Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut mengevaluasi penanganan kasus penyebaran wabah COVID-19 dengan seluruh aparatur kecamatan maupun puskesmas di wilayah utara Garut dalam upaya memaksimalkan pencegahan wabah tersebut di masyarakat.
"Saya sengaja mengumpulkan camat dan kepala puskesmas yang ada di daerah Garut utara. Kita juga akan melakukan penyemprotan disinfektan di tempat-tempat keramaian dan pasar," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman melalui siaran pers yang dipublikasikan Diskominfo Garut, Rabu.
Ia menuturkan, jumlah kasus COVID-19 di Garut telah bertambah satu orang sehingga status pasien positif menjadi tiga orang yang saat ini sudah mendapatkan penanganan medis sesuai prosedur yang berlaku.
Munculnya kasus baru itu, kata Helmi, membuat pihaknya melakukan pertemuan terbatas dengan tujuh camat dan kepala puskesmas di wilayah utara untuk meningkatkan kewaspadaan terkait wabah itu.
Wilayah utara tepatnya di Kecamatan Selaawi, kata Helmi telah ditemukan satu orang kasus baru positif COVID-19 sehingga kecamatan sekitarnya harus menjadi waspada terhadap wabah itu.
"Tentu di daerah Selaawi dan sekitarnya seperti Limbangan dan beberapa kecamatan yang lain itu harus ada perhatian lebih karena kita ingin masyarakat kita lebih waspada," kata Helmi.
Menurut dia, ada peningkatan kewaspadaan dengan adanya pasien terdeteksi positif itu, selanjutnya petugas medis memantau perkembangan kesehatannya serta menelusuri orang yang pernah berinteraksi dengannya untuk dilakukan rapid test COVID-19.
"Kini sedang dilakukan surveilan, dengan dilakukan tracking, tracking mengejar siapa yang kontak erat dengan pasien tersebut dan selanjutnya dilakukan rapid test serta pemeriksaan yang lain," kata Helmi.
Ia menambahkan, persoalan dalam penanganan COVID-19 yakni masih banyaknya warga yang tidak mematuhi anjuran pemerintah terkait pemberlakuan social distancing dan physical distancing.
Menurut dia, di daerah pelosok Garut masih ada warga yang belum menyadari bahayanya wabah COVID-19 tersebut sehingga mengabaikan aturan seperti menggunakan masker dan rajin cuci tangan.
"Di beberapa daerah terutama pelosok-pelosok belum terlihat adanya kewaspadaan seperti penggunaan masker dan social distancing dan masih terlihat warga banyak keluar rumah tanpa APD," katanya.
Baca juga: Pemkab Garut anggarkan Rp5 miliar untuk sejuta masker gratis
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Saya sengaja mengumpulkan camat dan kepala puskesmas yang ada di daerah Garut utara. Kita juga akan melakukan penyemprotan disinfektan di tempat-tempat keramaian dan pasar," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman melalui siaran pers yang dipublikasikan Diskominfo Garut, Rabu.
Ia menuturkan, jumlah kasus COVID-19 di Garut telah bertambah satu orang sehingga status pasien positif menjadi tiga orang yang saat ini sudah mendapatkan penanganan medis sesuai prosedur yang berlaku.
Munculnya kasus baru itu, kata Helmi, membuat pihaknya melakukan pertemuan terbatas dengan tujuh camat dan kepala puskesmas di wilayah utara untuk meningkatkan kewaspadaan terkait wabah itu.
Wilayah utara tepatnya di Kecamatan Selaawi, kata Helmi telah ditemukan satu orang kasus baru positif COVID-19 sehingga kecamatan sekitarnya harus menjadi waspada terhadap wabah itu.
"Tentu di daerah Selaawi dan sekitarnya seperti Limbangan dan beberapa kecamatan yang lain itu harus ada perhatian lebih karena kita ingin masyarakat kita lebih waspada," kata Helmi.
Menurut dia, ada peningkatan kewaspadaan dengan adanya pasien terdeteksi positif itu, selanjutnya petugas medis memantau perkembangan kesehatannya serta menelusuri orang yang pernah berinteraksi dengannya untuk dilakukan rapid test COVID-19.
"Kini sedang dilakukan surveilan, dengan dilakukan tracking, tracking mengejar siapa yang kontak erat dengan pasien tersebut dan selanjutnya dilakukan rapid test serta pemeriksaan yang lain," kata Helmi.
Ia menambahkan, persoalan dalam penanganan COVID-19 yakni masih banyaknya warga yang tidak mematuhi anjuran pemerintah terkait pemberlakuan social distancing dan physical distancing.
Menurut dia, di daerah pelosok Garut masih ada warga yang belum menyadari bahayanya wabah COVID-19 tersebut sehingga mengabaikan aturan seperti menggunakan masker dan rajin cuci tangan.
"Di beberapa daerah terutama pelosok-pelosok belum terlihat adanya kewaspadaan seperti penggunaan masker dan social distancing dan masih terlihat warga banyak keluar rumah tanpa APD," katanya.
Baca juga: Pemkab Garut anggarkan Rp5 miliar untuk sejuta masker gratis
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020