Museum Kipahare yang terletak di Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Jawa Barat yang mengkoleksi berbagai benda peninggalan sejarah Kerajaan Padjajaran dan kehidupan masyarakat Sunda serta zaman prasejarah semakin digandrungi wisatawan mancanegara yang ingin tahu sejarah Sunda.

"Wisatawan yang sudah datang ke museum ini seperti dari Belanda, Jepang, Meksiko, Polandia hingga Spanyol. Mereka datang sendiri ke Museum Kipahare ini dengan bantuan Google Maps," kata Kepala Museum Kipahare Sandi S Wijaya di Sukabumi, Jumat.

Menurut dia, meskipun museum ini baru diresmikan dua tahun lalu atau 2017 dan mendapatkan ijin penyelenggaraan museum Nomor : 432.1 / 115 / Setdis P dan K / I/ 2017 dan diresmikan oleh Wali Kota Sukabumi pada 25 Maret 2017 ternyata gaungnya sudah sampai ke luar negeri.

Tidak hanya turis atau wisatawan asing yang datang tetapi, banyak juga pemerhati kebudayaan seperti dari Belanda yang datang dan belum lama ini juga peneliti dari Jepang datang ke museum yang memilki ratusan peninggalan benda bersejarah.

Adapun benda peninggalan sejarah yang menjadi koleksi museum ini seperti bedog (golok), tombak, keris dan kujang peninggalan Kerajaan Padjajaran. Kemudian ada benda lainnya berupa patung atau arca yang merupakan peninggalan zaman Polenesia.

Benda bersejarah yang menjadi koleksi tidak hanya dari wilayah Jabar atau Kerajaan Padjajaran saja, tetapi ada beberapa koleksi pusaka dari Kesultanan Banten serta Mataram.

Wisatawan yang datang ke museum ini tidak hanya sebatas melihat-lihat atau berfoto saja tetapi, bisa mendapatkan berbagai pengetahuan terkait sejarah Sunda karena, sudah ada "guide" yang siap mendampingi turis yang ingin mengetahui sejarah Sunda.

Sementara, Pengelola Bidang Promosi dan Pemasaran Museum Kipahare Fawazia Widinilah mengatakan untuk mempromosikan keberadaan museum ini selain mensosialisasikan melalui media sosial juga menyelenggarakan berbagai kegiatan adat Sunda sehingga, ini menjadi daya tarik tersendiri.

Benda peninggalan sejarah yang menjadi koleksi museum ini tidak hanya hasil penemuan di alam ada juga yang diberikan dari kolektor benda bersejarah baik dari dalam maupun luar Sukabumi.

"Museum ini pun memiliki berbagai program yang bisa dimanfaatkan oleh siapapun untuk meningkatkan pengetahuan terkait sejarah Sunda dan kerajaan lainnya dan untuk masuk ke museum ini seluruhnya gratis," katanya. (KR-ADR)

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019