Menteri BUMN Erick Thohir menetapkan Royke Tumilaar sebagai Direktur Utama Bank Mandiri menggantikan Kartika Wirjoatmodjo.
Kepastian Royke sebagai nakhoda baru Bank Mandiri diungkapkan Menteri BUMN Erick Thohir, di Jakarta, Senin. "Pak Royke kan, sudah," kata Erick Thohir, saat menghadiri Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) di sela-sela acara pentas Prestasi Tanpa Korupsi di SMKN 57, Jakarta.
Royke Tumilaar sebelumnya menjabat Direktur Corporate Banking Bank Mandiri sejak Maret 2018.
Penetapan Royke Tumilaar sebagai orang nomor satu di Bank Mandiri kemudian disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Senin (9/12) pukul 14.30 WIB di Plaza Mandiri, Jakarta.
Nama Royke sejak Oktober 2019 santer disebut-sebut menjadi dirut bank berkapitalisasi pasar Rp332,5 triliun itu, setelah kosong ditinggalkan Kartika Wirjoatmodjo yang menjadi Wakil Menteri BUMN.
Royke lahir di Manado tahun 1964. Gelar sarjana ekonomi diraihnya dari Universitas Trisakti tahun 1987. Kemudian tahun 1999 Royke menyelesaikan pendidikan master of business bidang keuangan di University of Technology Sydney.
Royke bukan sosok "orang baru" di Bank Mandiri. Meniti karir sejak tahun 1999, melalui Bank Dagang Negara (BDN), salah satu dari empat bank yang dimerger menjadi Bank Mandiri. Saat itu jabatannya di BDN adalah Analis Kredit Urusan pengawasan dan penelitian kredit.
Tahun 2005 Royke dipercaya menjabat sebagai Department Head Corporate Banking di Bank Mandiri, selanjutnya pada Januari 2007 Group Head Regional Commercial Sales Bank Mandiri, dan pada November 2007 Group Head Regional Commercial Sales I Bank Mandiri.
Setelah dipercaya sebagai Komisaris Mandiri Sekuritas pada tahun 2009, karir Royke semakin bersinar.
Ia mulai masuk jajaran direksi Bank Mandiri, sebagai Direktur Treasury, Finance Institutions and Special Asset Management Bank Mandiri (2011-2015), selanjutnya Direktur Corporate Banking Bank Mandiri (2015-Maret 2017), Direktur Wholesale Banking Bank Mandiri (Maret 2017-Maret 2018).
Sejak Maret 2018 Royke menjabat Direktur Corporate Banking Bank Mandiri, hingga kemudian saat ini dipercaya menduduki jabatan puncak sebagai Dirut Bank Mandiri.
Bank Mandiri merupakan salah satu Bank BUMN terbesar di Tanah Air, dengan laba bersih sebesar Rp20,3 triliun pada kuartal III 2019 naik 11,9 persen (year on year/yoy) dibandingkan periode sama pada 2018 yaitu Rp18,1 triliun.
Saat yang bersamaan, pendapatan bunga bersih tercatat Rp43,9 triliun, naik 8,9 persen dari sebelumnya Rp40,3 triliun.
Sementara itu, penyaluran kredit turut meningkat yaitu hingga September 2019 naik 11,5 persen menjadi Rp806,8 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp723 triliun.
Sementara untuk aset Bank Mandiri per September 2019 mencapai Rp1.275,67 triliun atau naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1.173,65 triliun.
Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri mencapai Rp891,2 triliun atau naik 7,22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp831,2 triliun.
Baca juga: Bank Mandiri cetak laba bersih kuartal III Rp20,3 triliun
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
Kepastian Royke sebagai nakhoda baru Bank Mandiri diungkapkan Menteri BUMN Erick Thohir, di Jakarta, Senin. "Pak Royke kan, sudah," kata Erick Thohir, saat menghadiri Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) di sela-sela acara pentas Prestasi Tanpa Korupsi di SMKN 57, Jakarta.
Royke Tumilaar sebelumnya menjabat Direktur Corporate Banking Bank Mandiri sejak Maret 2018.
Penetapan Royke Tumilaar sebagai orang nomor satu di Bank Mandiri kemudian disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Senin (9/12) pukul 14.30 WIB di Plaza Mandiri, Jakarta.
Nama Royke sejak Oktober 2019 santer disebut-sebut menjadi dirut bank berkapitalisasi pasar Rp332,5 triliun itu, setelah kosong ditinggalkan Kartika Wirjoatmodjo yang menjadi Wakil Menteri BUMN.
Royke lahir di Manado tahun 1964. Gelar sarjana ekonomi diraihnya dari Universitas Trisakti tahun 1987. Kemudian tahun 1999 Royke menyelesaikan pendidikan master of business bidang keuangan di University of Technology Sydney.
Royke bukan sosok "orang baru" di Bank Mandiri. Meniti karir sejak tahun 1999, melalui Bank Dagang Negara (BDN), salah satu dari empat bank yang dimerger menjadi Bank Mandiri. Saat itu jabatannya di BDN adalah Analis Kredit Urusan pengawasan dan penelitian kredit.
Tahun 2005 Royke dipercaya menjabat sebagai Department Head Corporate Banking di Bank Mandiri, selanjutnya pada Januari 2007 Group Head Regional Commercial Sales Bank Mandiri, dan pada November 2007 Group Head Regional Commercial Sales I Bank Mandiri.
Setelah dipercaya sebagai Komisaris Mandiri Sekuritas pada tahun 2009, karir Royke semakin bersinar.
Ia mulai masuk jajaran direksi Bank Mandiri, sebagai Direktur Treasury, Finance Institutions and Special Asset Management Bank Mandiri (2011-2015), selanjutnya Direktur Corporate Banking Bank Mandiri (2015-Maret 2017), Direktur Wholesale Banking Bank Mandiri (Maret 2017-Maret 2018).
Sejak Maret 2018 Royke menjabat Direktur Corporate Banking Bank Mandiri, hingga kemudian saat ini dipercaya menduduki jabatan puncak sebagai Dirut Bank Mandiri.
Bank Mandiri merupakan salah satu Bank BUMN terbesar di Tanah Air, dengan laba bersih sebesar Rp20,3 triliun pada kuartal III 2019 naik 11,9 persen (year on year/yoy) dibandingkan periode sama pada 2018 yaitu Rp18,1 triliun.
Saat yang bersamaan, pendapatan bunga bersih tercatat Rp43,9 triliun, naik 8,9 persen dari sebelumnya Rp40,3 triliun.
Sementara itu, penyaluran kredit turut meningkat yaitu hingga September 2019 naik 11,5 persen menjadi Rp806,8 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp723 triliun.
Sementara untuk aset Bank Mandiri per September 2019 mencapai Rp1.275,67 triliun atau naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1.173,65 triliun.
Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri mencapai Rp891,2 triliun atau naik 7,22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp831,2 triliun.
Baca juga: Bank Mandiri cetak laba bersih kuartal III Rp20,3 triliun
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019