Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi menyebut pemulangan kembali keris Diponegoro memerlukan proses yang panjang dan lama sampai akhirnya pusaka tersebut kembali ke Tanah Air.
“Itu adalah pengembalian dari keris Diponegoro yang sebenarnya prosesnya sudah cukup lama,” kata Menlu Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Ia mengatakan, proses yang dijalani di antaranya riset atau penelitian untuk memastikan keabsahan bahwa benar keris tersebut adalah keris Diponegoro atau milik Pangeran Diponegoro.
Riset yang dimaksud itu dilakukan oleh dua pihak, yakni Indonesia dan Belanda secara bersama-sama.
“Jadi prosesnya tentunya kita melakukan penelitian bersama untuk betul-betul memastikan bahwa keris ini adalah milik Pangeran Diponegoro,” kata Retno.
Proses terakhir, yakni beberapa pekan sebelum kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Indonesia, dikirimkan tim khusus ke Belanda untuk melakukan konfirmasi dan pengecekan.
“Beberapa minggu sebelum kunjungan, kita juga mengirimkan tim di mana di dalamnya terdapat Dirjen Kebudayaan karena saya berkonsultasi juga dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,” katanya.
Mendikbud kemudian mengutus Dirjen Kebudayaan bersama ahli dari Indonesia untuk melakukan pengecekan.
Dari situ kemudian dapat dikonfirmasi secara resmi bahwa keris tersebut adalah keris milik Pangeran Diponegoro.
“Kemudian dikembalikan ke Indonesia,” kata Retno.
Rencananya keris tersebut akan disimpan dengan baik di museum.
Keris Pangeran Diponegoro memang dikabarkan sempat hilang dan pada akhirnya ditemukan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda, setelah melalui penelitian panjang dan mendalam yang juga diperkuat ahli dari dua negara; Belanda dan Indonesia.
Sebelumnya, keris itu didapatkan Pemerintah Belanda saat penangkapan Pangeran Diponegoro setelah perang besar antara 1825-1830. Kolonel Jan-Baptist Cleerens kemudian memberikan keris Pangeran Diponegoro itu sebagai hadiah untuk Raja Willem I pada 1831.
Keberadaan keris tersebut sempat menjadi teka-teki setelah Koninklijk Kabinet van Zeldzaamheden (KKZ) bubar. KKZ merupakan tempat koleksi khusus kabinet Kerajaan Belanda.
Momentum kunjungan Raja dan Ratu Belanda menjadi kesempatan yang baik bagi Pemerintah Belanda untuk mengembalikan benda pusaka tersebut kepada Indonesia.
Baca juga: Keris Pangeran Diponegoro dikembalikan Raja Belanda ke Presiden Jokowi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
“Itu adalah pengembalian dari keris Diponegoro yang sebenarnya prosesnya sudah cukup lama,” kata Menlu Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Ia mengatakan, proses yang dijalani di antaranya riset atau penelitian untuk memastikan keabsahan bahwa benar keris tersebut adalah keris Diponegoro atau milik Pangeran Diponegoro.
Riset yang dimaksud itu dilakukan oleh dua pihak, yakni Indonesia dan Belanda secara bersama-sama.
“Jadi prosesnya tentunya kita melakukan penelitian bersama untuk betul-betul memastikan bahwa keris ini adalah milik Pangeran Diponegoro,” kata Retno.
Proses terakhir, yakni beberapa pekan sebelum kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Indonesia, dikirimkan tim khusus ke Belanda untuk melakukan konfirmasi dan pengecekan.
“Beberapa minggu sebelum kunjungan, kita juga mengirimkan tim di mana di dalamnya terdapat Dirjen Kebudayaan karena saya berkonsultasi juga dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,” katanya.
Mendikbud kemudian mengutus Dirjen Kebudayaan bersama ahli dari Indonesia untuk melakukan pengecekan.
Dari situ kemudian dapat dikonfirmasi secara resmi bahwa keris tersebut adalah keris milik Pangeran Diponegoro.
“Kemudian dikembalikan ke Indonesia,” kata Retno.
Rencananya keris tersebut akan disimpan dengan baik di museum.
Keris Pangeran Diponegoro memang dikabarkan sempat hilang dan pada akhirnya ditemukan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda, setelah melalui penelitian panjang dan mendalam yang juga diperkuat ahli dari dua negara; Belanda dan Indonesia.
Sebelumnya, keris itu didapatkan Pemerintah Belanda saat penangkapan Pangeran Diponegoro setelah perang besar antara 1825-1830. Kolonel Jan-Baptist Cleerens kemudian memberikan keris Pangeran Diponegoro itu sebagai hadiah untuk Raja Willem I pada 1831.
Keberadaan keris tersebut sempat menjadi teka-teki setelah Koninklijk Kabinet van Zeldzaamheden (KKZ) bubar. KKZ merupakan tempat koleksi khusus kabinet Kerajaan Belanda.
Momentum kunjungan Raja dan Ratu Belanda menjadi kesempatan yang baik bagi Pemerintah Belanda untuk mengembalikan benda pusaka tersebut kepada Indonesia.
Baca juga: Keris Pangeran Diponegoro dikembalikan Raja Belanda ke Presiden Jokowi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020