Seksi Pemadam Kebakaran Badan Penanggulangan Benana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Jawa Barat menyebutkan 99 persen hydrant yang terpasang di sejumlah titik sudah tidak berfungsi lagi.
"Dari 34 titik hydrant yang ada di Kota Sukabumi hanya satu saja yang berfungsi yakni di depan Bank Mandiri, Jalan Jendral Sudirman, Kecamatan Warudoyong," kata Kasi Damkar BPBD Kota Sukabumi Iskandarsyah di Sukabumi, Jumat.
Menurutnya, keberadaan hydrant tersebut sebenarnya sangat penting apalagi yang terpasang di pusat-pusat perbelanjaan, keramaian masyarakat, perbankkan, ekonomi dan lainnya sehingga jika terjadi kebakaran di lokasi itu bisa dengan cepat mendapatkan pasokan air untuk memadamkan api.
Seperti pada kasus kebakaran Pasar Pelita beberapa tahun lalu, petugas Damkar harus mengambil air dari sumber air yang cukup jauh dan bolak-balik ke lokasi kebakaran. Padahal di sekitar kejadian terdapat beberapa hydrant namun tidak bisa digunakan.
Adapun faktor yang menjadi penyebab hampir seluruh hydrant tidak berfungsi karena sumber airnya berasal dari PDAM Kota Sukabumi yang dimana persediaan air tersebut juga untuk melayani pelanggannya.
Sehingga jika terjadi kebakaran kemungkinan dan menggunakan hydrant ada pelanggan PDAM yang tidak kebagian air karena digunakan untuk memadamkan api, apalagi saat ini musim kemarau yang debit airnya semakin berkurang.
"Hydrant merupakan salah satu sistem untuk mempercepat dalam upaya pemadaman kebakaran dan keberadaannya sangat penting khususnya di pusat perbelanjaan dan keramaian," tambahnya.
Iskandarsyah mengatakan untuk di permukiman penduduk sudah ada beberapa hydrant yang terpasang yang merupakan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI yang dinamakan hydrant "Rahmatan Lil Alamin".
Hydrant tersebut saat ini sudah terpasang di sekitar 90 titik di tingkat RT dan RW yang tersebar di seluruh kecamatan. Dan ke depannya pembangunan hydrant seperti ini akan menjadi program utama pihaknya di tahun depan, mengingat angka kasus kebakaran di kota ini cukup tinggi apalagi titik kawasan padat penduduk cukup banyak.
Baca juga: Sepanjang Januari-September terjadi 627 bencana di Sukabumi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Dari 34 titik hydrant yang ada di Kota Sukabumi hanya satu saja yang berfungsi yakni di depan Bank Mandiri, Jalan Jendral Sudirman, Kecamatan Warudoyong," kata Kasi Damkar BPBD Kota Sukabumi Iskandarsyah di Sukabumi, Jumat.
Menurutnya, keberadaan hydrant tersebut sebenarnya sangat penting apalagi yang terpasang di pusat-pusat perbelanjaan, keramaian masyarakat, perbankkan, ekonomi dan lainnya sehingga jika terjadi kebakaran di lokasi itu bisa dengan cepat mendapatkan pasokan air untuk memadamkan api.
Seperti pada kasus kebakaran Pasar Pelita beberapa tahun lalu, petugas Damkar harus mengambil air dari sumber air yang cukup jauh dan bolak-balik ke lokasi kebakaran. Padahal di sekitar kejadian terdapat beberapa hydrant namun tidak bisa digunakan.
Adapun faktor yang menjadi penyebab hampir seluruh hydrant tidak berfungsi karena sumber airnya berasal dari PDAM Kota Sukabumi yang dimana persediaan air tersebut juga untuk melayani pelanggannya.
Sehingga jika terjadi kebakaran kemungkinan dan menggunakan hydrant ada pelanggan PDAM yang tidak kebagian air karena digunakan untuk memadamkan api, apalagi saat ini musim kemarau yang debit airnya semakin berkurang.
"Hydrant merupakan salah satu sistem untuk mempercepat dalam upaya pemadaman kebakaran dan keberadaannya sangat penting khususnya di pusat perbelanjaan dan keramaian," tambahnya.
Iskandarsyah mengatakan untuk di permukiman penduduk sudah ada beberapa hydrant yang terpasang yang merupakan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI yang dinamakan hydrant "Rahmatan Lil Alamin".
Hydrant tersebut saat ini sudah terpasang di sekitar 90 titik di tingkat RT dan RW yang tersebar di seluruh kecamatan. Dan ke depannya pembangunan hydrant seperti ini akan menjadi program utama pihaknya di tahun depan, mengingat angka kasus kebakaran di kota ini cukup tinggi apalagi titik kawasan padat penduduk cukup banyak.
Baca juga: Sepanjang Januari-September terjadi 627 bencana di Sukabumi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019