Humas PT Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC), Deny Yusdiana menyebut bahwa pasien yang diduga terpapar Virus Corona hingga diisolasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung adalah salah seorang pekerjanya.
Menurut dia penanganan kesehatan dari RS Cahya Kawaluyaan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) hingga dirujuk ke RSHS adalah prosedur preventif dalam menangani karyawan yang sedang sakit.
"Jadi semua pekerja yang menunjukkan gejala demam dan flu serta memiliki riwayat perjalanan keluar negeri maka manajemen kereta cepat langsung memintakan segera dirujuk ke rumah sakit agar segera ditangani,” kata Deny, Senin.
Menurut Deny, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) telah menerapkan prosedur pemeriksaan kesehatan bagi segenap tenaga kerja yang bergabung. Bahkan hal tersebut, kata dia, telah diterapkan sebelum wabah Corona menyebar.
Selain itu, menurutnya sejak awal terjadinya wabah Corona, PT KCIC selaku pemilik proyek KCJB telah memberlakukan prosedur screening berupa pemeriksaan kesehatan bagi seluruh karyawan KCIC dan seluruh kontraktor KCJB yang baru tiba dari perjalanan luar negeri.
Antisipasi lainnya, menurut dia juga mewajibkan pekerja untuk menggunakan masker dan juga tindakan-tindakan lainnya sesuai imbauan Kementerian Kesehatan.
“Saat ini Manajemen KCIC bekerja sama dengan seluruh kontraktor yang terlibat dalam proyek KCJB untuk terus melakukan monitoring terhadap TKA yang keluar masuk proyek termasuk dengan update kondisi kesehatannya,” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Utama RSHS Bandung Nina Susana menyebut gejala yang dialami salah seorang pasien WNA asal Tiongkok berinisial HG (35) itu berupa flu atau infeksi saluran pernafasan atas akut. Pasien tersebut, kata dia, merupakan rujukan dari RS Cahya Kawaluyaan, Padalarang.
"Dari pemeriksaan didapatkan pasien tersebut keadaan umumnya baik, kesadarannya baik tanda vitalnya baik. Panas badan dalam rujukan itu 37,7 derajat celcius. Tapi pada saat diperiksa itu hanya 36 derajat celcius," kata Nina, Senin.
Nina mengatakan pasien HG tersebut dimasukkan ke ruang isolasi karena memiliki riwayat berpergian ke Tiongkok. Menurut dia lokasi yang didatangi oleh HG memiliki jarak 1.300 kilometer dari Kota Wuhan yang menjadi tempat kemunculan Virus Corona.
Baca juga: RSHS Bandung benarkan sedang isolasi dua pasien WNA asal Tiongkok
Baca juga: RSHS Bandung belum pastikan dua pasien isolasi terpapar virus corona
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Menurut dia penanganan kesehatan dari RS Cahya Kawaluyaan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) hingga dirujuk ke RSHS adalah prosedur preventif dalam menangani karyawan yang sedang sakit.
"Jadi semua pekerja yang menunjukkan gejala demam dan flu serta memiliki riwayat perjalanan keluar negeri maka manajemen kereta cepat langsung memintakan segera dirujuk ke rumah sakit agar segera ditangani,” kata Deny, Senin.
Menurut Deny, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) telah menerapkan prosedur pemeriksaan kesehatan bagi segenap tenaga kerja yang bergabung. Bahkan hal tersebut, kata dia, telah diterapkan sebelum wabah Corona menyebar.
Selain itu, menurutnya sejak awal terjadinya wabah Corona, PT KCIC selaku pemilik proyek KCJB telah memberlakukan prosedur screening berupa pemeriksaan kesehatan bagi seluruh karyawan KCIC dan seluruh kontraktor KCJB yang baru tiba dari perjalanan luar negeri.
Antisipasi lainnya, menurut dia juga mewajibkan pekerja untuk menggunakan masker dan juga tindakan-tindakan lainnya sesuai imbauan Kementerian Kesehatan.
“Saat ini Manajemen KCIC bekerja sama dengan seluruh kontraktor yang terlibat dalam proyek KCJB untuk terus melakukan monitoring terhadap TKA yang keluar masuk proyek termasuk dengan update kondisi kesehatannya,” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Utama RSHS Bandung Nina Susana menyebut gejala yang dialami salah seorang pasien WNA asal Tiongkok berinisial HG (35) itu berupa flu atau infeksi saluran pernafasan atas akut. Pasien tersebut, kata dia, merupakan rujukan dari RS Cahya Kawaluyaan, Padalarang.
"Dari pemeriksaan didapatkan pasien tersebut keadaan umumnya baik, kesadarannya baik tanda vitalnya baik. Panas badan dalam rujukan itu 37,7 derajat celcius. Tapi pada saat diperiksa itu hanya 36 derajat celcius," kata Nina, Senin.
Nina mengatakan pasien HG tersebut dimasukkan ke ruang isolasi karena memiliki riwayat berpergian ke Tiongkok. Menurut dia lokasi yang didatangi oleh HG memiliki jarak 1.300 kilometer dari Kota Wuhan yang menjadi tempat kemunculan Virus Corona.
Baca juga: RSHS Bandung benarkan sedang isolasi dua pasien WNA asal Tiongkok
Baca juga: RSHS Bandung belum pastikan dua pasien isolasi terpapar virus corona
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020