Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, mulai pekan ini akan melakukan pembersihan lahan atau 'land clearing' tempat relokasi para pengungsi korban bencana di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Relokasi sedang kita rencanakan, minggu-minggu ini tahap land clearing," ujar Bupati Bogor Ade Yasin saat hadir dalam rapat koordinasi nasional penanggulangan bencana 2020 di Sentul International Convention Center (SICC) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2).
Menurut dia, proses land clearing yang sudah dipastikan lancar yaitu di lahan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN), karena sudah mendapatkan restu dari PTPN. Sementara lahan lainnya yaitu yang berstatus hak guna usaha (HGU) masih perlu tahap musyawarah.
"Hari Rabu kita undang pemilik lahan HGU ke Pemda, lokasinya di desa (calon tempat relokasi) yang tidak termasuk zona merah," kata wanita yang menjabat sebagai Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Barat itu.
Ade Yasin memperkirakan, total kebutuhan lahan sesuai dengan jumlah warga yang akan direlokasi yaitu seluas 81,7 hektare, dengan rincian 20,48 hektare tanah PTPN VIII Cikasungka, 59,5 hektare tanah perusahaan bukan milik PTPN VIII, dan 1,72 hektare tanah milik masyarakat.
Ia mengatakan para pengungsi yang kini masih tinggal di hunian sementara (huntara), segera direlokasi ke hunian tetap (huntap) yang fisiknya akan dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Demi kenyamanan masyarakat, hunian sementara yang layak menjadi prioritas kami, dan pembangunan hunian tetap dipersiapkan selesai sebelum bulan ramadhan,” kata Ade Yasin.
Sembari menunggu bangunannya rampung, masing-masing keluarga akan diberikan dana bantuan Rp500 ribu perbulan. Sementara, bagi pengungsi yang tidak direlokasi, akan diberikan bantuan sesuai tingkat kerusakan rumahnya. Bantuan Rp10 juta untuk pemilik rumah rusak ringan, Rp25 juta untuk pemilik rumah rusak sedang, dan Rp50 juta untuk pemilik yang rumahnya rusak berat.
Berdasarkan hasil rekap data terakhir, bencana banjir dan longsor yang terjadi pada Rabu (1/1) itu menyisakan 14.010 pengungsi yang berasal dari empat kecamatan. Dari Kecamatan Cigudeg sebanyak 922 orang, Kecamatan Sukajaya sebanyak 9.926 orang, Kecamatan Nanggung sebanyak 3.121 orang, dan Kecamatan Jasinga sebanyak 41 orang.
Pasalnya, peristiwa di awal tahun 2020 itu banyak menyebabkan kerusakan materil, khusus bangunan rumah ada sebanyak 1.092 unit rusak berat, 1.625 unit rusak sedang, dan 1.334 unit rusak ringan.
Kejadian tersebut juga menelan korban jiwa sebanyak delapan orang, dan tiga orang hilang yang kini sudah dinyatakan meninggal meninggal dunia. Kemudian, 12 orang mengalami luka berat, dan 517 orang mengalami luka ringan.
Baca juga: Tiga desa di Sukajaya rawan longsor, warga direlokasi ke tempat lain
Baca juga: Warga Sukajaya Bogor: Seperti mimpi ya Presiden Jokowi datang ke sini
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Relokasi sedang kita rencanakan, minggu-minggu ini tahap land clearing," ujar Bupati Bogor Ade Yasin saat hadir dalam rapat koordinasi nasional penanggulangan bencana 2020 di Sentul International Convention Center (SICC) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2).
Menurut dia, proses land clearing yang sudah dipastikan lancar yaitu di lahan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN), karena sudah mendapatkan restu dari PTPN. Sementara lahan lainnya yaitu yang berstatus hak guna usaha (HGU) masih perlu tahap musyawarah.
"Hari Rabu kita undang pemilik lahan HGU ke Pemda, lokasinya di desa (calon tempat relokasi) yang tidak termasuk zona merah," kata wanita yang menjabat sebagai Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Barat itu.
Ade Yasin memperkirakan, total kebutuhan lahan sesuai dengan jumlah warga yang akan direlokasi yaitu seluas 81,7 hektare, dengan rincian 20,48 hektare tanah PTPN VIII Cikasungka, 59,5 hektare tanah perusahaan bukan milik PTPN VIII, dan 1,72 hektare tanah milik masyarakat.
Ia mengatakan para pengungsi yang kini masih tinggal di hunian sementara (huntara), segera direlokasi ke hunian tetap (huntap) yang fisiknya akan dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Demi kenyamanan masyarakat, hunian sementara yang layak menjadi prioritas kami, dan pembangunan hunian tetap dipersiapkan selesai sebelum bulan ramadhan,” kata Ade Yasin.
Sembari menunggu bangunannya rampung, masing-masing keluarga akan diberikan dana bantuan Rp500 ribu perbulan. Sementara, bagi pengungsi yang tidak direlokasi, akan diberikan bantuan sesuai tingkat kerusakan rumahnya. Bantuan Rp10 juta untuk pemilik rumah rusak ringan, Rp25 juta untuk pemilik rumah rusak sedang, dan Rp50 juta untuk pemilik yang rumahnya rusak berat.
Berdasarkan hasil rekap data terakhir, bencana banjir dan longsor yang terjadi pada Rabu (1/1) itu menyisakan 14.010 pengungsi yang berasal dari empat kecamatan. Dari Kecamatan Cigudeg sebanyak 922 orang, Kecamatan Sukajaya sebanyak 9.926 orang, Kecamatan Nanggung sebanyak 3.121 orang, dan Kecamatan Jasinga sebanyak 41 orang.
Pasalnya, peristiwa di awal tahun 2020 itu banyak menyebabkan kerusakan materil, khusus bangunan rumah ada sebanyak 1.092 unit rusak berat, 1.625 unit rusak sedang, dan 1.334 unit rusak ringan.
Kejadian tersebut juga menelan korban jiwa sebanyak delapan orang, dan tiga orang hilang yang kini sudah dinyatakan meninggal meninggal dunia. Kemudian, 12 orang mengalami luka berat, dan 517 orang mengalami luka ringan.
Baca juga: Tiga desa di Sukajaya rawan longsor, warga direlokasi ke tempat lain
Baca juga: Warga Sukajaya Bogor: Seperti mimpi ya Presiden Jokowi datang ke sini
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020