Koperasi perikanan Mina Bahari di Indramayu dan PT Aruna Industri Bintan di Bintan akan menjalin kemitraan untuk membangun pabrik tepung protein ikan berkapasitas produksi 20 ton per bulan.

Sekretaris Koperasi Mina Bahari Royani di Indramayu, Sabtu, mengatakan Koperasi Mina Bahari akan berinvestasi membangun pabrik dengan nilai Rp 11,9 miliar, menyediakan bahan baku dan tenaga kerja.

“Adapun PT Aruna bertindak sebagai jaminan pemasaran, penyedia teknologi, dan pendampingan,” katanya.

Ia mengatakan pihaknya sangat optimistis dengan rencana pembangunan pabrik tersebut. Koperasi beranggotakan 325 orang yang berprofesi nelayan itu sangat menantikan pabrik tersebut.

Pembangunan pabrik dinilai akan meningkatkan pendapatan nelayan sekaligus mendorong pengembangan koperasi.

“Koperasi sedang mengajukan pembiayaan ke Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM untuk investasi tersebut. Kami mengharapkan pendanaan tersebut dapat segera cair agar pembangunan pabrik cepat terealisasi, rencananya Oktober 2019. Semua persyaratan pengajuan yang dibutuhkan sudah kami penuhi,” kata Royani.

Royani mengemukakan koperasi sudah menyiapkan lahan untuk pabrik dan juga menjamin ketersediaan ikan untuk kebutuhan bahan baku tepung protein ikan.

“Jenis ikan yang dibutuhkan untuk membuat tepung protein ikan adalah ikan pirik. Ikan kecil yang tidak ada insangnya. Harganya juga sangat murah,” kata Royani.

Koperasi Mina Bahari sebagai pengelola Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Eretan Kulon menerima jenis ikan pirik hasil tangkapan nelayan setiap hari dalam jumlah yang sangat banyak.

Bahkan, ikan pirik kerap tidak terserap habis jika hasil tangkapan melimpah, akhirnya kadang terbuang atau dijadikan ikan asin.

Harga ikan ini relatif sangat murah, sekitar Rp1.500-Rp3000 per kilogram. Menurutnya, jika pabrik terealisasi, harga ikan bisa terjamin yang dampaknya meningkatkan pendapatan nelayan.

“Nelayan akan mendapat jaminan harga yang lebih baik dan ikan terserap habis oleh pabrik. Ini akan mendorong semangat nelayan menangkap ikan dan kesejahteraan nelayan,” kata Royani.

Dirut LPDB KUMKM Braman Setyo mengatakan pengajuan kredit oleh Koperasi Mina Bahari kini sedang diproses tim analisis.

"Sudah lolos dari desk review dan pekan ini akan dilakukan on the spot checking ke Indramayu," kata Braman.

Menurut Braman, jumlah pembiayaan yang akan diberikan berdasarkan hasil verifikasi data seluruhnya termasuk data lapangan. Hal itu akan diputuskan dalam forum komite pinjaman yang dipimpin oleh Dirut LPDB KUMKM.

Dirut PT Aruna Industri Bintan Yogi Arrie mengatakan dalam kerja sama antara koperasi dan perusahaan adalah mitra sejajar. Kemitraan ditargetkan akan mendorong pengembangan koperasi dalam merintis industri perikanan.

“Dalam kemitraan ini, perusahaan akan menjadi bertindak sebagai menajemen operasional, penyedia teknologi, manajamen cash flow dan menjamin pasar,” kata Yogi.

Seluruh produksi tepung protein ikan tersebut akan diserap seluruhnya oleh Aruna. Seluruh produk tepung protein ikan tersebut akan dipasok ke Kimia Farma.

Pihaknya sudah mengadakan MoU dengan Kimia Farma untuk memasok 80 ton protein ikan per bulan.

Yogi menjelaskan, jenis ikan yang dibutuhkan untuk bahan baku tepung protein ikan adalah harus memiliki kandungan minyak rendah, isi perut sedikit dan harganya murah atau low cost economy.

Jenis ikan ini jumlah tangkapannya banyak tapi tidak terserap. Ia memperkirakan, untuk produksi 20 ton tepung protein ikan memerlukan 70 ton bahan baku ikan.

Tepung protein ikan sangat dibutuhkan sebagai makanan yang kaya gizi.

Aruna sendiri sudah memproduksi tepung protein ikan, namun jumlahnya sangat terbatas. Produk hilir tepung protein ikan berupa biskuit, mie instan, penyedap rasa, dan susu yang dapat menambah massa otot dan mengurangi berat badan.

Untuk itu, Yogi akan menjajaki kemitraan dengan koperasi perikanan lainnya, antara lain di Subang, Pekalongan, Cilacap, Rokan Hilir dan Tanjung Jabung Timur agar produksi tepung protein ikan dapat terpenuhi.



 

Pewarta: Hanni Sofia

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019