Kamera ponsel dari masa ke masa berevolusi memberikan pengalaman fotografi yang lebih baik, terutama dari segi kualitas gambar.
Para produsen ponsel pintar berlomba-lomba menawarkan resolusi besar hingga trend empat kamera, bahkan lima, di belakang. Persoalan hasil jepretan yang bagus bukan hanya dari kemampuan fotografi dan sensor yang digunakan, chipset juga berpengaruh besar untuk kamera ponsel.
"Inovasi di fotografi ponsel banyak, mulai dari fotografi cahaya redup (lowlight), noise reduction, HDR, 4K bahkan sampai 8K," kata Senior Business Development Manager Qualcomm Indonesia, Dominikus Susanto, dalam acara diskusi Snapdragon Academy, Kamis.
Diskusi kali ini membedah chip terbaru dari Qualcomm, Snapdragon 865, yang umumnya dipakai di ponsel segmen premium. Dalam sebuah chipset, Image Sensor Processor, lazim disingkat ISP, bertanggung jawab untuk memproses hal-hal yang berkaitan dengan kamera pada ponsel.
ISP memiliki sebuah satuan bernama pixel per clock cycle, yang berkaitan dengan kinerja mesin menghasilkan piksel dalam satu clock cycle, kecepatan prosesor.
Snapdragon memiliki 4 pixel per clock cycle, artinya mesin bisa membuat 4 piksel dalam satu kali proses. Kemampuan ini lebih besar dibandingkan dengan 1 pixel per clock cycle, mesin hanya mampu menghasilkan 1 piksel sekali proses.
ISP Snapdragon 865 memiliki teknologi computer vision Spectra 480, yang menandakan chip berjenis premium. Semakin banyak clock cycle, akan semakin besar pula energi yang dihabiskan pada baterai.
Qualcomm merancang Spectra agar bisa menghasilkan proses yang lebih cepat, namun, hanya menghasilkan sedikit panas sehingga tidak banyak memakan daya baterai.
Dalam ISP juga dikenal adanya bit, yang akan berpengaruh terhadap warna pada hasil foto. Semakin besar angka di bit, semakin banyak warna yang dimiliki dan semakin halus warna yang akan dihasilkan.
Kemampuan-kemampuan yang ada pada sebuah chipset akan dieksplorasi oleh para produsen ponsel untuk menawarkan kemampuan fotografi dan layar.
Sebagai contoh, ponsel OPPO seri Find X2 menggunakan teknologi layar 10 bit, yang memiliki hingga 1 miliar warna. Teknologi ini tentu lebih besar dibandingkan dengan layar yang menggunakan 8 bit, yang memiliki sekitar 16 juta warna.
Sementara kamera belakang utama OPPO sebesar 48MP menggunakan teknologi 12 bit, mampu menangkap lebih banyak informasi gambar dan kedalaman warna.
"Ini tentu untuk orang yang menyukai fotografi," kata PR Manager OPPO Aryo Meidianto, dalam acara yang sama.
Chip yang digunakan juga berpengaruh terhadap fotografi cahaya rendah, lowlight, di kamera ponsel, misalnya untuk mengurangi noise di hasil foto.
Baca juga: Kamera Oppo Reno3 dicoba dalam "Blind Test"
Baca juga: Persaingan dalam tren empat kamera belakang, ini kata Oppo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Para produsen ponsel pintar berlomba-lomba menawarkan resolusi besar hingga trend empat kamera, bahkan lima, di belakang. Persoalan hasil jepretan yang bagus bukan hanya dari kemampuan fotografi dan sensor yang digunakan, chipset juga berpengaruh besar untuk kamera ponsel.
"Inovasi di fotografi ponsel banyak, mulai dari fotografi cahaya redup (lowlight), noise reduction, HDR, 4K bahkan sampai 8K," kata Senior Business Development Manager Qualcomm Indonesia, Dominikus Susanto, dalam acara diskusi Snapdragon Academy, Kamis.
Diskusi kali ini membedah chip terbaru dari Qualcomm, Snapdragon 865, yang umumnya dipakai di ponsel segmen premium. Dalam sebuah chipset, Image Sensor Processor, lazim disingkat ISP, bertanggung jawab untuk memproses hal-hal yang berkaitan dengan kamera pada ponsel.
ISP memiliki sebuah satuan bernama pixel per clock cycle, yang berkaitan dengan kinerja mesin menghasilkan piksel dalam satu clock cycle, kecepatan prosesor.
Snapdragon memiliki 4 pixel per clock cycle, artinya mesin bisa membuat 4 piksel dalam satu kali proses. Kemampuan ini lebih besar dibandingkan dengan 1 pixel per clock cycle, mesin hanya mampu menghasilkan 1 piksel sekali proses.
ISP Snapdragon 865 memiliki teknologi computer vision Spectra 480, yang menandakan chip berjenis premium. Semakin banyak clock cycle, akan semakin besar pula energi yang dihabiskan pada baterai.
Qualcomm merancang Spectra agar bisa menghasilkan proses yang lebih cepat, namun, hanya menghasilkan sedikit panas sehingga tidak banyak memakan daya baterai.
Dalam ISP juga dikenal adanya bit, yang akan berpengaruh terhadap warna pada hasil foto. Semakin besar angka di bit, semakin banyak warna yang dimiliki dan semakin halus warna yang akan dihasilkan.
Kemampuan-kemampuan yang ada pada sebuah chipset akan dieksplorasi oleh para produsen ponsel untuk menawarkan kemampuan fotografi dan layar.
Sebagai contoh, ponsel OPPO seri Find X2 menggunakan teknologi layar 10 bit, yang memiliki hingga 1 miliar warna. Teknologi ini tentu lebih besar dibandingkan dengan layar yang menggunakan 8 bit, yang memiliki sekitar 16 juta warna.
Sementara kamera belakang utama OPPO sebesar 48MP menggunakan teknologi 12 bit, mampu menangkap lebih banyak informasi gambar dan kedalaman warna.
"Ini tentu untuk orang yang menyukai fotografi," kata PR Manager OPPO Aryo Meidianto, dalam acara yang sama.
Chip yang digunakan juga berpengaruh terhadap fotografi cahaya rendah, lowlight, di kamera ponsel, misalnya untuk mengurangi noise di hasil foto.
Baca juga: Kamera Oppo Reno3 dicoba dalam "Blind Test"
Baca juga: Persaingan dalam tren empat kamera belakang, ini kata Oppo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020