Pedagang rempah-rempah yang berjualan di pasar tradisional Kota Sukabumi, Jawa Barat mengandalkan pasokan bawang putih dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk memenuhi permintaan akibat pasokan dari China hingga saat ini kosong.
"Bawang putih yang kami jual saat ini kebanyakan berasal dari Jateng dan Jatim meskipun masih ada beberapa persediaan yang berasal dari China tapi jumlahnya terbatas," kata pedagang rempah yang berjualan di Lapak Grosir Pasar Stasiun Timur Kota Sukabumi Bastian di Sukabumi, Kamis.
Menurutnya, pascamerebak Virus Corona (2019-nCoV) di China, pasokan komoditas bumbu dapur tersebut kosong walaupun ada masih sisa pasokan yang lama. Sementara, untuk pasokan dari beberapa wilayah Jateng dan Jatim ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dari Cina.
Selain itu, pihaknya juga sudah meminta pasokan dari distributor yang ada di Jakarta, namun jawabannya kosong karena tidak ada kapal kargo dari China yang masuk untuk memasok bawang putih.
Di sisi lain, pedagang dan pembeli pun mempunyai kekhawatiran jika pasokan bawang putih tersebut diimpor dari China karena takut tertular atau membawa virus yang bisa menyebabkan kematian itu.
"Akibat minimnya persediaan, harganya saat ini melonjak drastis seperti pada pekan lalu harganya masih Rp30 ribu/kg sekarang sudah menjadi Rp50 ribu/kg. Tidak menutup kemungkinan harganya bisa kembali naik, karena permintaan di saat persediaan kurang masih tetap dan mengalami penambahan," tambahnya.
Di tempat yang sama, pembeli bawang putih Sujoko berharap kepada pemerintah untuk segera mencarikan solusi terkait naiknya harga bawang putih akibat minimnya pasokan dan persediaan bawang putih di pasaran.
Selain itu, dirinya menyebutkan alangkah baiknya persediaan bawang putih dipasok dari beberapa daerah penghasil komoditas ini di Indonesia, karena baik pedagang khususnya konsumen tidak ingin ada risiko tertular Corona.
Sementara, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan harga khususnya saat ini yang menjadi sorotan adalah bawang putih. Kemudian berkoordinasi dengan Satuan Tugas (Satgas) Pangan untuk antisipasi adanya oknum distributor atau pedagang yang "nakal" seperti penimbunan yang bisa mengakibatkan harganya terus naik dan persediaan menjadi.
"Untuk persediaan bawang putih masih ada di pasaran meskipun jumlahnya berkurang dan kami imbau agar warga tidak panik apalagi sampai melakukan aksi memborong," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Bawang putih yang kami jual saat ini kebanyakan berasal dari Jateng dan Jatim meskipun masih ada beberapa persediaan yang berasal dari China tapi jumlahnya terbatas," kata pedagang rempah yang berjualan di Lapak Grosir Pasar Stasiun Timur Kota Sukabumi Bastian di Sukabumi, Kamis.
Menurutnya, pascamerebak Virus Corona (2019-nCoV) di China, pasokan komoditas bumbu dapur tersebut kosong walaupun ada masih sisa pasokan yang lama. Sementara, untuk pasokan dari beberapa wilayah Jateng dan Jatim ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dari Cina.
Selain itu, pihaknya juga sudah meminta pasokan dari distributor yang ada di Jakarta, namun jawabannya kosong karena tidak ada kapal kargo dari China yang masuk untuk memasok bawang putih.
Di sisi lain, pedagang dan pembeli pun mempunyai kekhawatiran jika pasokan bawang putih tersebut diimpor dari China karena takut tertular atau membawa virus yang bisa menyebabkan kematian itu.
"Akibat minimnya persediaan, harganya saat ini melonjak drastis seperti pada pekan lalu harganya masih Rp30 ribu/kg sekarang sudah menjadi Rp50 ribu/kg. Tidak menutup kemungkinan harganya bisa kembali naik, karena permintaan di saat persediaan kurang masih tetap dan mengalami penambahan," tambahnya.
Di tempat yang sama, pembeli bawang putih Sujoko berharap kepada pemerintah untuk segera mencarikan solusi terkait naiknya harga bawang putih akibat minimnya pasokan dan persediaan bawang putih di pasaran.
Selain itu, dirinya menyebutkan alangkah baiknya persediaan bawang putih dipasok dari beberapa daerah penghasil komoditas ini di Indonesia, karena baik pedagang khususnya konsumen tidak ingin ada risiko tertular Corona.
Sementara, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan harga khususnya saat ini yang menjadi sorotan adalah bawang putih. Kemudian berkoordinasi dengan Satuan Tugas (Satgas) Pangan untuk antisipasi adanya oknum distributor atau pedagang yang "nakal" seperti penimbunan yang bisa mengakibatkan harganya terus naik dan persediaan menjadi.
"Untuk persediaan bawang putih masih ada di pasaran meskipun jumlahnya berkurang dan kami imbau agar warga tidak panik apalagi sampai melakukan aksi memborong," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020