Psikolog Universitas Indonesia Dr Rose Mini Agoes Salim meminta orang tua untuk tidak menularkan kecemasan pada anak selama terjadinya wabah virus COVID-19 di Tanah Air.
"Anak-anak tidak sekolah dan orang tua juga tidak ke kantor. Banyak kecemasan yang terjadi. Orang tua jangan cemas, karena kecemasan itu bisa ditularkan pada anak," ujar Rose Mini dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Dengan demikian, dia meminta agar orang tua tidak memberikan informasi yang menimbulkan kecemasan seperti jika positif COVID-19 maka akan mati.
Edukasi yang diberikan harus positif, seperti bagaimana penularan virus dapat dicegah, jika tertular besar kemungkinan akan sembuh. Kemudian menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.
Edukasi yang dilakukan bisa melalui boneka, film maupun main peran bersama untuk anak yang berusia balita. Sedangkan untuk anak yang sudah besar bisa diajak diskusi.
"Ajarkan ke anak, kalau sakit tidak enak. Maka dengan demikian anak memahami mengapa penting mencuci tangan dan menjaga kebersihan diri. Jadi sekali lagi, kecemasan tidak perlu ditularkan pada anak," terang dia lagi.
Sejumlah pemerintah daerah meliburkan sekolah hingga 14 hari untuk mengantisipasi penyebaran virus COVID-19 di satuan pendidikan. Sebagai gantinya, peserta didik dilakukan pembelajaran daring di rumah.
Baca juga: Peneliti ITB prediksi kasus COVID-19 berakhir pada pertengahan April
Baca juga: Upaya masyarakat tanggulangi COVID-19 diapresiasi Puan Maharani
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Anak-anak tidak sekolah dan orang tua juga tidak ke kantor. Banyak kecemasan yang terjadi. Orang tua jangan cemas, karena kecemasan itu bisa ditularkan pada anak," ujar Rose Mini dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Dengan demikian, dia meminta agar orang tua tidak memberikan informasi yang menimbulkan kecemasan seperti jika positif COVID-19 maka akan mati.
Edukasi yang diberikan harus positif, seperti bagaimana penularan virus dapat dicegah, jika tertular besar kemungkinan akan sembuh. Kemudian menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.
Edukasi yang dilakukan bisa melalui boneka, film maupun main peran bersama untuk anak yang berusia balita. Sedangkan untuk anak yang sudah besar bisa diajak diskusi.
"Ajarkan ke anak, kalau sakit tidak enak. Maka dengan demikian anak memahami mengapa penting mencuci tangan dan menjaga kebersihan diri. Jadi sekali lagi, kecemasan tidak perlu ditularkan pada anak," terang dia lagi.
Sejumlah pemerintah daerah meliburkan sekolah hingga 14 hari untuk mengantisipasi penyebaran virus COVID-19 di satuan pendidikan. Sebagai gantinya, peserta didik dilakukan pembelajaran daring di rumah.
Baca juga: Peneliti ITB prediksi kasus COVID-19 berakhir pada pertengahan April
Baca juga: Upaya masyarakat tanggulangi COVID-19 diapresiasi Puan Maharani
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020