid test kit menjadi terjangkau bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, atau tidak seperti saat ini yang harganya sekitar Rp500 ribu per buah.
"Saatnya kita berjuang bersama, bahu-membahu demi bangsa dan negara kita," katanya.
Dengan demikian, lanjut dia, pemerintah bisa menstimulan kesadaran masyarakat sehingga dapat melakukan tes mandiri untuk mengetahui apakah dirinya terpapar virus corona atau tidak.
"Dengan begitu, jatuhnya korban virus corona dapat diantisipasi sejak dini dan diminimalisasi," katanya menandaskan.
Sejauh ini, Indonesia mengimpor COVID-19 rapid test kit dari RRT. Namun, Iran kini dikabarkan juga sedang menggenjot produksi alat tersebut dengan kualitas yang sama baiknya.
Baca juga: Iran perkenalkan detektor pengidap COVID-19 jarak jauh
Baca juga: Sanksi AS memaksa Iran menjadi "mandiri"
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020