Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) penemu ventilator portabel untuk pasien COVID-19 Dr Syarif Hidayat menyebut pesanan ventilator ciptaannya sudah melampaui target.
"Target awalnya hanya 100, tapi yang pesan sudah melampaui itu. Kami tidak bisa sebutkan berapa banyak pesanan yang sudah masuk," ujar Syarif saat dihubungi dari Jakarta, Rabu.
Dosen Teknik Elektro ITB tersebut mengatakan saat ini dirinya dan tim sedang fokus melakukan pengujian alat yang diberi nama Vent-I itu.
"Begitu pengujian selesai, kami akan rilis kepada publik. Saat ini kami fokus dulu, agar alat bisa diterima oleh pemerintah dan bisa dimanfaatkan," tambah dia.
Baca juga: Pembuat ventilator hewan Jepang tingkatkan produksi buat pasien corona
Syarif berharap keberadaan alat tersebut dapat mengatasi kekurangan jumlah ventilator di fasilitas kesehatan akibat membludaknya pasien COVID-19.
Dia menjelaskan ventilator sebenarnya bukan barang langka dan cukup banyak tersedia. Akan tetapi, harga alat tersebut cukup mahal. Selain itu, ventilator yang ada saat ini tidak bisa dipindah-pindah.
"Alat ini memiliki kelebihan bisa dipindah-pindah. Alat ini untuk pasien COVID-19 non-ICU atau untuk kategori menengah," terang dia.
Alat tersebut berfungsi mengalirkan oksigen ke paru-paru pasien, sehingga pasien tidak kekurangan oksigen. Syarif mengatakan bahan untuk membuat alat tersebut tersedia di pasaran.
Baca juga: UI siapkan COVENT-20, ventilator transport lokal rendah biaya
Saat ini, baru tersedia purwarupa ventilator. Setelah pengujian selesai dan disetujui Kementerian Kesehatan, baru kemudian diproduksi massal.
"Diperkirakan minggu depan pengujian selesai, dan jika disetujui pemerintah bisa langsung dimanfaatkan," kata Syarif lagi.
Baca juga: Robot Ventilator ciptaan ITS bantu penanganan COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Target awalnya hanya 100, tapi yang pesan sudah melampaui itu. Kami tidak bisa sebutkan berapa banyak pesanan yang sudah masuk," ujar Syarif saat dihubungi dari Jakarta, Rabu.
Dosen Teknik Elektro ITB tersebut mengatakan saat ini dirinya dan tim sedang fokus melakukan pengujian alat yang diberi nama Vent-I itu.
"Begitu pengujian selesai, kami akan rilis kepada publik. Saat ini kami fokus dulu, agar alat bisa diterima oleh pemerintah dan bisa dimanfaatkan," tambah dia.
Baca juga: Pembuat ventilator hewan Jepang tingkatkan produksi buat pasien corona
Syarif berharap keberadaan alat tersebut dapat mengatasi kekurangan jumlah ventilator di fasilitas kesehatan akibat membludaknya pasien COVID-19.
Dia menjelaskan ventilator sebenarnya bukan barang langka dan cukup banyak tersedia. Akan tetapi, harga alat tersebut cukup mahal. Selain itu, ventilator yang ada saat ini tidak bisa dipindah-pindah.
"Alat ini memiliki kelebihan bisa dipindah-pindah. Alat ini untuk pasien COVID-19 non-ICU atau untuk kategori menengah," terang dia.
Alat tersebut berfungsi mengalirkan oksigen ke paru-paru pasien, sehingga pasien tidak kekurangan oksigen. Syarif mengatakan bahan untuk membuat alat tersebut tersedia di pasaran.
Baca juga: UI siapkan COVENT-20, ventilator transport lokal rendah biaya
Saat ini, baru tersedia purwarupa ventilator. Setelah pengujian selesai dan disetujui Kementerian Kesehatan, baru kemudian diproduksi massal.
"Diperkirakan minggu depan pengujian selesai, dan jika disetujui pemerintah bisa langsung dimanfaatkan," kata Syarif lagi.
Baca juga: Robot Ventilator ciptaan ITS bantu penanganan COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020