Kelangsungan sepak bola putri terancam "risiko nyata" dan dapat terpukul lebih keras dibandingkan sepak bola putra akibat virus corona, menurut asosiasi pesepakbola internasional Fifpro.
Sekretaris Jendral Fifpro, Jonas Baer-Hoffmann menyatakan prihatin bahwa investasi dalam sepak bola putri bisa saja terhenti.
Sepak bola putri sendiri belakangan melihat pertumbuhan global yang luas, yang terbukti dengan jumlah penonton dan partisipasi setelah Piala Dunia 2019.
Baca juga: Ketua DPRD Jabar dukung kejurda sepak bola wanita
"Sepak bola putri berada pada tren naik, tetapi tren positif masih bisa sangat rawan," kata Baer-Hoffmann yang dikutip BBC pada Jumat.
"Kami melihat ancaman bahwa sejumlah program tertentu akan ditutup atau tidak akan mendapatkan perhatian yang sama seperti sebelumnya."
"Konsekuensi jangka panjang (dari pandemi) dalam hal kesetaraan dan keragaman dapat lebih besar memengaruhi sepak bola putri."
"Ada beberapa risiko nyata. Salah satunya adalah menunda investasi yang baru-baru ini kita lihat - kita masih perlu terus membangun investasi di sepak bola putri untuk mempertahankan pengembangan profesional," tambahnya.
Baca juga: Bintang sepak bola putri AS buat marah Donald Trump
"Kami juga melihat penundaan turnamen internasional. Sepak bola wanita masih membutuhkan ajang yang besar ini, seperti Piala Dunia, Olimpiade, Euro karena itu adalah platform besar di mana banyak pemain membangun karier mereka."
"Itu karena satu-satunya platform internasional tempat mereka bisa dipantau oleh klub yang mungkin tertarik mendatangkan mereka."
Tidak seperti dalam pertandingan putra, tim wanita di Olimpiade dapat menurunkan timnas senior mereka untuk Olimpiade di Tokyo, yang telah ditunda hingga 2021.
Fifpro merilis sebuah makalah pada Kamis yang menjelaskan "ancaman kelangsungan" yang dihadapi sepak bola putri karena pandemi COVID-19. Rata-rata kontrak pemain putri hanya berlangsung lebih dari satu tahun.
"Sekarang adalah waktunya untuk berbicara tentang sepak bola putri. Tidak dalam beberapa pekan atau beberapa bulan, tetapi sekarang," kata kepala eksekutif sepak bola wanita Fifpro, Amanda Vandervort.
"Kami memiliki keprihatinan mendalam tentang investasi dalam sepak bola wanita yang dikurangi atau dibatalkan. Bersama-sama industri harus membangun satu visi. Bersama-sama kita akan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan."
Baer-Hoffmann menambahkan bahwa sebagian besar atlet putri tidak mampu untuk menerima pemangkasan gaji seperti para pemain putra, karena gaji mereka yang rendah.
Namun, pada Rabu, timnas putri Inggris secara kolektif memberikan sumbangan kepada petugas Layanan Kesehatan Nasional (NHS), mendukung skema yang dibuat oleh para pemain putra Liga Primer Inggris.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Sekretaris Jendral Fifpro, Jonas Baer-Hoffmann menyatakan prihatin bahwa investasi dalam sepak bola putri bisa saja terhenti.
Sepak bola putri sendiri belakangan melihat pertumbuhan global yang luas, yang terbukti dengan jumlah penonton dan partisipasi setelah Piala Dunia 2019.
Baca juga: Ketua DPRD Jabar dukung kejurda sepak bola wanita
"Sepak bola putri berada pada tren naik, tetapi tren positif masih bisa sangat rawan," kata Baer-Hoffmann yang dikutip BBC pada Jumat.
"Kami melihat ancaman bahwa sejumlah program tertentu akan ditutup atau tidak akan mendapatkan perhatian yang sama seperti sebelumnya."
"Konsekuensi jangka panjang (dari pandemi) dalam hal kesetaraan dan keragaman dapat lebih besar memengaruhi sepak bola putri."
"Ada beberapa risiko nyata. Salah satunya adalah menunda investasi yang baru-baru ini kita lihat - kita masih perlu terus membangun investasi di sepak bola putri untuk mempertahankan pengembangan profesional," tambahnya.
Baca juga: Bintang sepak bola putri AS buat marah Donald Trump
"Kami juga melihat penundaan turnamen internasional. Sepak bola wanita masih membutuhkan ajang yang besar ini, seperti Piala Dunia, Olimpiade, Euro karena itu adalah platform besar di mana banyak pemain membangun karier mereka."
"Itu karena satu-satunya platform internasional tempat mereka bisa dipantau oleh klub yang mungkin tertarik mendatangkan mereka."
Tidak seperti dalam pertandingan putra, tim wanita di Olimpiade dapat menurunkan timnas senior mereka untuk Olimpiade di Tokyo, yang telah ditunda hingga 2021.
Fifpro merilis sebuah makalah pada Kamis yang menjelaskan "ancaman kelangsungan" yang dihadapi sepak bola putri karena pandemi COVID-19. Rata-rata kontrak pemain putri hanya berlangsung lebih dari satu tahun.
"Sekarang adalah waktunya untuk berbicara tentang sepak bola putri. Tidak dalam beberapa pekan atau beberapa bulan, tetapi sekarang," kata kepala eksekutif sepak bola wanita Fifpro, Amanda Vandervort.
"Kami memiliki keprihatinan mendalam tentang investasi dalam sepak bola wanita yang dikurangi atau dibatalkan. Bersama-sama industri harus membangun satu visi. Bersama-sama kita akan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan."
Baer-Hoffmann menambahkan bahwa sebagian besar atlet putri tidak mampu untuk menerima pemangkasan gaji seperti para pemain putra, karena gaji mereka yang rendah.
Namun, pada Rabu, timnas putri Inggris secara kolektif memberikan sumbangan kepada petugas Layanan Kesehatan Nasional (NHS), mendukung skema yang dibuat oleh para pemain putra Liga Primer Inggris.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020