Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bisa saja tertunda karena terdampak virus corona atau COVID-19.
"Kita belum bisa berandai-andai. Karena kita bisa juga speed up untuk kejar target itu. Tapi kita memang super hati-hati melihat ini. Kita tidak mau komen tapi bisa saja terjadi tertunda (penundaan) kalau berkepanjangan virus corona ini," kata Luhut dalam Coffee Morning bersama media di Jakarta, Selasa.
Selain berimbas pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Luhut mengungkapkan dampak virus corona juga dikhawatirkan menghambat penyelesaian proyek-proyek di kawasan sekitar Morowali, Weda Bay dan Konawe di Indonesia Timur.
Menurut Luhut, saat ini ada proyek miliaran dolar AS yang tengah berlangsung di ketiga wilayah itu diantaranya terkait industri baja tahan karat (stainless steel) hingga carbon steel.
"Itu juga punya dampak penyelesaian proyeknya yang kemudian ekspor yang harusnya tahun ini, ada yang tertunda beberapa bulan, ada yang mungkin sampai akhir tahun atau awal tahun depan," katanya.
Luhut mencontohkan berkurangnya ekspor itu lantaran banyak pekerja asal China di kawasan industri tersebut yang belum kembali ke Indonesia sehingga menyebabkan produksi berhenti sementara.
Ia mengatakan dengan kondisi tersebut, ekspor carbon steel yang seharusnya bisa mencapai 15 miliar dolar AS tahun ini dipastikan tidak memenuhi target.
"Target kita tahun lalu harusnya ekspor kita 12 miliar dolar AS, yang tercapai hanya 8 miliar dolar AS. Tahun ini seharusnya sudah 15 miliar dolar AS atau lebih tetapi pasti tidak akan sampai segitu," kata Luhut
Baca juga: Menhub: Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tidak terganggu wabah corona
Baca juga: KCIC jelaskan dampak virus corona terhadap progres pembangunan kereta cepat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kita belum bisa berandai-andai. Karena kita bisa juga speed up untuk kejar target itu. Tapi kita memang super hati-hati melihat ini. Kita tidak mau komen tapi bisa saja terjadi tertunda (penundaan) kalau berkepanjangan virus corona ini," kata Luhut dalam Coffee Morning bersama media di Jakarta, Selasa.
Selain berimbas pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Luhut mengungkapkan dampak virus corona juga dikhawatirkan menghambat penyelesaian proyek-proyek di kawasan sekitar Morowali, Weda Bay dan Konawe di Indonesia Timur.
Menurut Luhut, saat ini ada proyek miliaran dolar AS yang tengah berlangsung di ketiga wilayah itu diantaranya terkait industri baja tahan karat (stainless steel) hingga carbon steel.
"Itu juga punya dampak penyelesaian proyeknya yang kemudian ekspor yang harusnya tahun ini, ada yang tertunda beberapa bulan, ada yang mungkin sampai akhir tahun atau awal tahun depan," katanya.
Luhut mencontohkan berkurangnya ekspor itu lantaran banyak pekerja asal China di kawasan industri tersebut yang belum kembali ke Indonesia sehingga menyebabkan produksi berhenti sementara.
Ia mengatakan dengan kondisi tersebut, ekspor carbon steel yang seharusnya bisa mencapai 15 miliar dolar AS tahun ini dipastikan tidak memenuhi target.
"Target kita tahun lalu harusnya ekspor kita 12 miliar dolar AS, yang tercapai hanya 8 miliar dolar AS. Tahun ini seharusnya sudah 15 miliar dolar AS atau lebih tetapi pasti tidak akan sampai segitu," kata Luhut
Baca juga: Menhub: Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tidak terganggu wabah corona
Baca juga: KCIC jelaskan dampak virus corona terhadap progres pembangunan kereta cepat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020