Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Emil dimintai tanggapannya oleh wartawan terkait kemunculan dan keberadaan "Sunda Empire" di Bandung yang mirip dengan "Keraton Agung Sejagat".
"Lagi diteliti Polda (Jabar), ini banyak orang stres di Republik ini. Menciptakan ilusi-ilusi yang sering kali romantisme-romantisme sejarah ini ternyata ada orang yang percaya juga menjadi pengikutnya," kata Gubernur Emil menjawab pertanyaan wartawan soal keberadaan "Sunda Empire" di Bandung, Jumat.
Gubernur Emil mengatakan sebelum kemunculan "Sunda Empire" ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat maka tadi malam Kapolda Jabar melaporkan kepada dirinya sedang melakukan penelitian tentang hal tersebut.
"Kalau ada aspek pidana kita akan tindak. Ke warga fokus kita gunakan rasio dalam berkehidupan. Gunakan aturan perundang-undangan jangan percaya terhadap hal hal tidak masuk dalam logika akal sehat," kata dia.
Kabar keberadaan "Sunda Empire" di Bandung yang mirip dengan "Keraton Agung Sejagat" telah mencuat sejak 2018, kata Kepala Bidang Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Kesbangpol Bandung, Sony.
"Jadi 'Sunda Empire; itu kejadiannya 2018. Sudah di tangani dari Kodim. Jadi ini latah aja karena kejadian yang di Purworejo itu. Ini kejadian 2018 itu diramaikan lagi," kata Sony di Bandung, Jumat.
Menurut Sony, "Sunda Empire" tidak terdaftar sebagai organisasi masyarakat oleh Kesbangpol. Sehingga ia menyimpulkan "Sunda Empire" adalah perkumpulan yang ilegal.
Namun sebelumnya, kata dia, keberadaan "Sunda Empire" telah ditangani dan dibubarkan oleh pihak Kodam III/Siliwangi pada 2018 lalu. Pada saat itu, pihaknya memang ikut menelusuri keberadaan "Sunda Empire".
Dengan demikian, ia mengatakan, mereka bersama polisi dan TNI akan selalu mengawasi organisasi ilegal semacam "Sunda Empire". "Pasti (diawasi), itu kan aparat Kepolisian dan TNI yang pasti akan memantau terus pergerakan-pergerakan seperti itu," kata dia.
Sebelumnya, unggahan video tentang "Sunda Empire" sempat beredar pada Kamis (16/1) malam. Selain itu, sejumlah konten mengenai "Sunda Empire" itu menyebar ke masyarakat melalui media sosial.
Salah satu video yang tersebar, berisi tentang sejumlah orang yang mengenakan atribut seperti seragam dan atribut militer lengkap dengan baret dan "tanda pangkat" Salah satu dari mereka ada yang berorasi tentang masa pemerintahan negara-negara yang akan berakhir pada 2020.
Baca juga: Kelompok "Sunda Empire" sempat berkegiatan di taman UPI Bandung
Baca juga: Polda Jabar akan selidiki keberadaan "Sunda Empire" di Bandung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Lagi diteliti Polda (Jabar), ini banyak orang stres di Republik ini. Menciptakan ilusi-ilusi yang sering kali romantisme-romantisme sejarah ini ternyata ada orang yang percaya juga menjadi pengikutnya," kata Gubernur Emil menjawab pertanyaan wartawan soal keberadaan "Sunda Empire" di Bandung, Jumat.
Gubernur Emil mengatakan sebelum kemunculan "Sunda Empire" ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat maka tadi malam Kapolda Jabar melaporkan kepada dirinya sedang melakukan penelitian tentang hal tersebut.
"Kalau ada aspek pidana kita akan tindak. Ke warga fokus kita gunakan rasio dalam berkehidupan. Gunakan aturan perundang-undangan jangan percaya terhadap hal hal tidak masuk dalam logika akal sehat," kata dia.
Kabar keberadaan "Sunda Empire" di Bandung yang mirip dengan "Keraton Agung Sejagat" telah mencuat sejak 2018, kata Kepala Bidang Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Kesbangpol Bandung, Sony.
"Jadi 'Sunda Empire; itu kejadiannya 2018. Sudah di tangani dari Kodim. Jadi ini latah aja karena kejadian yang di Purworejo itu. Ini kejadian 2018 itu diramaikan lagi," kata Sony di Bandung, Jumat.
Menurut Sony, "Sunda Empire" tidak terdaftar sebagai organisasi masyarakat oleh Kesbangpol. Sehingga ia menyimpulkan "Sunda Empire" adalah perkumpulan yang ilegal.
Namun sebelumnya, kata dia, keberadaan "Sunda Empire" telah ditangani dan dibubarkan oleh pihak Kodam III/Siliwangi pada 2018 lalu. Pada saat itu, pihaknya memang ikut menelusuri keberadaan "Sunda Empire".
Dengan demikian, ia mengatakan, mereka bersama polisi dan TNI akan selalu mengawasi organisasi ilegal semacam "Sunda Empire". "Pasti (diawasi), itu kan aparat Kepolisian dan TNI yang pasti akan memantau terus pergerakan-pergerakan seperti itu," kata dia.
Sebelumnya, unggahan video tentang "Sunda Empire" sempat beredar pada Kamis (16/1) malam. Selain itu, sejumlah konten mengenai "Sunda Empire" itu menyebar ke masyarakat melalui media sosial.
Salah satu video yang tersebar, berisi tentang sejumlah orang yang mengenakan atribut seperti seragam dan atribut militer lengkap dengan baret dan "tanda pangkat" Salah satu dari mereka ada yang berorasi tentang masa pemerintahan negara-negara yang akan berakhir pada 2020.
Baca juga: Kelompok "Sunda Empire" sempat berkegiatan di taman UPI Bandung
Baca juga: Polda Jabar akan selidiki keberadaan "Sunda Empire" di Bandung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020