Gerakan hijrah yang kini terus merebak hingga memunculkan sejumlah komunitas hijab di Kota Bandung, turut mempengaruhi iklim bisnis fesyen muslim yang kian digandrungi.
Vice President El Corps (Elzatta Hijab), Tika Mulya mengatakan gerakan hijrah itu mendorong orang-orang untuk lebih konsisten dalam berbusana muslim. Sehingga menurutnya hal tersebut berdampak pada meningkatnya produksi usahanya.
"Orang-orang sekarang makin memerhatikan dengan apa yang dipakai, apa yang dimakan, apa diaplikasikan ke badan, gaya hidup sesuai syariat," kata Tika saat ditemui pada pembukaan Galeri Elzatta & Elzatta Cafe, di Jalan R.E Martadinata, Jumat.
Selain itu, kata dia, iklim usaha yang berbasis digital juga cukup menyumbang peran dalam meningkatkan bisnis fesyen musilm. Menurutnya kini orang-orang cukup mudah untuk berbelanja melalui gawainya masing masing
"Memang secara nominal terbukti market online ada dan besar. Dari tahun 2018 hingga tahun 2019 peningkatan penjualan online 10 kali lipat," kata dia.
Apalagi, industri fesyen muslim Indonesia memang disebut-sebut bisa menjadi kiblat busana muslim dunia. Banyak brand muslim Indonesia yang lahir dengan beragam artikel fesyen yang modern, salah satunya Elzatta Hijab yang khas dengan motif floral.
Di awal tahun 2020 ini, Elzatta Hijab meluncurkan dua koleksi terbaru untuk para pemakai hijab. Koleksi Ampupu dan Puspawana mendominasi sebagian sudut pada toko terbaru Elzatta Hijab yang berlokasi di Jalan L.L.R.E Martadinata, Kota Bandung.
Menurut Tika, usahanya tersebut masih belum menyentuh ranah ekspor. Namun, kata dia, produk busana muslim nya tersebut sudah ada permintaan dari negara yang juga didominasi oleh umat muslim.
"Jadi ada seperti agen, dia membeli produk dari kami, lalu dijual di Malaysia, ada pembeli luar negeri dari Malaysia," kata dia.
Dengan fenomena tersebut, ia mengatakan akan terus menyiapkan produk yang dibutuhkan oleh pasar seiring merebaknya gelombang hijrah di kalangan generasi muda.
"Kita sebenarnya fokusnya kita ingin jadi brand kebanggan Indonesia, memperkuat di dalam dulu. Karena market Indonesia cukup banyak dengan gelombang hijrah yang terjadi sekarang," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Vice President El Corps (Elzatta Hijab), Tika Mulya mengatakan gerakan hijrah itu mendorong orang-orang untuk lebih konsisten dalam berbusana muslim. Sehingga menurutnya hal tersebut berdampak pada meningkatnya produksi usahanya.
"Orang-orang sekarang makin memerhatikan dengan apa yang dipakai, apa yang dimakan, apa diaplikasikan ke badan, gaya hidup sesuai syariat," kata Tika saat ditemui pada pembukaan Galeri Elzatta & Elzatta Cafe, di Jalan R.E Martadinata, Jumat.
Selain itu, kata dia, iklim usaha yang berbasis digital juga cukup menyumbang peran dalam meningkatkan bisnis fesyen musilm. Menurutnya kini orang-orang cukup mudah untuk berbelanja melalui gawainya masing masing
"Memang secara nominal terbukti market online ada dan besar. Dari tahun 2018 hingga tahun 2019 peningkatan penjualan online 10 kali lipat," kata dia.
Apalagi, industri fesyen muslim Indonesia memang disebut-sebut bisa menjadi kiblat busana muslim dunia. Banyak brand muslim Indonesia yang lahir dengan beragam artikel fesyen yang modern, salah satunya Elzatta Hijab yang khas dengan motif floral.
Di awal tahun 2020 ini, Elzatta Hijab meluncurkan dua koleksi terbaru untuk para pemakai hijab. Koleksi Ampupu dan Puspawana mendominasi sebagian sudut pada toko terbaru Elzatta Hijab yang berlokasi di Jalan L.L.R.E Martadinata, Kota Bandung.
Menurut Tika, usahanya tersebut masih belum menyentuh ranah ekspor. Namun, kata dia, produk busana muslim nya tersebut sudah ada permintaan dari negara yang juga didominasi oleh umat muslim.
"Jadi ada seperti agen, dia membeli produk dari kami, lalu dijual di Malaysia, ada pembeli luar negeri dari Malaysia," kata dia.
Dengan fenomena tersebut, ia mengatakan akan terus menyiapkan produk yang dibutuhkan oleh pasar seiring merebaknya gelombang hijrah di kalangan generasi muda.
"Kita sebenarnya fokusnya kita ingin jadi brand kebanggan Indonesia, memperkuat di dalam dulu. Karena market Indonesia cukup banyak dengan gelombang hijrah yang terjadi sekarang," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020