Menyikapi penurunan permintaan Bahan Bakar Minyak (BBM) domestik yang mencapai 35 persen akibat pandemi COVID-19, Pertamina melakukan pemeliharaan kilang sekaligus menurunkan kapasitas operasinya untuk menjaga keseimbangan produksi serta kapasitas penampungan (storage) kilang yang sudah mencapai tingkat optimum.

Sejak Maret 2020, permintaan gasoline terus mengalami penurunan rata-rata 17 persen, gasoil turun rata-rata 8 persen dan avtur turun 45 persen. Sejalan dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), permintaan BBM di kota-kota besar pun tercatat mengalami penurunan di atas 50 persen, tertinggi adalah Jakarta dan Bandung yang turun hampir 60 persen.

"Secara nasional penurunan permintaan BBM mencapai 35 persen dibandingkan dengan rerata Januari- Februari 2020," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu.

Selain penurunan di BBM ritel, penurunan permintaan juga terjadi untuk konsumen industri mengingat banyak industri yang berhenti beroperasi.

Fajriyah menyatakan situasi dengan penurunan permintaan tajam ini mungkin belum pernah terjadi sebelumnya, yang tentu saja akan berdampak besar terhadap keuangan Pertamina. Karenanya berbagai penyesuaian harus dilakukan dalam rangka menjaga optimalisasi, efektifitas dan keekonomian operasi, termasuk di antaranya penyesuaian terhadap operasional kilang.

"Pertamina akan mulai menurunkan kapasitas operasi kilang secara bertahap disesuaikan dengan kondisi permintaan. Secara teknis, penurunan juga akan disesuakan dengan batas aman pengolahan kilang," terang Fajriyah.

Pertamina, imbuh Fajriyah, akan memanfaatkan kondisi ini untuk sekaligus melakukan pemeliharaan kilang, sehingga ketika kondisi sudah kembali normal, maka kilang sudah siap beroperasi optimal.

Beberapa kilang yang lebih awal akan dilakukan pemeliharaan adalah Kilang Sungai Pakning dan Kilang Balikpapan dengan penghentian pada Crude Distillation Unit (CDU) secara bergantian. Sedangkan Kilang Plaju akan mulai mengurangi produksi secara bertahap (slowdown). Adapun kilang lainnya yaitu Kilang Balongan, Kilang Cilacap dan Kilang Kasim tetap beroperasi normal.

Fajriyah menambahkan meskipun kapasitas produksi pengolahan kilang diturunkan, namun stok BBM maupun LPG secara nasional dalam kondisi aman, bahkan berlebih. Bahkan stok avtur dan solar berlimpah, berada pada posisi tertinggi hingga lebih dari 100 hari.

Meskipun permintaan BBM menurun tajam, lanjut Fajriyah, saat ini seluruh kegiatan distribusi BBM dan SPBU tetap beroperasi dengan tetap menjalankan HSSE dan protokol pencegahan COVID-19 secara ketat.

Pertamina akan terus memantau perkembangan, mengingat kebutuhan BBM untuk pengiriman logistik masih berjalan, sehingga energi harus tersedia dengan aman.

"Selama Ramadhan dan Idul Fitri, Pertamina juga akan tetap mengoperasikan SPBU di seluruh jalur utama, karena kemungkinan kebutuhan BBM untuk logistik akan meningkat," pungkas Fajriyah.

Baca juga: Pertamina buka layanan antar BBM di kawasan Cirebon

Baca juga: Tercemar BBM, Pertamina berupaya bersihkan anak Sungai Cinambo
 

Pewarta: Faisal Yunianto

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020